15. Keluarga Kamizono

320 38 22
                                    

Hana mungkin akan menarik kembali ucapannya mengenai hidupnya yang berubah menjadi lebih baik ketika pindah ke Sannoh. Pada awalnya memang baik saja, tetapi lama-kelamaan entah mengapa semua itu perlahan kembali mengingatkannya pada neraka yang pernah ia rasakan dahulu. Hari demi hari terus berlalu dan ia masih saja terjebak dalam keadaan seperti ini. Rasanya begitu melelahkan.

Bahkan kini pun, ia dihadapkan pada berbagai situasi yang sebelumnya tak pernah dialami. Kapan dirinya mempertaruhkan nyawa untuk merebutkan USB selain hari ini? Kapan dirinya menentang penjahat yang berusaha menguasai sebuah daerah selain sekarang? Kapan dirinya menjadi sasaran orang-orang bajingan itu selain kini? Benar-benar menyebalkan. Apa yang sebenarnya Kuryu cari dari gadis SMA sepertinya?

"Kamizono Hana, bagaimana kabarmu?"

Gadis itu menoleh dengan cepat ketika indera pendengarannya menangkap suara seseorang. Kala ini, ia benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa lagi pada hidup kacaunya. Karena sosok di seberang sana berhasil membuatnya bungkam untuk waktu lama. Deru napasnya tak beraturan dengan degup jantung berlebihan yang sulit dikendalikan. Ketika sosok itu mendekat pun, ia hanya mampu meluruskan pandangan kosong tanpa arti. Kali ini, ia sungguh ingin menyerah.

Sosok pemuda berwajah elok nan menawan itu tersenyum lebar. Ah, lebih tepatnya menyeringai kala melihat respons ketakutan yang diberikan oleh sang perempuan. Seakan rasa takut itu adalah sebuah kesenangan tersendiri bagi pemuda tersebut. Hana berdiri, lantas memasang posisi waspada jikalau pemuda itu tiba-tiba mempunyai keinginan untuk mencelakainya. Karena orang-orang yang ditemuinya belakangan, seperti Ryu sebagai contoh, berkeinginan untuk membuatnya terluka entah mengapa.

"Tanpa kau beritahu sekalipun, aku sudah tahu bahwa kau adalah Hayashi Ranmaru yang memimpin geng Doubt! Apa tujuanmu menemuiku? Ingin menjualku ke pria-pria hidung belang?" ucap Hana seraya menodongkan pisaunya.

Pemuda itu—Ranmaru—kembali menyeringai, lebih lebar bahkan. Sekarang Ranmaru mendekat ke arahnya dengan tatapan nyalang yang membuat rasa cemas Hana secara mendadak meningkat. Meskipun demikian, ia masih berusaha menghindar dengan cara memundurkan langkahnya sambil terus menodongkan pisau. Namun, tiba-tiba sebuah balok kayu memukul telak tengkuknya dari arah belakang sehingga beberapa detik kemudian ia langsung jatuh pingsan. Ranmaru dengan segera menyuruh anggotanya yaitu Hirai dan Takano untuk membawa sang gadis dari sana.

Di sisi lain sendiri, Kohaku tampak begitu menantikan Nakano Hana yang tidak juga menunjukkan eksistensinya kendati sudah ia tunggu sampai sore. Entah mengapa rasanya relung hati diisi perasaan resah; takut sesuatu tak menyenangkan dialami oleh sang perempuan. Karena secara tidak langsung, gadis itu adalah tanggung jawabnya sebab ia telah melibatkan Hana ke dalam masalah USB ini. Seharusnya kala itu dirinya tak bertindak gegabah dengan mengambil keputusan untuk menitipkan diska lepas tersebut kepada seorang perempuan yang sudah jelas tak berhubungan apapun bersama Kuryu.

Lalu, sekarang di mana keberadaan Hana? Apakah ia baik-baik saja? Ataukah ia sudah pergi ke rumah sakit untuk mengobati lukanya? Kohaku tidak tahu harus bagaimana. Bahkan ia sudah pergi ke rumah gadis itu, tetapi hasilnya nihil. Hana tidak berada di rumahnya, tidak juga berada di area SWORD. Hal yang sangat jelas membuat mantan anggota Mugen itu khawatir. Ponsel Hana pun tidak aktif. Andai saja gadis itu tidak jatuh dari mobil, mungkin keadaan takkan segenting seperti sekarang.

"Entah kenapa aku merasa dia tidak baik-baik saja. Mungkinkah Kuryu melakukan sesuatu yang buruk padanya? Ah, menyebalkan," gumam Kohaku.

"Kita sudah mencari dia ke mana-mana, Kohaku-san. Sepertinya Kuryu memang ada campur tangan dengan hilangnya Hana. Karena jika tidak salah dengar, dia merupakan putri dari Kamizono Tatsuomi. Bisa jadi, diam-diam dia adalah anggota bayangan Kuryu," ucap Tsukumo.

𝗦𝗘𝗡𝗔𝗡𝗗𝗜𝗞𝗔. TodorokiWhere stories live. Discover now