BERUBAH

6 4 0
                                    

Dingin mu seperti es yang mengalahkan air hangat kukuh yang selalu memberi kenyamanan untukku.

Sejak bangun tadi pagi Ersya tidak melihat Erlan di rumah bahkan pembantu di rumah tidak tau Erlan pergi kemana.

"Nyonya ada telpon dari Tuan Erlan"Ucap pembantu dengan nada non Formal.Terasa sedikit aneh bagi Ersya.

"Tapi kenapa Erlan pakai telpon rumah kenapa nggak telpon aku lagsung?"

"Saya nggak tau nyonya.Mungkin tuan Erlan lupa"

"Sini mana hp nya"Ucap Ersya

" Kenapa kamu nggak bangunin aku kalo mau berangkat kerja"

"Gue sibuk"

"Kok gue sih.Harusnya bilangnya tuh aku sibuk"

"Terserah gue mau ngomong apaan.Gue cuma mau ngasih tau lo pindahin barang barang lo ke kamar tamu"

"Kenapa?kita kan udah nikah kenapa harus pisah kamar"

"Gue nggak mau sekamar sama lo"

"Kasar banget ngomongnya"

"Lena akan bantu lo buat pindahin semua barang barang lo ke kamar tamu"

"Tapi--"

Tutt...tutt..
Belum kelar Ersya bicara Erlan telah lebih dulu menutup telponnya.

"Hush.."Hela Ersya lalu melakukan apa pinta Erlan tadi.

Sudah hampir tengah malam Erlan belum juga menelpon atau chat Ersya bahkan ia belum pulang.Pikiran Ersya sekarang telah belana kemana mana ia berpikir kemana suaminya seharian ini apa terjadi sesuatu yang buruk padanya.Kekhawatiran Ersya kini kian memuncak hingga bibi Iyem mengelengkan kepala melihat Ersya yang belum tidur dan masih menunggu Erlan pulang di taman depan rumahnya.

"Masuk non udah hampir tengah malem.Ga sehat kena angin malem"Nasihat Bibi

"Bentar lagi bi Ersya lagi nunggu Erlan pulang"

Bibi tersenyum lalu ia masuk meninggalkan Ersya sendiri yang masih celengak celinguk melihat pintu gerbang menunggu kepulangan Erlan.

"Kemana kamu Lan,Kenapa belum pulang aku chat gaa di balas.Ak khawatir sama kamu"Ucap lirih Ersya yang masih celengak celinguk melihat pintu gerbang.

"Non ini teh hanget,buat non Ersya"

"Bibi ga usah repot repot buatin teh "

"Gaa papa non.Non mau bibi temenin?"

"Gaa perlu bi.Bibi masuk aja"

"Beneran non"

"Iya bi"

"Yaudah bibi masuk duluan ya non.Non Ersya kalo perlu apa apa pangil bibi aja"

"Iya bi"

30 menit kemudian..

Sekarang mata Ersya tidak bisa menahan kantuk yang begitu berat teh yang bibi buatkan untuknya pun sudah habis.

"Jangan tidur jangan tidur Sya..melek mata lo"Ucapnya menampar kecil kedua pipi putihnya pelan lalu melihat jam di ponselnya.

"Udah jam setengah satu tapi Erlan belum pulang juga"

"Ak tunggu bentaran lagi siapa tau Erlan pulang"Ucapnya dengan mata yang berat sekali untuk buka.

Angin sepoy sepoy menghembus helaian rambut indah milik Ersya begitu juga dengan mata Ersya yang mulai terbuai dengan suasana kantuk yang mulai menyelimutinya.

02:22
Erlan baru pulang yang langsung di sambut bibi Iyem.Sebenarnya bi i Iyem terus memantau Ersya dari jendela kamarnya yang kebetulan menghadap taman.

E.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang