Bagaimana kalau perbuatan Mark membuat pandangannya berubah. Bila itu terjadi sama saja memperpuruk posisinya. Dia akan menjadi orang yang di salahkan berbagai sisi.
"Harusnya kemarin kau tidak mengelak, Haechan. Bodoh!"
Wajah Jaemin memerah saat isi kepalanya menyebarkan memori semalam.
"Aku yakin Haechan pasti akan mengamuk jika tahu kami berciuman."
Sejak pertama kali Mark datang sebagai pelajar baru hingga saat ini Jaemin hanya menganggap Mark seperti teman kelas seperti yang lain. Belum ada perasaan apapun selain menganggap Mark seperti itu, semua masih sama.
"Huah! Aku terkejut kau datang lebih pagi dari biasanya!" Yuri, teman kelas Jaemin berteriak ribut.
Jaemin menjawab tidak semangat. "Itu sebabnya matahari lebih cerah hari ini, kan?"
"Hahaha... itu benar."
Lelucon konyol anak SMA.
Perbincangan mereka berdua berhenti, sibuk pada kegiatan tak berguna. Beberapa menit kemudian murid mulai berdatangan dan memenuhi kelas.
Suara besar Lucas menggema, menyapa siapapun yang memiliki telinga. Pemuda itu penuh semangat setiap harinya, energi yang di miliki seperti tidak mengenal suasana hati buruk. Terlalu banyak energi terkadang membuat orang lain kesal akan tingkah itu.
Seperti Jaemin.
"Lucas kau berisik... benar - benar berisik! Biarkan aku tidur!"
Jaemin mengamuk oleh kebisingan mulut Lucas.
"Yah! Kau baca Novel lagi?"
"Apa bagusnya kau tidur pagi. Kau bisa mati cepat. Kau tahu, orang bisa mati karena itu."
"Lihat matamu hitam seperti panda!"
"Hey, kau mendengarku tidak!"
Haechan, Sungchan dan anak - anak lain melihat bagaimana Lucas dengan sengaja menggangu Jaemin, menikmati sebagai pemadangan biasa.
Lucas memang terkenal usil pada siapapun yang ingin dia ganggu.
"Sungchan! Kau! Sebaiknya jangan menularkan kebiasaan burukmu pada Jaemin."
Lucas berteriak, Sungchan tidak tersinggung.
"Jam tidurku pukul 8 malam, Lucas. Jika Jaemin tidur pagi bukan kesalahanku."
"Kalau begitu ambil kembali Novelmu!"
"Dia akan membaca cerita lain di web."
"Hah? Begitu?"
Lucas meminta konfirmasi pada Jaemin dan mendapat jawabannya. "Betul."
"Ish!" Desis Lucas, menggerutu.
Di tengah keributan itu, Mark baru saja datang. Lucas beralih pada Mark.
"Mark, semalam kau tidak memberitahu Ayahmu, ya?"
"Mh?"
12. Memo
Start from the beginning
