(🗡️🏃)YamaSena & ShinSena(🔱🏃)

32 4 72
                                    

Brak! pintu kamar putri ditendang dengan sekuat tenaga sampai beradu kuat dengan tembok kamar. Ratu berambut pirang atau kita bisa sebut ibu si putri menangkap basah sang kameramen yang tengah menyorot putri kecilnya yang manis dan idaman satu kerajaan.

"GUA MAU PROTES KAMERAMEN SIALAN! KENAPA GUA PAKE GAUN?! DAN KENAPA YANG JADI RAJANYA SI KACAMATA SIALAN?!"

"Kamu mau main sama siapa? Agon, Mamori, Takami, atau Kid? Marco sakit, jadi gabisa gantiin peran ratu yang kamu dapetin sekarang," jelas si kameramen.

"KAGAK SEMUANYA! BIARIN GUA JADI DUDA AJA NGAPA?!"

"Gabisa ini AU kerajaan, paling cocok emang Takami dari Ojo buat lawan main elu."

Ratu berambut pirang kita ini menendang pantat kameramen lalu menginjak-nginjak tubuh si kameramen tanpa belas kasih.

"Atau mau dipanggilin Clifford?"

Makin barbarlah sang ratu pada kameramen.

"KAGAK. Dahlah, gua cabut."

Sang kameramen bangkit berdiri lagi, dia sudah biasa dipukul dan diinjak, jadi tidak terlalu sakit saat mendapat tendangan dari Hiruma.

"Ohok ... ohok ... perut gua sakit ...," keluh si kameramen.

"Jumonji mau istirahat dulu engga?" tanya Harao, sang sutradara cerita.

"Gua gapapa, ayok lanjut."

"MUKYAAA! KENAPA AKU JADI MONYET PELIHARAANNYA SENA?!"

🗡️🏃KAMERA BERGULING DAN AKSI!🔱🏃

Suatu hari tinggallah seorang putri di dalam menara, putri itu tidak tinggal sendirian, dia masih bersama kedua orang tuanya. Mereka tinggal di menara pengasingan ini karena kerajaan mereka telah diserang, terpaksa mereka bertiga mengungsi di tempat ini. Kedua orang tuanya sering berkelana keluar menara untuk mencari makan dan barang yang diinginkan putri. Sang putri ingin juga keluar dari menara ini tetapi kedua orang tuanya melarang. 

"Diluar itu sangat berbahaya Sena, ayah tidak mau putri satu-satunya ayah terluka."

"Kekekeke! Dengar putri sialan, kalo lu mati atau diculik ga ada yang nolongin."

Takami sebagai lawan main Hiruma cuman menatap heran, peran apapun yang Hiruma dapat, dia tetap bertingkah seperti biasa.

Sang putri sangat sedih dan juga bosan, dia seperti burung dalam sangkar, tak bisa terbang bebas dan merasakan dunia luar. Sang putri bosan, monyet peliharaannya juga tidak bisa diajak latihan american football, terakhir cermin kamarnya pecah gara-gara monyetnya itu melempar bola.

"Monta aku bosan, apa aku benar-benar tidak bisa merasakan dunia luar seperti dulu? Hah ...." Sena menghela nafas panjang, berjalan menghampiri jendela kamar, duduk di bingkai jendela sembari melihat pemandangan. "Apakah aku akan menua di menara ini tanpa mendapatkan jodoh? Oh Tuhan~ ... betapa kejamnya dunia ini. Asalkan perang antar kerajaan sudah tidak ada."

Akting putri lebay nan alay sudah berhasil diperankan Sena dengan baik dan benar.

"Mungkin kalau raja dan ratu tidak ada kamu bisa keluar dari sini dengan bebas Sena," saran si monyet.

"Tapi Monta, aku tidak bisa membunuh Kak Takami dan Kak Hiruma ...."

"Ya tidak dibunuh maksudku."

"Lalu bagaimana? Akankah ada pangeran yang bersedia menolongku agar bisa bebas dari menara ini? Cukup dengan mendapatkan restu dari kedua orang tuaku."

Si monyet garuk-garuk kepala, bingung juga kalau harus dapetin restu dari Hiruma, bisa-bisa si pangeran disuruh berendam di candradimuka oleh Hiruma, tetapi kalau yang mendapat peran pangeran Yamato dan Shin akan beda lagi ceritanya. Tiba-tiba dengan otak rata-ratanya si monyet mendapatkan sebuah ide, dia pun menghampiri Sena.

Nyanyian Putri Kecil |Eyeshield 21 FANFICTION|Where stories live. Discover now