Bagian 8

8K 600 30
                                    

Sabtu sore ini, renjun benar-benar di temani jaemin, untuk periksa kandungan. Mereka sekarang sedang berjalan di lorong rumah sakit, menuju ruangan dokter kandungan.

"Selamat sore." Sapa dokter ayu.

"Sore dok." Renjun.

"Silahkan duduk dulu." Dokter ayu.

"Makasih dok." Renjun.

"Pemeriksaan ke 4 ya?" Tanya dokter ayu, sambil melihat buku hamil renjun.

"Yup betul." Renjun.

"Hahaha kamu ini lucu banget sih, makin gemoy pipinya." Dokter ayu.

"Iya dok, makan aku makin banyak." Keluh renjun.

"Ya gak papa dong, bagus buat kamu sama Dede nya." Dokter ayu.

"Iya sih, ganti nya waktu morning sickness, aku kan gak makan apa-apa." Renjun.

"Nah bener tuh, sekarang nikmati aja." Dokter ayu.

"Ayo kita mulai periksa." Dokter ayu berjalan ke arah bangsal, di ikuti renjun dan jaemin.

"Kita liat dedenya dulu ya." Dokter ayu mengoleskan gel, di atas perut renjun.

"Ini dedenya, keliatan gak?" Dokter ayu menjelaskan hal-hal yang terlihat di monitor.

"Dedenya sehat, ayo kita dengerin detak jantungnya." Dokter ayu.

Di Sanah, jaemin terpaku dengan semua hal yang ia lihat. Mulai dari anak nya, yang ia lihat di monitor, lalu detak jantung sang anak, yang berdetak secara beraturan.

Tanpa sadar, jaemin memegang tangan renjun. Ia meremas tangan renjun pelan, sambil menikmati detak jantung sang anak.

"Apa itu benar-benar detak jantung, anak saya?" Tanya jaemin.

"Iya pak, detak jantung nya normal." Dokter ayu.

"Semuanya terlihat sehat, tidak ada hal buruk sama sekali. Renjun sepertinya sangat menjaga dedenya ya, tolong di jaga lagi ya." Dokter ayu.

"Siap dok, aku akan jaga dia. Sampai dia lahir ke dunia ini, dan melihat betapa indahnya dunia." Renjun.

"Kalo gitu saya kasih vitamin nya ya, jangan lupa di minum ok." Dokter ayu menuliskan resep vitamin nya.

"Makasih ya dok, kita pulang dulu." Renjun.

"Hati-hati ya." Dokter ayu.

"Iya." Renjun.

Sepanjang perjalanan, renjun tak melunturkan senyum manis nya. Sambil berjalan, ia terus mengelus perutnya, seperti gemas pada perutnya.

"Kenapa di elus terus? Ada yang sakit?" Tanya jaemin saat mereka sudah menaiki mobil.

"Engga, aku cuman gemes aja." Renjun.

"Gemes?" Jaemin.

"Iya gemes, jadi aku elus-elus terus. Ka Nana mau elus lagi gak?" Tanya renjun.

"Saya sedang menyetir." Jaemin.

"Sebentar aja, tengok dedenya. Emang gak kangen gitu?, Lagian biar dedenya familiar sama elusan ka Nana. Jadi nanti kalo dah lahir, dia tau kalo yang gendong dia itu Daddy nya." Renjun.

Jaemin mengulurkan tangan kirinya, ia kembali mengelus perut renjun. Sepanjang perjalanan, renjun terus saja mengoceh. Ia mengobrol dengan perut nya, tanpa rasa malu di depan jaemin.

"Kamu kayanya suka buah naga banget ya?" Tanya renjun pada perutnya.

"Kamu kok sama kaya aku sih, suka buah naga. Enak ya buah naga nya?" Renjun.

Rahim Sewaanजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें