- 1 -

321 62 10
                                    

"Yang Mulia Pangeran Kim Sunoo Chevalier, Baginda Raja memanggil Anda ke ruang pertemuan."

"Sekarang?" tanya Pangeran Sunoo sembari menolehkan kepalanya, berpaling sejenak dari kegiatan menulis yang ia tekuni saat ini.

"Ya, Yang Mulia."

Pangeran Sunoo menghela napas. "Ada apa lagi kali ini."

Meski sedikit mengeluh, tapi ia tetap beranjak menuju ruang pertemuan yang dimaksud pelayannya. Ruangan tersebut tidak jauh dari kamarnya. Dia hanya perlu menyeberang jembatan kecil di atas kolam koi untuk sampai ke ruangan tempat di mana Raja selalu mengumpulkan pejabat kerajaan yang lain untuk berdiskusi.

Dan setiba di sana, dia menemukan kakak dan adiknya sudah duduk di kursi ruang pertemuan yang mengelilingi meja oval besar.

"Oh? Kalian juga dipanggil?" tanyanya pada kedua pangeran itu.

"Kalau aku disini berarti aku juga dipanggil, bodoh," ketus adiknya, sang Pangeran Bungsu, Yang Jungwon Chevalier.

"Yah paling membahas tahta lagi, maklum ayah kita sudah sepuh," jawab Pangeran Sulung, Sim Jaeyun Chevalier dengan malas, bertopang dagu menunggu sang Raja tiba.

Pangeran Sunoo mengambil duduk di samping adiknya. Tak lama setelah itu ayah mereka datang dengan langkah tenang seperti biasa. Mata tajamnya memicing pada ketiga anaknya secara bergantian.

"Barusan aku mendengar ada yang menyebutku sudah sepuh. Pasti kau kan, Yunie?"

Ekspresi pangeran sulung langsung mengkerut seperti irisan lemon yang dikeringkan. "Berhenti memanggilku dengan nama menggelikan itu, Ayah."

Baginda Raja tertawa. "Meskipun usiamu sudah 20 tahun, kau tetap lucu seperti anak kecil yang sedang merengek saat marah, Jaeyun."

"Ugh sudahlah, berhenti basa-basi dan langsung katakan ada apa menyuruh kami kemari," seru pangeran bungsu yang sudah jengah mendengar percakapan yang sama setiap mereka dikumpulkan.

"Oke oke. Kalian ini sangat tidak sabaran sekali. Kalian harus tau, kalau kalian itu adalah pangeran. Salah satu dari kalian akan menduduki singgasanaku nantinya. Yah meskipun kalian semua omega, tak masalah karena nantinya alpha kalian yang akan diangkat sebagai pemimpin negeri ini."

"Ya baiklah, kami sudah tau tentang itu, lalu kenapa memanggil kami kemari?" ucap pangeran tengah yang juga sudah jengah dengan wejangan ayahnya yang selalu itu-itu saja.

Baginda Raja, seorang alpha berusia pertengahan 40an itu berdehem sebelum mengungkapkan inti pertemuan mereka.

"Kalian tau sendiri kan kalau negara kita saat ini sedang mengalami krisis pangan yang mengkhawatirkan? Kita tidak bisa begini terus apalagi hanya berdiam diri. Kita butuh bantuan dari negara lain. Jadi ... ayah memutuskan untuk meminta bantuan dari negara Helios."

Ketiga pangeran tampak shock di tempat. Ketiganya kompak menatap sang ayah tak percaya, yang kelihatannya Baginda Raja sudah mengantisipasi hal itu sebelumnya.

"Ayah pasti bercanda kan?" seru Pangeran Jungwon.

"Tentu saja Ayah hanya bercanda. Orang tua kan sukanya membuat candaan garing," timpal Pangeran Jaeyun yang juga masih denial dengan pendengarannya.

Raja tertawa sejenak. Setelah tawanya berhenti, dia menggeleng. "Ini keputusan resmi. Kerajaan Lluvia sudah membicarakan ini dengan Kerajaan Helios. Itu artinya, kita akan hidup berdampingan dengan musuh abadi kita hingga waktu yang belum ditentukan."

"OH MY GOD!" seru Pangeran Jake dengan hiperbolis sambil menggebrak meja menggunakan kedua tinjunya.

"Pasti kerjasama ini tidak dilakukan secara gratis kan, Ayah?" todong Pangeran Sunoo yang sejak tadi hanya diam.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 26, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Marry The King Where stories live. Discover now