- p r o l o g u e -

321 57 71
                                    

"Ini untuk kamu, dari aku."

"Ketika kegelapan berusaha untuk menarik ku, kamu datang bagai cahaya yang menyelamatkan ku."

"Tentang kamu si penuh warna untuk aku yang kelabu."

"Tentang kamu si penuh cerita untuk aku yang menderita."

"Tentang kamu yang aku cinta untuk aku yang penuh dusta."

"Maaf, tapi kamu sudah berani masuk ke duniaku. Apakah kamu siap menjadi sebagian hidupku?"

"Pilihannya cuma dua."

"Jawab iya atau yes?"

D A L L I A N C E
VSOO_BY:ARAA_KTH

D A L L I A N C EVSOO_BY:ARAA_KTH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

"Van, setiap pertemuan itu pasti ada perpisahan kan?"

"Iya."

Sang gadis terkekeh mendengar penuturan itu. "Jadi, nanti siap siap ya kalau misal aku pergi dan kita bakal pisah sampai disini,"

Laki laki yang ada di sampingnya menoleh. Terlihat senyum tipis di bibir pria itu. Sejenak, gadis itu terhanyut dengan senyumannya. Manis sekali!

"Gak bakal ada perpisahan, kalau kita perginya sama sama."

••••

"KAPAN SIH LO BERHENTI NYARI MASALAH SAMA GUE HAH?!"

"Yo udah yo!"

"M-maaf, aku gak sengaja," cicit pemuda itu, ia menunduk. Tak berani menatap pria yang memandangnya dengan nyalang.

"ENEG BANGET GUE LIAT MUKA LO. UDAH CUPU, MENJIJIKAN, MATI AJA LO!"

Bugh!

Bugh!

Bugh!

"YO UDAH! NANTI DIA MATI!"

Theo menoleh. Menatap seorang gadis yang mencekal tangannya agar tidak memukuli pria yang sedang terjatuh dengan luka luka yang cukup parah. Theo mendesis sinis melihatnya.

"Dia nyari gara gara sama gue,"

"Tapi lo gak perlu segitunya! Kalau dia meninggal, lo bisa idupin dia lagi?" sambar Jane.

Dalliance [VSOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang