Chapter 6 END

4 0 0
                                    

Lagi-lagi Dejun melakukan kesalahan. Kali ini Dejun melakukannya dengan sengaja dengan berdalih di serang oleh sekumpulan perampok. Tapi, kali ini Tuan Lee sudah kehabisan kesabaran, Dejun pun di siksa dan di sekap di gudang sekitar rumahnya dalam keadaan kaki, tangan dan mulut di ikat.

Sudah 3 hari sejak malam itu, Dejun tidak pulang. Ibu dan adiknya sangat khawatir, sudah di cari dan bertanya pada teman-teman di sekolahnya, tapi tidak ada yang tahu.

"Oppa, kau di mana? Kenapa kau menghilang begitu saja," tutur Yoong Hwa sambil menangisinya di kamar Dejun bersama sang ibu.

"Bibi. Bagaimana, apa sudah ada kabar tentang Xiaojun?" tanya Winwin yang baru saja datang ke rumah Dejun.

"Belum, entah apa lagi yang harus bibi lakukan, semuanya sudah bibi lakukan. Tapi tidak ada hasilnya sama sekali," jawab Ibu tiri Dejun.

"Oppa, tolong temukan Dejun Oppa. Aku mohon." pinta Yoong Hwa sambil memegangi lengan Winwin.

"Aku akan coba menghubungi polisi untuk membantu mencarinya," ucap Winwin sambil beranjak pergi. Tapi, Yoong Hwa menarik lengannya.

"Aku ikut!" ucapnya sambil memasang wajah memohon.

"Yoong Hwa, lebih baik kau di rumah menjaga ibu ya!" tutur Winwin sambil memegang puncak kepala gadis itu.

"Tidak! Aku ingin ikut mencari Xiaojun Oppa!" trgasnya memaksa.

Winwin melirik ke Nyonya Kang, memberi tatapan penuh tanya. Wanita patuh baya itu mengangguk bertanda mengizinkan. "Baiklah. Tapi, kau tidak boleh macam-macam dan jangan berpisah dariku. Ok!?"

Winwin mencoba menghunbungi Henry untuk mengerahkan teman-teman dari kepolisian agar mencari Dejun. Pria itu tampak sedikit kehabisan akal namun ingatannya tiba-tiba tertuju pada sesuatu, segera dia menghubungi seseorang.

~@@@~

Mark sedikit merasa curiga dengan gelagat ayahnya 3 hari ini, pria itu sering keluar masuk gudang di belakang rumahnya yang jaraknya sekitar 150 M. Mark mencoba mendekati gudang itu sambil mengendap-ngendap.

"Sial! Kenapa digembok?!" gumamnya.

Drrrtt HP nya tiba-tiba bergetar membuatnya sedikit kaget. Melihat nama si penelpon, pemuda itu sedikit heran.

["Winwin-a, ada apa menghubungiku?"]

["Sudah 3 hari Dejun tidak pulang dan tidak ada kabar. Apa kau bertemu dengannya 3 hati lalu?"]

["A-apa, Dejun tidak pulang selama 3 hari?! Aku tidak bertemu dengannya," Mark terkejut, seketika perasaanya tidak enak.]

"[A begitu, baiklah. Tapi ... Aku harap, dia baik-baik saja. Bisakah kau bantu aku untuk mencarinya?" Ucap Winwin]

"I-iya baiklah, aku akan coba mencarinya."

Teleponpun terputus, Mark bertambah curiga dengan gudang yang ada di hadapannya sekarang, segera dia mencari alat yang bisa untuk membuka gemboknya. Dia berfikir sejenak lalu teringat dengan film criminal yang pernah di bacanya, kawat, sebuah kawat dia menggunakan gelangnya untuk membuka gembok. Tidak lama beberapa detik kemudian dia berhasil membukanya. Dia masuk ke gudang tersebut dan saat itu juga terkejut saat melihat ada orang yang tergeletak tak berdaya.

"Xiao De-jun?!" ucapnya saat melihat dari dekat orang yang tergeletak tersebut. Matk langsung membuka ikat tangan dan kakinya, begitu juga dengan lakban dimulutnya.

"M-mark," ucapnya sedikit gemetaran, badanya sedikit lemas namun masih bisa untuk bergerak.

"Ayo kita pergi dari sini!" ucap Mark sambil memapah Dejun. Tapi sial, belum juga melangkah, dua orang berbadan besar suruhan Ayahnya datang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Life, My Father and My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang