Chapter IV: Gilang Gemilang

6 0 0
                                    

"Oi Rez," ucap Gilang saat melihat Reza lewat depan rumahnya. Raut wajahnya berubah ketika melihat luka lebam di wajahnya. "Muka lu kenapa, Rez?"

"Biasa. Digigit anjing"

"Anjing mana?"

"Ada lah pokoknya," jawab Reza malas. "Eh iya, proposal PENSI kita gimana? Udah beres?"

"Udah, tinggal edit edit doang. Itu udah ada Arkes yang kerjain"

"Oke kalo gitu. Gua cabut duluan ya"

"Oke Rez, hati hati"

***

Gilang masuk ke kelasnya. IPA 4 cukup berbeda jika dibandingkan dengan IPS 4. Tenang namun aktif. Mereka lebih suka menggunakan tenaga mereka untuk mengulang pelajaran atau apapun yang berhubungan dengan belajar saat di luar jam kelas seperti saat ini.

"Hai," ucap Sinyo menghampirinya. "Tugas Biologi udah dikerjain kan?"

"Anjir lupa," ucap Gilang segera membuka laptopnya. Ia pasti sedang sibuk-sibuknya di organisasi sampai lupa mengerjakan tugas pelajaran.

Gilang menjabat anggota sekbid 6 OSIS, juga aktif di beberapa organisasi ekstrakurikuler seperti basket, paskibra, dan mading. Belum lagi beberapa jabatan yang ia pegang di beberapa organisasi tersebut. Hebat ya. Meski begitu, ia terkesan lalai dengan tugas utamanya sebagai seorang pelajar.

"Sini biar aku bantu," ucap Sinyo sambil mengambil laptop yang sedang dipegang Gilang. Ia adalah Sinyo, pacarnya. Mereka baru bersama sejak beberapa minggu lalu.

Sinyo adalah anak yang baik. Semoga Gilang menjaga hatinya.

***

Gilang kembali dari sekolah dan mengantar Sinyo pulang. Namun ia tidak langsung pulang ke rumahnya melainkan ke rumah salah satu temannya. Tara.

Tara mempersilahkan masuk. Keheningan di antara mereka.

"Kamu gak masuk sekolah. Kenapa? Sakit?" ucap Gilang. Hubungan mereka tidak begitu baik beberapa minggu ini.

"Gak papa," balas Tara ketus. Kalau bukan karena membutuhkannya, Gilang lebih memilih mengabaikannya.

"Masih marah?"

Tara menggeleng.

"Ya udah. Apapun salah aku, aku minta maaf, tapi kamu tahu sendiri rumornya udah nyebar ke seluruh sekolah," ucap Gilang. Kepalanya pening mengurusi pacarnya yang satu itu. "Kamu mau apa?..."

"Putusin dia!" ucap Tara.

Gilang menghela nafas. "Gak bisa, Ra"

"Kalo kamu ga bisa, mending kamu pulang!"

"Oke"

"Oke"

Gilang meninggalkan Tara. Gilang percaya pasti mereka dapat saling mengerti satu sama lain. Suatu hari nanti.

To już koniec opublikowanych części.

⏰ Ostatnio Aktualizowane: Aug 17, 2022 ⏰

Dodaj to dzieło do Biblioteki, aby dostawać powiadomienia o nowych częściach!

NIRWANA MUDA AIKAOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz