Broken Clock

8 0 0
                                    

Cast : Jason, Kayla

Aku tersesat....

Di tengah kerumunan banyak orang lalu-lalang, aku kesepian, sendirian.

Setiap orang yang melewatiku memberikan tatapan beragam. Ada yang menatapku benci, jijik, menghina, meremehkan, takut, bahkan kasian, membuat kepaku berdenyut menyakitkan.

Aku benci tempat ini.

Aku ingin pergi, tapi tak tahu kemana harus melangkah.

Ingin berlari, tapi kakiku terasa tertanam di dalam tanah.

Ingin berteriak, tapi seolah ada tangan tak kasat mata yang mencekik leherku, membuatku sulit bernapas. Dadaku sesak.

Aku benci tempat ini.

Lebih baik mati daripada harus bertahan di tempat ini lebih lama lagi.

Dan aku sedang berharap akan kematian.

Hingga sebuah suara memanggil namaku.

Sayup-sayup awalnya. Tapi kemudian menjadi semakin kuat dan jelas.

Sekuat tenaga aku berusa mencari sumber suara tersebut, karena hanya dengan mendengarnya saja sudah mampu mengurangi rasa sakit yang aku rasakan di kepala dan dadaku.

Aku berjalan, berlari, menabrak dan menyingkirkan setiap orang yang menghalangi langkahku. Aku ingin menemukan pemilik suara itu. Aku harus.

Tapi sejauh apapun aku melangkah, aku selalu kembali ke tempat yang sama. Dan aku tidak bisa menemukan pemilik suara tersebut.

Suara itu terus terdengar dan bergema dalam telingaku. Semakin keras, semakin keras, semakin keras hingga tak lagi mampu membuatku tenang, justru menambah rasa sakit baru di kepalaku. Menyakitiki kepalaku begitu hebat hingga kedua kakiku tak lagi mampu menahan berat tubuhku dan membuatku jatuh berlutut ke jalan beraspalt.

Dunia terasa berputar begitu cepat di sekitarku dan aku tak sadar jika aku telah memejamkan mataku.

Kedutan di kepalaku mulai berkurang dan napasku mulai teratur saat aku menyadari suara itu tak lagi terdengar, dan suasana di sekitarku terasa lebih tenang dan nyaman.

Ku coba untuk membuka mataku, melihat ke sekelilingku, dan menyadari kerumunan orang-orang itu terbelah, membuat sebuah jalur di depanku. Dan di sanalah aku melihatnya. Tersenyum dengan senyum terindahnya. Seperti malaikat di tengah neraka. Memberiku kekuatan untuk berdiri dan berjalan ke arahnya. Di setiap langkah yang ku ambil, sedikit demi sedikit rasa sakit dan sesak yang ku rasakan mulai berkurang.

Hanya tinggal beberapa langkah lagi dan aku bisa mendapatkannya. Tapi sesuatu menabrakku, membuat jam tangan yang tak sadar aku kenakan tapi ku tahu sangat berharga bagiku jatuh ke jalan. Hancur terinjak.

Dan saat ku alihkan padanganku dari jam tangan itu kepadanya, ku lihat senyumnya mulai menghilang. Tergantikan dengan ekspresi sedih, marah, kecewa.

Tidak... Tidak... Jangan... Aku bisa memperbaiki jam tangan itu. Jangan marah padaku.

Aku membungkuk dan memungut jam itu dari jalan dan kembali berjalan mendekatinya. Berusaha meyakinkannya bahwa aku bisa memperbaiki jam itu. Semua akan baik-baik saja. Jam tangan itu akan terlihat seperti baru lagi.

Tapi tiba-tiba ku lihat perlahan dia semakin menjauh. Kakinya sama sekali tidak bergerak, tapi aku yakin dia semakin menjauh.

Tidak... Jangan... Tidak boleh... Kau tidak boleh meninggalkanku.

Short Story CollectionWhere stories live. Discover now