Part 2

58K 291 17
                                    

"hhmmmpphh.. Hhmmmpphh...!! ".

Erangku kesakitan dan kegelian disaat yang sama. Aku tidak tau sudah berapa lama aku terjebak dalam keadaan ini. Aku terus menggeliat, berusaha setidaknya mengurangi sedikit penderitaan ku malam ini. Namun apa daya, ikatan kedua kakakku sangatlah kuat. Badanku terus gemetar karena stimulus intens dari elektroda yg menyengat tubuhku. Begitu juga dua vibrator yg terus menyiksa titik lemahku.

"HHMMPPPHHH.... "

Aku menjerit, mungkin ini orgasme ku yg ke ratusan kalinya malam ini. Tubuh yg panas karena suhu ruang, semakin panas oleh tubuh ku yg selalu horny. Aku kembali menggeliat, seolah mencari sedikit harapan. Mulutku kaku dan kering, haus mulai melanda. Pegalpun terasa sangat menyiksa. Saat ini, aku hanya ingin tidur. Namun tubuhku yg terus tersiksa ini enggan untuk diajak istirahat.

Waktu terus berlalu, badai orgasme menerjang tanpa dapat terbendung. Tubuhku sangat basah oleh keringat, air liur, dan air mata. Aku terus menangisi keadaanku sejak awal. Ini terlalu menyiksa. Beberapa saat kemudian, aku kehilangan kesadaran ku.

BYUURRRR.....

Aku terkaget saat seember air es mengguyur tubuhku. Sejenak aku merasakan alat-alat yg menyiksa diriku sudah disingkirkan. Yang tersisa hanya aku yg masih terikat. Ku mendengar pintu kandangku terbuka dan kemudian blindfoldku dilepas. Aku melihat kak Fauzi yg hanya memakai celana pendek.

"oy dek, nih apaan?"

Ucap kak Fauzi menunjukkan undangan pengambilan raport akhir semester.

Aku yang masih lemas hanya terdiam dan berusaha mengumpulkan nyawa sejenak

"woy!", bentak kak Fauzi

"iyah kak...". Jawabku reflek

"tolol, hari ini ngambil raport bukannya bilang malah diem aja!". Bentaknya

"maaf tuan". Jawabku pundung

Kak Fauzi terus mengoceh sambil melepaskan ikatanku. Sesekali, kata-katanya juga merendahkan ku sebagai budaknya sekarang. Perasaanku campur aduk saat ini. Aku lelah, dan sakit hati diperlakukan seperti ini oleh mereka. Namun aku bohong jika aku tidak menikmati setiap hinaan dan siksaan yg dilakukan kepadaku

Setelah semua ikatan terlepas, dapat terlihat jelas bekas ropemark di sekujur tubuhku. Aku mulai meregangkan otot-ototku yg sebelumnya kaku. Selagi aku peregangan, kak Fauzi membuka lemari pakaianku dan mengambil seragam olahraga SMA'ku.

"mandi gih, abis itu pake ini". Ucapnya sambil melemparkan seragam yg baru kucuci itu.

Kak Fauzi pun keluar kamar. Aku melihat sekeliling untuk mengetahui sekarang pukul berapa. Aku berusaha bangkit, dan meraih handphoneku. Saat ini jam 7 pagi, artinya masih ada waktu dua jam karena acara dimulai jam 9 nanti. Dengan sisa tenaga yg kupaksakan, aku mengambil seragam olahraga tadi dan mengambil dalemanku. Sambil membawa handuk, akupun keluar kamar.

Ku lihat kak Naufal sudah berkutat dengan laptopnya. Aku tidak tau apa yg sedang dia kerjakan pagi-pagi seperti ini

"pagi tuan ". Sapaku padanya

"ohh... Pagi slave, gimana semalem?. Nyenyak tidurnya? ". Ucapnya sambil tersenyum.

"nyenyak banget tuan, tidur ternyenyak sepanjang hidupku". Jawabku meledek. Akupun kemudian berlalu ke kamar mandi.

Aku menyalakan air hangat dan mulai membasuh diriku. Tubuh yang tersiksa semalaman ini terasa sangat sensitif. Aku mengelus bagian-bagian tubuhku yg terikat tali, memijitnya sedikit demi sedikit. Aku memikirkan apa yang akan terjadi setelah ini, bagaimana kehidhpanku saat menjadi slave mereka, dll. Setelah setengah jam, akupun selesai mandi. Mengeringkan badan, kemudian memakai seragam olahraga SMA ku. Aku bercermin, memandang diriku yg berbalut seragam warna biru langit dipadu biru navy di bagian kerah dan karet lengan. Serta warna celana training biru dengan karet di ujung kakinya membuatku sedikit merasa horny.

A Little Masochist GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang