Sisi Alucard #7

24 4 1
                                    

"Kau kencan dengannya?"

Pertanyaan tersebut membuyarkan lamunan seorang Laki-laki berambut pirang barbie dengan potongan pendek menyisakan poni panjang yang terlihat acak-acakan kebelakang sehingga menampilkan kesan badboy. Iris mata biru sapphire nya masih menatap tajam air danau yang tenang, ia tak menoleh sama sekali walau ia sedikit terkejut oleh suara yang baru saja mengagetkannya. Tanpa ia melihat siapa yang datang, ia sudah tahu melalui suara siapa orang tersebut yang telah merusak lamunannya.

"Kau mendengar beritanya bukan? Dia baru saja membunuh sepuluh serigala liar tanpa perasaan." Lelaki berambut golden brown itu duduk disamping Alucard yang masih menatap air danau yang tenang.

"Aku sudah tidak peduli dengannya." Jawab Alucard datar.

"Tetapi dia masih ada perasaan denganmu, dengan kau menggoda dan mengajak Miya lari kecil pagi tadi, membuat amarah nya memuncak. Sehingga ia lampiaskan dengan membantai serigala di hutan. Setiap kali kau dekat dengan perempuan lain, dia selalu berulah. Kau harus menghentikannya, Al" Jelas lelaki berambut golden brown tersebut yang tak lain adalah Gusion.

Alucard hanya terdiam. Kedua tangannya mengepal erat. Wajahnya datar tak menyiratkan apapun. Iris matanya perlahan berubah menjadi Orange menyala membuat air danau yang semula tenang membentuk sebuah pusaran yang berputar sangar cepat. Ia menghembuskan nafasnya kasar. Sedetik kemudian irisnya kembali berubah menjadi biru sapphire, dan pusaran danau tersebut menyembur ke segala arah, dengan sigap Gusion menangkis semburan air tersebut dengan belatinya, sehingga tubuhnya aman dari basah kuyup air danau.

Meski Alucard terlihat selalu bercanda, tidak pernah serius, penggoda wanita, dan terlihat seperti anak nakal, tetapi ketahuilah jika ia sedang emosi, aura kekejamannya sungguh menakutkan. Jangan pernah remehkan kemarahan seseorang yang selalu tertawa.

"Tenangkan dirimu, bukan maksudku membuatmu marah. Aku hanya tidak mau gadis baru itu menjadi korbannya, Al. Kau masih ingat dengan Guin kan? Ia bahkan harus menjalani perawatan bertahun-tahun yang membuatnya nyaris gila karena ulah Ruby."

Guinevere gadis cantik bermata violet, selalu mengenakan berbau warna ungu. Rambut coklat panjang curly dengan poni yang menjuntai hingga alis tebalnya, dan sisi rambut kanan kirinya yang selalu ia pita kebelakang menambah keanggunan penampilannya. Gadis yang di sukai oleh kedua sahabat yang selalu bersama. Alucard dan Gusion.

Mereka menyukai satu gadis yang sama. Mereka tidak bersaing, bahkan mereka tidak menjadi musuh untuk mendapatkan Guinevere. Mereka berdua sepakat untuk mendekati Guinevere secara fair. Semua berjalan begitu saja, pada kenyataannya memang kharisma Gusion kalah dengan ketampanan milik Alucard. Guinevere lebih memilih berkencan dengan Alucard, ketika Gusion mati-matian memberanikan diri menyatakan cinta padanya.

Namun tak ada dendam sedikitpun di dalam benak Gusion saat melihat Alucard dan Guin jalan bersama. Mereka berdua sama-sama berarti untuk Gusion. Mengalah dan mengiklaskan adalah pilihan terbaiknya.

Saat itu, Alucard dan Guin sedang melakukan kencan untuk pertama kalinya, kencan mereka di tepi taman bunga dengan matahari senja menambah kesan romantis. Guin duduk diatas ayunan kayu, dan Alucard di belakangnya mendorong pelan ayunan tersebut. Mereka tertawa, bersendau gurau.

Ketika Alucard meninggalkan Guinevere seorang diri untuk membelikan minuman, tiba-tiba sebuah sabit berwarna merah meluncur di depannya, yang nyaris saja mengenai wajahnya, jika ia tidak menghindar. Sabit tersebut mengenai besi ayunan membuat ayunan tersebut patah. Guinevere terjatuh, dengan segera gadis bertudung merah menghampirinya, mata merahnya menatap mata violet Guin membuatnya berteriak kesakitan. Ia memegangi kepalanya yang nyaris ingin meledak.

Sebuah cahaya meluncur secepat kilat membuat gadis bertudung merah itu terpental sejauh 2 meter, cahaya tersebut berasal dari Gusion yang berusaha menyelamatkan pujaan hatinya, pujaan hati yang sedang berkencan dengan sahabatnya.

MLS: Moonlight ArcherWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu