Mark mendengus tak mempercayai orang yang baru saja di selamatkan jutrus mengamuk padanya. Dia tidak marah, apapun itu, dia bersyukur bahwa kecepatan gerak tubuhnya bisa lebih tangkas dari mobil yang mungkin dapat membunuh Jaemin.
Dan lebih bersyukur ketika ucapan Jaemin mematahkan prasangkanya, sebab saat melihat pemuda itu hanya berdiri di tempatnya, Mark berpikir Jaemin ingin mengakhiri hidup.
Mendapati kebungkaman Mark dan bergerak akan pergi. Jaemin langsung mencegahnya.
"Tunggu... "
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Caffe di sore hari selalu ramai, banyak pengunjung dari pekerja kantor datang menempatkan meja untuk melakukan meeting, atau beberapa pengunjung yang sengaja datang menikmati hari atau minuman yang mereka jual.
"Dimana anak itu?" Johnny menghela napas panjang. "Aku harap memang dia tidak akan datang. Itu lebih ba—"
"Maaf aku terlambat!" Mark datang dengan larian kecil menghampiri Johnny yang berdiri di depan couter etalase kue.
Johhny mengernyit melihat wajah Mark. "Iya, cepat pakai seragammu."
"Baik!" Mark pergi ke ruang staff. Buru - buru berganti pakian. Pengunjung terlihat banyak saat ia baru saja datang.
Selesai memakai seragam dan bergabung. Johnny mengarahkan Mark di meja kasir. Membimbing bagaimana menggunakan mesin kasir dan cara kerja layar komputer di depannya dan beberapa menu yang perlu di hafal oleh Mark. Pelatihan di lapangan secara mendadak.
"Maaf, sedikit lambat, karena kami memiliki karyawan baru. Mohon kesedian waktunya, ya. Hehehe..."
"Oh tidak apa - apa. Lebih baik tidak buru - buru, kan?"
Johnny tersenyum manis, meski dalam hati mengerutu jika kebijaksanaan itu tidaklah datang tanpa sebab. Karena sebelum Mark datang, wanita itu menggerutu lama dalam antrian.
Selesai satu pembayaran, beralih dengan pembayaran lain. Penggunjung bergulir melunasi tagihan. Anehnya, beberapa orang membuat kening Johnny berurat.
Johnny tahu alasan mereka rela menunggu pergerakan lambat Mark karena mata mereka menjelaskankan semua.
"Dasar wanita. Tidak bisa lihat yang bening sedikit!"
"Semua 150k. Apa ada tambahan yang ingin di pesan?" tanya Mark ramah.
"Oh, boleh. Bisa tambahkan kue coklat ini?"
"Bisa. Kami akan mengatarkan meja anda Nonna."
"Oke."
"Ini. Terima kasih." Mark menyerahkan kartu serta struk pembayaran.