If big baby are tired

Start from the beginning
                                    

Badan Pram bergetar, tak tahan dengan kelelahannya hari ini, ia keluarkan semuanya dengan bersandar di pundak Ayu, "Sayang," ia peluk pinggang Ayu, "aku rindu papa."

Sudah bertahun - tahun sejak kepergian sosok Ayah dalam hidupnya, disaat dirinya merasa lelah sosok yang ia rindukan selalu muncul. Tak peduli sebagaimana hangatnya kehadiran istri dan seorang buah hatinya, rasa rindu terhadap sosok papa akan sangat menyiksa dirinya.

Ayu ikut tak kuat merasakan kerinduan anak terhadap sosok Ayahnya itu, ia coba tenangkan Pram dengan mengelus punggungnya, sambil membisikan, "papa must be proud of you sayang."

"Minggu ini kita jenguk papa ya, Hazel kan belum pernah kesana, kamu juga kangen, aku juga kangen papa, tapi sekarang kita tidur aja, kamu capek banget. "

Pram membangunkan dirinya untuk beristirahat. Mengistirahatkan badan dan tenaganya yang sudah habis karena padatnya aktivitas di hari itu.

...

Dengan kasar Pram merebahkan dirinya di kasur. Ayu mengikutinya di belakang, "Mas kamu lagi badmood ya?" yang ditanya masih sibuk dengan ponselnya, "kurangin brightness - nya kalau diruangan kurang pencahayaan gini," Ayu mengambil paksa ponsel Pram dan menurunkan brightness ponselnya lalu ia kembalikan kembali ke pemiliknya.

"Mau cerita gak? kalau nggak aku tidur nih,"

"Gak papa? kamu capek ya? yaudah tidur duluan aja, aku mau beresin dulu kerjaan dikit,"

"Mas, kamu kenapa sih suka gak mau cerita sama aku, kan aku juga bukan siapa-siapa kamu,"

Pram memiringkan posisi tubuhnya menghadap kearah Ayu, "Sayang, aku tau kamu juga capek, tapi kamu masih bisa nyelesain itu semua tanpa mengeluh, masa aku ngeluh,"

"Mas, denger ya, aku gak cerita bukan aku gak mau ngeluh sama kamu, karena aku masih ngerasa kuat, nah sekarang kamu kalau mau ngeluhin segalanya aku welcome banget mas, aku tau kamu juga capek, kamu kan juga manusia," Ayu masih memaksa Pram untuk mau berbagi penatnya.

Pram memeluk Ayu dan merehatkan dirinya dibalik rambut panjang yang menutupi sebagian kepalanya, "aku juga gak cerita karena aku masih bisa tahan capek ini sayang, kadang kan gak semua capek harus istirahat, bisa aja cuman pelukan gini langsung ilang capeknya."

"Tapi kalau kamu sampe marah-marah ngebentak gitu aku juga takut, janji ya kalau kamu mau ngeluh atau cerita hari ini capek banget bilang aja langsung jangan lampiasin sama bentakan kayak tadi," tutur Ayu dengan nadanya yang sedikit khawatir dengan sikap Pram yang tidak biasa. Biasanya walaupun suasananya sedang tidak baik, ia akan pergi ke teras dan membakar rokok dengan secangkir kopi sampai suasananya kembali baik.

Pram menjauhkan kepala dari pelukan Ayu, menatap istrinya yang menampilkan raut sedih, "Maaf ya sayang, aku kelepasan gara-gara roda raknya itu harus diganti beli baru, maaf ya."

Sebelum mereka tertidur, Hazel terbangun. Sebagai ibu yang sigap, Ayu mengganti popoknya dan menyusuinya untuk membawanya kembali ke alam mimpi. Pram belum memejamkan matanya, ia selalu senang melihat Hazel dengan lahap menikmati asi dari ibunya.

"Hazel nyusu berapa kali sih sehari? "

"Hmmm, berapa ya, 7 apa 6 kali ya, lupa pokoknya sekitar segituan deh,"

"Serius? banyak banget nak," Pram cukup terkejut saat pertama kali tahu berapa kali Hazel meminum Asinya.

"Sini sama aku aja," setelah selesai Pram bergantian menggendong Hazel untuk dipindahkan ke ranjang bayinya di samping ranjang mereka, "Jangan langsung ditidurin, puk pukin dulu biar gak kesedek, gendongnya simpen di pundak gitu loh mas."

Paham dengan maksud dari perintah Ayu, Pram mempukpuk Hazel sebelum kembali dibaringkan di ranjangnya. Dirasa cukup dan Hazel pun sudah kembali terlelap, ia simpan di ranjang bayi lalu melanjutkan istirahatnya.

"Sayang?"

"Hmm."

"Kalau papa masih ada kayaknya dia seneng banget deh ada Hazel. Kayaknya dia bakal lupa kalau aku anaknya," dengan tatapan sendu Pram bercerita. Ayu mendengarkan dengan seksama sambil mengelus punggung Pram di pelukannya. "Papa pengen banget punya anak cewek, tapi karena anaknya cuman aku doang, impiannya jadi pengen punya cucu cewek. Terus sekarang kekabul tapi papa gak bisa lihat Hazel semasa hidupnya."

Pelukannya melonggar, Ayu khawatir saat mendengar nada suaranya yang sedikit bergetar. Sambil ditatap suaminya, Pram berucap, "makasih ya, kamu udah bantu wujudin impian papa," air matanya lolos dari mata lelah Pram.

"Mas...," Ayu peluk lagi badan Pram yang menangis bergetar, "istirahat ya? kamu capek banget ya?"

Terasa anggukan kepala Pram. Tak hentinya Ayu mengelus punggung Pram dan mengecup pucuk kepalanya untuk menangkan Pram. 

My Heart Calls Out For YouWhere stories live. Discover now