"Aku tidak melihatmu selama tiga hari dan kau kembali dalam kondisi mengenaskan." gumam Taeyong, kala itu ia hanya melihat Jaehyun dari kejauhan di lapangan. Bahkan mereka tidak berkomunikasi, "tujuh tusukan, apa kau tidak kesakitan?"

"Berisik." ujar Jaehyun dengan nada rendahnya.

"Aku hanya ingin mematikan bahwa kau baik-baik saja. Bagaimana bila nanti pagi kau sudah tidak bernapas?" jangan tanya, terkadang Taeyong juga heran kenapa ia seberani sekarang. Mungkin karena belakangan ini Jaehyun tidak menyiksanya?

Kali ini kelopak Jaehyun terbuka, menatap lurus pada wajah Taeyong yang berada tepat di hadapannya. "Apa kau memang seberisik ini?"

"Entahlah?"

"Tidur saja, jangan menganggu." setelah itu Jaehyun kembali memejamkan mata, tidak mempedulikan Taeyong yang sudah mengerutkan dahi.

Rasanya ingin sekali Taeyong memukul kencang luka di perut Jaehyun agar lelaki sialan itu tidak berbicara ketus. Perlahan tangannya bergerak, menyentuh permukaan kain kasa di perut si lelaki Jung, membuat Jaehyun mendesis nyeri. Otomatis Taeyong menarik kembali tangannya yang bergerak diluar perintah itu.

"Apa kau sengaja membuatku kesal?" Jaehyun menggeram, ia mencengkram pergelangan tangan Taeyong, kali ini matanya memancarkan sedikit emosi.

Jantung Taeyong berdetak dua kali lebih cepat, benar, inilah perasaan yang seharusnya ia rasakan bila Jaehyun berada di dekatnya—perasaan takut yang menyelimuti seluruh tubuh. "M-maaf.."

Jaehyun mendengus gusar, ia tidak bisa melakukan apapun karena pergerakannya terbatas. "Tidur saja, jangan banyak bicara." ia melepaskan cengkramannya.

Taeyong mengangguk kaku, ia berniat untuk jalan menuju sofa sebelum suara berat Jaehyun menghentikan pergerakannya.

"Tidur di sampingku." ucap Jaehyun tak acuh.

"Aku takut banyak bergerak dan mengenai lukamu."

"Jika hal itu terjadi, aku akan mendorong kepalamu hingga menghantam dinding."

Mata Taeyong terbelalak lebar. "Oleh karena itu, aku tidak ingin tidur di sampingmu!" kenapa menyuruhnya melakukan hal yang beresiko?!

"For the fuck sake!" sentak Jaehyun kencang, cukup kesal karena sejak tadi Taeyong selalu beradu argumen dengannya, "kau ingin aku mengulang kata-kataku?"

Tidak ada pilihan untuk Taeyong, pada akhirnya ia berbaring di sebelah Jaehyun dengan hati-hati, takut bila menyenggol tubuh si lelaki Jung yang sedang terluka itu. Napas keduanya saling bersahutan, Taeyong memejamkan mata, bahunya dan bahu Jaehyun menempel—seolah memberitahu Taeyong bahwa kini ia tidak lagi sendiri.

Jaehyun itu manusia paling menyebalkan sekaligus misterius, Taeyong sama sekali tidak dapat menebak isi kepalanya. Entah apa yang akan Jaehyun lakukan setelah ini, semoga saja Taeyong bisa tetap hidup sampai hukumannya berakhir.

***

Kondisi di dalam penjara cukup ramai, desas-desus tentang Jaehyun dan Yuto yang bertarung tadi malam kini menyebar hingga ke seluruh sisi penjara. Berita itu cukup menggemparkan hampir seluruh narapidana serta sipir. Tentunya karena keberanian Yuto yang membuatnya mendapatkan luka serius dan dinyatakan koma setelah Jaehyun mendorong keras kepala Yuto berkali-kali ke arah lantai penjara yang dingin. Selama ini tidak ada yang berani menghadapi Jaehyun, Yuto bahkan menjadi olok-olokan karena tindakan bodohnya.

"Aku tidak tahu kenapa saudara tirimu tiba-tiba melakukan tindakan bodoh seperti itu." Lee Hyukjae; sang kepala sipir menatap Yuta yang duduk di hadapannya dengan tatapan remeh, "aku sudah memperingatinya untuk tidak membuat masalah, ia bahkan memintaku melindunginya, tapi ternyata? Yuto seolah mengumpankan dirinya menjadi makanan singa."

Prison《Jaeyong》Where stories live. Discover now