"Hn?"

"Aku akan pergi ke Busan untuk tiga hari kedepan. Aku mendapat proyek disana."

Taeyong mendongak, menatap Jaehyun didepannya. "Kapan?"

Jaehyun menghela nafas, ia yakin, Taeyong akan marah setelah ini. "Nanti sore."

Taeyong menelan rotinya. "Dengan siapa?" Tanyanya dengan mata yang memicing.

"Y-yeri," Jaehyun meringis saat melihat tatapan menusuk Taeyong.

"Hanya berdua?" Tanya Taeyong datar.

Jaehyun mengangguk kaku, "Ya."

Taeyong mendecih, "Kau masih mempekerjakan wanita gila itu?"

"Taeyong, maafkan aku. Aku tidak bisa menemukan sekretaris baru untuk waktu dekat. Yeri bekerja dengan baik, sulit untuk mencari pengganti."

Brak!

Taeyong memukul meja dengan kuat, bahkan gelas yang terisi air putih itu tumpah. Dan itu cukup membuat Jaehyun terlonjak kaget.

"Yak!" Teriak Taeyong.

"Taeyong, tenanglah—"

"Bagaimana aku bisa tenang?!" Taeyong mengigit roti terakhirnya dengan sekali lahap, lalu mengunyahnya dengan tatapan membunuh pada Jaehyun.

Taeyong menelan rotinya dengan kasar, lalu minum air yang tersisa digelas. "Keluarkan Yeri dari kantormu," ucap Taeyong tajam. Kedua tangannya terlipat didepan dada. "Biarkan aku yang menjadi sekretarismu," Taeyong mendecih. "Aku bahkan bisa bekerja lebih hebat darinya."

Jaehyun menghela nafas, ia menggeleng kecil. "Aku tidak mengizinkanmu bekerja lagi."

Jaehyun berdiri, ia pindah duduk disamping Taeyong, menyeret kursi agar bisa lebih dekat.

"Ini yang terakhir Yeri bekerja denganku. Setelah proyek di Busan selesai aku akan mencari penggantinya."

Taeyong mengalihkan wajahnya dari Jaehyun, tidak mau menatap pria itu. Keningnya masih menukik tajam, bibirnya mengerut kesal.

Jaehyun tersenyum, ia usap rahang Taeyong dengan lembut agar pria cantik itu mau menoleh padanya. Satu kecupan Jaehyun berikan lagi, pada bibir ranum yang tengah mengerucut lucu.

"Aku tidak akan macam-macam, jangan khawatir."

Taeyong menghela nafas, ia genggam tangan Jaehyun yang berada dipipinya. "Kau tahu jika aku selalu takut."

"Jangan takut. Bukankah aku sudah mengatakan untuk percaya pada kekasihmu?"

Taeyong mengangguk lemah. "Tapi, tetap saja. Kau pergi dengannya hanya berdua. Wanita itu pasti mencari kesempatan untuk menggodamu."

"Kalo begitu, aku akan pergi dengan Lucas juga. Dia akan menjadi sopirnya."

Taeyong terdiam, ia melepaskan genggaman tangan keduanya, lalu berdiri. Meninggalkan Jaehyun begitu saja, tanpa mengucapkan sepatah kata.

Jaehyun berdiri, mengikuti langkah Taeyong yang berjalan lebih dulu menuju kamar mereka. Saat Jaehyun membuka pintu kamarnya, ia melihat Taeyong yang tengah memilih beberapa pakaian yang masih dilipat didalam koper, pria mungil itu belum sempat memindahkan pakaian kedalam lemari.

Taeyong meletakkan baju yang sudah dipilihnya diatas kasur, tidak peduli ketika Jaehyun menghampirinya.

"Taeyong."

Pria bermarga Lee itu tetap tidak peduli, ia melewati Jaehyun yang berdiri didepannya, tanpa menatap sedikit pun. Jaehyun tidak menyerah, ia tetap mengikuti Taeyong dibelakang. Namun, langkahnya harus terhenti ketika Taeyong sudah masuk ke kamar mandi.

TAEYONGIE - JAEYONG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang