[Volume 1] Chapter 3: 16th Infantry Division

Start from the beginning
                                    

Indra POV

Setelah latihan gila yang menghabiskan waktu bertahun-tahun di dalam ruangan, aku sekarang sudah cukup siap untuk menghadapi perang di front timur yang sangat-sangat brutal sampai-sampai menewaskan jutaan orang dari kedua belah pihak. Hari ini, aku bersama dengan belasan ribu prajurit dari divisi infanteri ke-16 berada di Warsawa untuk melakukan koordinasi.

Pasukan angkatan darat ke-6 diperintahkan untuk maju membentuk Offensive line di selatan yang memiliki tujuan utama adalah Stalingrad sebagai kota industri paling aktif kedua di Uni Soviet setelah Moscow. Perkiraanku, aku harus bertempur di pertempuran Smolensk terlebih dahulu lalu maju hingga Stalingrad.

Aku hanya bisa berharap dan berusaha supaya aku bisa selamat dari pertempuran yang sengit di front timur, karena aku berada dalam pasukan angkatan darat yang akan benar-benar hancur sepenuhnya dalam perang duniawi kedua dan kalau aku tidak salah ingat, dari 289.000 prajurit yang ada hanya ada ratusan prajurit dari pasukan angkatan angkatan darat ke-6 yang berhasil mencapai ke Berlin.

Lalu jumlah prajurit menjadi veteran hanya berjumlah ratusan orang saja.

"Freid, persiapkan mentalmu karena kita akan menghadapi pertempuran paling brutal dalam sejarah." Ujarku yang Freid anggap agak melantur.

"Drain, aku tahu kalau kau trauma dengan luka yang kau derita saat pertempuran di Prancis. Tapi tolong jangan mengganggu mentalku yang telah aku persiapkan hanya karena kau merasa takut dengan pertempuran mendatang dan seluruh pertempuran itu memang brutal."

"Baiklah.... omong-omong, kau punya permen?" Indra

"Aku punya banyak, kau mau?"

"Aku tidak akan bertanya kalau aku tidak mau." Indra

"Baiklah, ini."

Freid memberikan sebuah permen yang selalu dibawa oleh Freid sebagai pengganti dari rokok yang banyak dibawa oleh prajurit Wehrmacht sebagai pereda stress karena Freid tidak suka dengan rokok dengan alasan pribadinya.

Saat para prajurit Jerman berada di perbatasan Soviet, terdengar suara tembakan meriam yang menandakan mulainya operasi militer terbesar sepanjang sejarah.

*Boom

15 Juli 1941
Uman, Republik Sosialis Ukraina

Indra melihat para pasukan tentara merah yang kocar-kacir karena kurangnya koordinasi diantara pasukan tentara merah yang menunjukkan ketidaksiapan Soviet dalam menghadapi serangan Jerman.

*Dor! dor!

Indra melihat keberadaan beberapa prajurit Soviet yang mengoperasikan senapan mesin DP 28 dari sebuah gedung yang menembaki posisi grup lain yang membuat mereka tidak bisa maju.

"Kapten! Aku melihat senapan mesin musuh di jendela lantai 2 di gedung sana!" Indra

"Fock, ledakkan jendela itu dengan granat dan Jaga maju dengan senapan mesinmu ke samping bawah toko berwarna hijau itu, kalian lindungi Jaga sampai dia sampai!"

"Jawohl!"

"Jawohl!"

Kedua prajurit tersebut langsung berlari melaksanakan perintah kapten Herich yang memimpin grup prajurit dimana Indra berada. Prajurit Jerman yang bernama Fock berlari dengan menundukkan kepalanya menuju ke bawah jendela tempat penembak senapan mesin tersebut berada, begitu ia sampai ia langsung menarik pin dari granat stik tersebut dan langsung melemparkannya ke dalam jendela di atasnya.

*Duaar!

Dalam jangka waktu 10 detik, granat stik tersebut meledak tepat dibelakang prajurit Soviet yang langsung membunuh prajurit tersebut akibat ledakan kuat dari belakangnya.

The Ezgardian (Prototype)Where stories live. Discover now