Bastian melumat bibir narez, dan dia duduk dipangkuan narez. Dan mengalungkan tangannya di leher sang kekasih. Dan sang kekasih melingkarkan kedua tangannya pada pinggang bastian.

Mereka berdua memejamkan mata, saling menikmati satu sama lain. Dan memperdalam lumatannya.

Lidah narez melesak untuk mendekat ke lidah bastian, ia hisap. Sampai sang empu melenguh.

"Hnggh.."

Lumatan mereka berhenti, karena ada yang menelepon dari ponsel bastian.

"eungg narez!" Bastian beranjak dari pangkuan narez, sementara sang kekasih tertawa kecil.

Bastian segera keluar dari pintu kediaman narez, dan mengambil pesanan mereka.

.
.
.
.

"tadaa! aku pesen soto sama batagor!" Bastian mengangkat plastik yang berisi makanan tersebut.

Dan ia sajikan pada narez yang sudah merengek kelaparan.

Mata narez langsung berbinar binar.

"iyann suapin ya??" Narez kembali merengek.

Sementara bastian hanya menghela napas, kenapa kekasihnya ini menjadi manja? Mungkin ini efek samping obat yang diteguk narez.

Dan mereka pun menikmati makanannya dengan tentram.

.

Selesai menyantap makanan, bastian mulai mencuci piring.

Ia bawa piring tersebut ke wastafel dan memulainya.

"ayo! Semangat!" Narez yang mendengar tersebut terkekeh dengan kelakuan kekasihnya itu.

Narez beranjak dari duduknya dan mendekati bastian.

Ia memeluk bastian dari belakang, yang sedang mencuci piring.

Ia endus endus leher bastian, dan sesekali ia cumbui.

"ih geli narezaaa!!"

Narez tidak menghiraukan tersebut, ia tetap terus mengendus endus.

Wangi leher bastian sangat menyengat, narez benar benar tidak bisa menahannya.

"n-narez? kok ada yang keras deket bokongku..?" Ucap Bastian dengan kikuk.

.

Hari sudah malam, diluar hujan. Sangat dingin.

Dua sejoli ini sedang asik berpelukan.

Hubungannya asik tuh, author boleh ikut gak?

Mereka menikmati malam hari dengan berpelukan, tidak lupa. Tontonan untuk membawa tidur pun dinyalakan.

Mereka menonton film romance.

Sampailah dimana scene adegan ciuman.

Narez menatap wajah bastian,
"mau ngelakuin yang sama kayak di film?"narez menggoda Bastian.

"narezz...!!" Bastian memekik, dan disertai oleh kekehan sang kekasih.

Tanpa aba aba pun, narez langsung menyambar bibir tebal bastian.

Ia lumat sedalam dalamnya, dan ia mainkan lidah ia dan bastian.

Sampai sang empu melenguh panjang.

Narez menarik pinggang sempit Bastian, dan ia semakin memperdalam lumatannya.

Sampai, 'milik' mereka berdua saling sapa.

Bastian yang merasakan itu hanya membelalakkan matanya.

Ia baru pertama kali merasakan sensasi itu, sangat nikmat. Tapi ia tidak boleh melewati batas.

"shh, ngh.." bastian tidak sengaja melenguh lagi dan membuat 'milik' narez tiba tiba 'terbangun'.

narez melepas lumatan tersebut, dan bastian menatap sayu mata narez.

"narez, punya kamu tegang... Aku takutt!" Narez yang mendengar tersebut hanya mampu terkekeh.

.

Pukul 03.00 narez terbangun, ia mengedarkan pandangannya ke sekitar kamar.

Lamat lamat ia lihat tidak ada Bastian, kemana dia?

Narez turun menuju dapur, ia mengira bahwa bastian sedang ada disitu.

Benar saja, ia lihat bastian sedang mengambil gelas dan mengisinya di dispenser.

"iyaan!! Aku cari kamu ternyata ada disini!" Narez langsung memeluk bastian.

Ia lihat bastian pucat, mungkin ia salah lihat saja.

"kenapa?" Iyan berkata dengan seadanya.

"ayo tidur, udah malem banget ini."ucap narez langsung menarik bastian.

Dan Bastian mengikutinya, narez benar benar menaiki tangga bersama kekasihnya.

Dan ia buka pintu kamar, ia temui bastian keluar dari toilet dengan muka segarnya.

Berbeda dengan yang didapur, terlihat pucat dan tatapan yang kosong.

Narez terkejut, bagaimana bisa ada dua Bastian?

"Iyan..?" Dan saat narez menoleh ke belakang, ia tidak melihat siapa siapa.

Jadi.. milik siapa tangan yang ia gandeng?

Narez dengan gesit masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya.

Ia berdiri dibalik pintu dengan napas yang terengah engah.

"i-iyan.. tadi.. siapa yang aku gandeng?" Narez berbicara dengan gagap.

Bastian yang khawatir langsung berlari menghampiri narez.

"na? kenapa.. cerita sama aku yuk, udah... Sekarang tenangi napas kamu ayo lanjut tidur." Bastian yang mengetahui narez bertingkah seperti itu langsung ia bawa narez kembali lagi ke ranjang.

Narez langsung merebahkan tubuhnya dan bastian juga.

Tanpa basa-basi narez langsung menceritakannya dengan detail.

Ia masing sangat terkejut, ah! Bagaimana bisa. Aku bisa gila.

"udah ya.. jangan nangis lagi ya.. aku elus elus ya? Sini." Narez langsung mendekapkan dirinya pada tubuh bastian.

Ia rengkuh tubuh tersebut, dan ia masuk ke ceruk leher bastian.

Dan Bastian membalasnya dengan elusan di surai dan sedikit kecupan di kening dan rambut narez.

Jujur saja, Bastian sangat kaget. Ia terbangun pukul 02.50 ia sebenarnya hanya ingin buang air kecil namun ia ternyata buang air besar.

Bastian dengar ada suara gagang pintu terbuka, mungkin itu narez sedang melakukan sesuatu.

Nyatanya, betul.

Ia dengar suara teriakan dari bawah, sebelum narez turun.

Dan membuat bulu kuduk bastian berdiri.

Malam malam, seseorang teriak.

Sangat tidak masuk akal.

Bastian cepat cepat membereskan buang air besarnya dan ia kembali.

Saat ia kembali, narez sudah seperti itu.

Ia bisa lihat bagaimana ekspresi narez. Sangat takut dan trauma.

______________________________________

halo, akhirnya aku bisa sempetin update. Maaf ya aku tadi unpub book ini soalnya aku bingung banget.

Jadi makasih ya yang udah vote dan baca!

Ganyangka yang baca mau 600 views!

Makasih ya buat semuanya! Tetap dukung aku terus ya!

Kasih kritik dan saran dicomment, jangan lupa vote.

💖💖💖

Race [JAEMJEN]Where stories live. Discover now