"Tidak. Mereka tidak jadi ambil drama Cinderella, jadi aku rasa kita pakai tema ini saja, Ketua!"  Minri berbicara sesuai informasi yang dia dapat langsung dari kelas lain.

Team seni drama  tidak mendapatkan ketentuan cerita apa yang mereka mainkan dari pihak penyelenggara. Jadi mereka yang memutuskan sendiri.

"Iya, aku setuju. Cerita pun tidak terlalu rumit dan cepat di selesaikan." Yuri bersuara.

"Apa tidak membosankan?" Satu anak protes. Dia Jungsook.

"Apa? Kau ingin kita ambil cerita kerajaan  Joseon?"  Jisun sedikit tersulut menanggapi Jungsook, "Itu juga membosankan. Rasanya juga sama saja,  banyak yang mengambil cerita itu."

"Inilah kenapa mereka membatalkan drama Cinderella." Timpal Minri, menginformasikan lagi.

"Hah? Apa? — ahh... mereka ambil drama itu?"  Lucas baru ikut bersuara.

"Mh."

"Iya, lebih baik ambil ide awal saja"

"Iya, benar. Aku juga setuju."

"Iya, itu saja. Itu saja."

"Oke. Oke... baiklah. Kita akan memainkannya." Ketua team konfirmasi. "Selanjutnya... siapa yang bersedia menjadi Cinderalla dan pangeranya."

"Boleh aku?" Haechan mengusulkan diri.

"Iya tentu saja" Ketua setuju, "Cinderella?"

"Mh... ketua. Maaf... tapi aku ingin Cosplay Cinderella..." Haechan tersenyum canggung.

Ketua team mengernyit. Anak - anak lain pun keheranan.

"Tidak apa - apa, kan?" tanya Haechan.

Ketua sangsi." Kau yakin?"

Haechan mengangguk.

"Kau akan mendapatkan riasan di wajah dan memakai gaun?" Ketua memastikan keinginan tak biasa dari Haechan. Meski ini hanya kontes antar kelas, dia tidak ingin berakhir sia - sia.

Haechan mengangguk. Dan keinginan itu tidak membuat anak lain protes. Karena dari mereka  menginginkan peran lain di belakang panggung.

Melihat tidak ada satupun yang maju berinisiatif, ketua menyerah. "Ok. Baiklah. Rasanya hanya kau yang satu - satu berminat. Ya ampun!"

"Oke. Selanjutnya... pangeran! Siapa yang mau memainkan peran pangeran?"

"Apa - apaan ini. Aku mendapatkan team yang payah!" Ketua Lehyun  menggerutu dalam hati. Dia memijat kening, pusing.

Semua berbisik saling mengusulkan nama oranglain agar mau bersedia.

"Shin, kau saja."

"Tidak ingin."

"Kau cocok jadi pangeran, Hyun."

"Tidak, terima kasih."

Ketua menatapi mereka bergantian, tidak ada satupun yang berminat ambil. Karena itu ketua mengambil keputusan sendiri.

"Mark, kau saja!"

Haechan terkejut, namun ada senyum harap disana.

Mark menoleh menatap ketua team dengan kerutakan kening. Tangan yang sedang menggegam ponsel, dia masukan dalam kantung saku.

"Rasanya kau cocok mengenakan pakian bangsawan."

Mark menggeleng, menolak.

"Ah! Itu benar. Itu cocok untukmu Mark." Satu anak memprovokasi membuat yang lain setuju. Lebih tepatnya terlihat menyelematkan diri agar tidak mendapatkan guliran sebagai kandidat.

Wrong But True | MarkMinWhere stories live. Discover now