EMPAT BELAS

68 5 0
                                    

"OI BRO!!."

"Monyet babi sialan bara kontol!!." Latah Ari begitu bara tiba-tiba meneriakinya dari Belakang, membuat rokok yang baru saja ia bakar terjatuh untung saja tidak patah.

"HAHAHHAHAHAHAHHA."

"Diem!, Ga ada yang lucu!." Maki nya. Untung saja jantung nya sehat walfiat jika tidak...

"HAHA..Lo sih, tumben banget bengong Kesambet mampus."

Ari tidak menggubris perkataan bara yang menurutnya tidak berguna, ia lebih memilih membakar puntung rokok yang sempat mati tadi.

Sekarang emang waktunya istirahat, sebagian murid sudah berhamburan keluar hanya tinggal beberapa orang yang menetap di kelas.

"Berani banget ngeroko di kelas, ketahuan guru mati Lo." omel bara. Dengan santainya ia merebut rokok tersebut lalu mematahnya,Ia tahu temannya ini jika sudah memegang rokok maka ia sedang dalam keadaan tidak baik.

"Apaan sih Lo." Ari menatap bara sarkas.

"Lo yang apaan, ada masalah itu cerita." Bara mencoba meredam emosi nya, Ari jika sudah begini bakal ngalahin cewe pms.

"Kenapa Lo?." Tanya bara lagi,karna Ari hanya mendiaminya.

"Gue liat Dinda jalan-"

"HAHAHHAHAHAHAHHA SUMPAH GUE KIRA APAAN!." Bara memegangi perutnya yang keram dan air mata yang keluar dari sudut, rasanya sangat menggelitiknya sampai susah untuk menahan ketawa.

Heii!!! Ari si buaya mujair bisa galau juga sama satu cewek. Astaga Jangan-jangan si Ipin udah gak botak?!.

"Sumpah riii, Lo galau hanya karna cewek?, mana ceweknya Dinda lagi hahahha." Ternyata ketawanya belum juga berakhir gaes, membuat Ari serasa ingin menceburin bara ke got sekarang juga.

"Males gue cerita sama Lo!, Aka mana?." Yang di tanya malah cengengesan. Mencoba menahan diri supaya tidak ngereog lagi, apalagi melihat wajah Ari sudah menyerupai tukang begal.

"Heheh santai dong, eh btw Lo beneran suka sama Dinda si kutu buku?." Tanya bara mengintrogasi.

"Gatau." Ari belum yakin dengan perasaan nya, tapi ia marah jika melihat cewek itu berduaan dengan cowok.

"Apa yang buat Lo suka sama dia? Secara dia mis-"

"Anjing!, Gue gak suka cara Lo menatap orang dari gendernya. Jangan mentang-mentang keluarga Lo berada Lo bisa seenaknya." Tegur Ari, tidak menyangka dengan pikiran sahabat nya itu.

Sedangkan bara menyentil jidat Ari gemass.

"Suudzon Lo, dengerin dulu lanjutannya jangan kebiasaan motong kalo orang bicara!."

"Lalu maksud Lo apa?!." Tanya Ari dengan nada tidak santai.

"Maksud gue ya, ekhem dia kan rajin,pintar, Sholehah, ya mana bisa sama Lo yang ahli neraka gini." jawab bara yang ada benarnya.

"Babi Lo udah ngeles mana ngatain!." Maki Ari tidak terima di katain ahli neraka ya walaupun iya juga, tapi kan ia mau tobat!.

"Fakta juga!."

"Diem Lo! Jangan sok alim, solat aja cuma Zuhur doang itupun karna diwajibkan solat berjamaah di skolah!."

"Bangke jangan diperjelas juga, kedengaran sama fans gue awas Lo!." panik bara memperhatikan sekeliling untung Masi sepi.

"Malu tuh sama tuhan, bego dipelihara!."

Bara menatap Ari jengkel, ya begitulah Ari kadang sesat kadang jadi ustadz dadakan.

"Gimana kalo kita taruhan" ucap bara tiba-tiba selintas ide lewat di otaknya. Eh punya otak bar?..

"Taruhan gimana?, Btw Aka mana ngilang e tu orang." tanya Ari, terakhir melihat teman nya yang satu itu pas jam pergantian pelajaran.

ARESKA [ON GOING]Место, где живут истории. Откройте их для себя