11. Kangjoon (Epilog)

Start from the beginning
                                    

"Sera akan terluka, nama itu menyakitinya," hanya itu, penjelasan yang ku dengar darinya.

Apakah itu benar?

Apakah aku melakukan kesalahan lagi?

Kenapa aku harus mencari seseorang yang malah membuatnya terluka?

Dan kemudian Sera menangis, wajahnya merah dan airmatanya tak berhenti. Sangat sulit mengartikan perasaan gadis itu hanya berdasarkan dari wajahnya yang terus diam. Jadi aku berlutut di depannya, mengatakan keinginanku untuk berhenti.

Semua yang ku lakukan adalah untuknya. Jadi, walaupun itu perintahnya, aku tak akan melakukannya. Sera, tetaplah di sisiku dan hiduplah dengan baik. Aku tidak ingin kamu terluka.

Lalu hari itu pun datang. Hari yang di takutkan semua orang.

Choi Sera menghilang.

Aku mendobrak pintu dan dia sudah tak ada. Di kamarnya penuh dengan rahasia yang selama ini dia pegang sendiri. Semuanya. Tentang Lily. Tentang James. Tentang kematian.

Sekali lagi, aku duduk terkulai menyadari bahwa aku telah jauh berada di belakangnya. Sera yang ku kenal, bukanlah Sera yang dulu. Dia telah berubah. Dia bukan lagi gadis kecil yang tertawa di sampingku. Baginya, ada seseorang yang selalu dia rindukan, seseorang yang membuatnya bertahan saat semuanya terasa gelap gulita.

Orang itu ..

James.









"Hai,"

"Oppa,"

Aku menghela napas lalu melangkah pelan menuju tempat tidur dimana dia berada. Di sana, gadis itu sedang duduk.

"Duduklah di sampingku,"

Aku tersenyum, lalu duduk dengan canggung. Tempat ini, adalah kamar tidur Na Jaemin.

"Bagaimana kabarmu?" tanyaku.

"Aku baik-baik saja,"

"Jawabanmu selalu sama, setiap kali aku bertanya,"

Sera tersenyum kecil, mengangguk tanpa mengelak. "Maafkan aku,"

Sekali lagi, aku menghela napas.

Ada jeda panjang yang penuh dengan keheningan setelah sapaan itu. Tentu saja, Choi Sera baru saja mendapatkan ingatan lamanya. Dia teringat akan banyak hal buruk di masalalu. Hal itu tentu membuatnya kesulitan tersenyum seperti selama ini.

"Oppa,"

"Hm?"

"Terimakasih,"

Aku menatap matanya. Ada kilau berbeda di sana. Dia Sera, tapi bukan Sera yang ku kenal. Sera yang kini di depanku lebih manusiawi, seolah-olah dia akan meledak sewaktu-waktu. Tapi bukan berarti itu buruk, malahan itu bagus. Dia terlihat lemah, sekaligus kuat. Dia telah menjalani hidupnya sendirian selama ini, membuat banyak perubahan pada sifat barunya. Dan begitu, aku bangga padanya karena dia tetap hidup.

Aku menunduk sebentar, lalu memeluknya. Sera tak mengelak, dia balas memelukku sama erat dan membenamkan kepalanya di pundakku.

Ada banyak arti dalam pelukan ini. Tentu saja dengan ini aku menyadari bahwa kini dia bukanlah milikku. Kami berbeda. Sejak awal, dia dan aku tak mungkin bersama. Aku tak pantas untuknya. Aku bahkan tak bisa mengenalinya dengan baik. Tapi tetap saja rasanya menyesakkan. Walaupun cinta ini tak pernah bersandar dengan benar, tapi aku selalu merasa bahagia setiap kali dia tersenyum.

Dalam pelukan Sera, aku merasakan penyesalannya. Tapi itu tidak penting sekarang, karena aku tau bahwa dia akan hidup dengan lebih baik setelah ini.

"Kamu tau aku mencintaimu kan?" bisikku.

"Iya, aku tau," jawab Sera.

"Karena itu, tetaplah hidup. James atau siapapun itu tujuan hidupmu sekarang, aku tidak peduli. Aku hanya ingin, kamu menemukan bahagiamu,"

Sera melepaskan pelukan, kemudian tersenyum lembut sambil mengangguk sekali.

"Oppa juga," katanya. "Jangan terus-terusan menyalahkan dirimu setiap kali aku terluka. Maksudku .. kamu juga harus hidup dengan baik,"

Aku mengangguk, mengiyakan perkataan itu.

Untuk sesaat aku mengusap rambutnya, seperti yang sering aku lakukan, menatap gadis ini lebih banyak.

Cinta pertamaku, milikku yang selalu bersamaku, telah menemukan jiwanya.

Tak lama suara pintu terbuka dan kami spontan menoleh ke arah pintu.

Na Jaemin masuk dengan salah tingkah sambil membawa nampan minuman. Wajahnya tampak tak enak, tapi aku yakin dia pasti sengaja. Tentu saja, Na Jaemin selalu merasa awas setiap kali Sera bersamaku.

"Sorry, aku .. hmmm, haruskah aku keluar lagi?" Katanya.

Aku tertawa kecil lalu menggeleng. "Tak apa, kami udah selesai ngobrol," kataku.

Senyum Jaemin mengembang dan dia mendekat, meletakkan coklat hangat di atas nakas dan ikut duduk di samping Sera.

"Kok kamu malah duduk?" tanya Sera pada Jaemin.

"Emangnya gak boleh?"

"Kan aku masih mau ngomong sama Oppa,"

"Tadi katanya udah selesai tuh, ya kan? Kangjoon ssi?" sekarang, mata Jaemin menatapku. "Aku mau ikut nimbrung,"

"Gak," jawab Sera ketus. Aku agak kaget. Baru pertama kali aku melihatnya seketus itu.

Aku menghela napas.

Maksudku, dia yang seperti ini juga bagus. Sangat jarang melihatnya marah seperti ini.

Selanjutnya, kami bertiga akhirnya ngobrol bersama, tentang hal-hal sederhana dimana Sera akan tinggal beberapa hari di tempat ini. Selama itu aku menyadari, bahkan ketika perasaanku tidak terbalas, rasanya gak semenyakitkan itu.

Aku kini mengerti kenapa Na Jaemin, si James, benar-benar menjadi pemilik hati Sera. Hanya dia yang bisa membuat gadis itu lebih terbuka. Dia merasa nyaman di dekatnya. Dan lainnya ..

Hanya dia yang bisa menemukan gadis itu, dimanapun dia berada.

Dan karena itu, aku hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk mereka berdua.

Congratulations, my Lady.

Finally, you found your James.












"The day we danced together in autumn is a memory I will never forget

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"The day we danced together in autumn is a memory I will never forget. Our childhood, our youth, our joy and our story are the most beautiful scenery. Although in the end, I'm still happy when you found your life. I will always pray for your happiness, my Lady,"







Finding James

Oct, 2022

End







Thats the side story of finding Lily. Hope you still enjoy it ❤️

Finding James | Na Jaemin [✓]Where stories live. Discover now