Untitled Part 1

24 0 0
                                    


Kita adalah manusia yang rela melakukan apa saja untuk menjadi sempurna

Berjuang memang sebuah keharusan, tapi segalanya selalu memiliki keterbatasan. 


Aku hanya ingin berjuang dan mendapatkan apa yang aku inginkan. 

hanya saja semesta selalu lebih baik memutar balikkan cerita menjadi lebih menarik. 


Hanya seorang manusia biasa yang menginginkan segalanya namun selalu dibatasi semesta bahwa apa yang kau dapat hanya sebatas kenyataan dan sisanya hanya angan-angan. 

Kekecewaan kepada dunia, hingga kepada manusia lainnya adalah bagian dari cerita manusia yang ternyata siapa saja akan mengalaminya. 

Tunggu sampai ia berkuasa, keserakahan akan jadi temannya. 
Sudah kita lihat di dunia nyata bagaimana para penguasa memainkan perasaan rakyatnya seolah mereka hanya alat yang tidak berperasaan dan dituntut patuh saja
Bahkan pada setiap kesalahan, kami manusia biasa hanya dipaksa diam saja. 

Tidak ada yang boleh bersuara atas nama bangsa maupun mewakilkan kesejahteraan sesamanya. 

Diam saja, ikuti saja, biar kami lebih sejahtera kalian tidak usah berpikiran terbuka. 
ujarnya. 

Jangankan mendambakan kehidupan yang sejahtera dan terlindungi serta merasa nyaman di negara yang katanya melambangkan kebebasan, meminta bantuan dan perhatian kepada penguasa saja berujung pemerasan. 

Baiklah jika itu mau tuan, kami akan biarkan tuan berbuat seenaknya. 

Biarkan saja tuan bersikap semaunya, menginjak kami dengan sepatu mahalnya. 

Kami akan diam, bersuara juga seperti berada di angkasa. Kedap. 

Biarkan tuan memiliki dunia dan seisinya, berharap saja semoga Tuhan melupakan tuan dan tidak dendam kepada tuan. 

Kami hanya manusia yang tidak punya pikiran dan kritis terhadap opini tuan, keadilan hanya angan dan tak pernah nyata di negara yang katanya berperikemanusiaan yang beradab. Adab siap yang tuan bicarakan tidak pernah ada di dunia yang kejam ini. 

Dasar negara hanya tulisan tanpa makna, 
Sumpah hanya sekedar ada di mulut saja. 
Sisanya biar tuan menghalalkan segala dosa. 
Tuan mengingkan kami beragama dan mandiri, tuan lupa apa yang tuan lakukan adalah bentuk manusia tanpa agama dan tanpa hati seorang manusia. Saya rasa tuan bukan manusia, tapi setengah dewa. 

Akhir kata, saya adalah manusia tanpa makna. 
Menghadapi kehidupan pribadi saja sudah berjuang seperti perang tanpa senjata. 
Bagaimana menghadapi kehidupan yang tuan sendiri ciptakan untuk kesejahteraan keluarga dan anak tuan seorang. 
Saya hanya berharap segalanya lebih baik dan adil entah kapan dan dimana. 
Setidaknya saya masih punya Tuhan dibanding tuan, berbeda satu huruf saja tuan bisa sombong mendahului Tuhan. Bagaimana jika tuan berhadapan dengan Tuhan seorang? Saya akan dengan senang hati menunggu kabar tuan selagi saya berjuang dengan ketidakadilan yang tuan wariskan. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 31, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Apakabar Tuan?Where stories live. Discover now