Prolog

2 0 0
                                    

Kini tidak ada lagi siapa-siapa kecuali seorang gadis yang meringkuk kesepian di atas bangku taman.

Entah kenapa, ia justru menyesali apa yang telah terjadi tadi. Kemungkinan besar, ia juga meringkuk seperti itu karena tengah menyesali.

"Kenapa aku bersikap gegabah tadi," gumamnya, "aku pikir dia pasti kesal dengan keputusan ku tadi." Lanjutnya kembali menggumam.

Hening. Ia masih kembali memikirkan apa yang harus ia lakukan selanjutnya tanpa ia duga jika ponsel yang ia masukkan ke dalam kantung bergetar dan mulai berdering.

"I'm in my bed and your not here...-"

    Harry Styles-Falling

Hanya sampai di sana, ia mengangkat ponselnya. Sebelumnya, ia melihat nama pemanggil nya terlebih dahulu.

Ia menarik nafas dalam-dalam kemudian membuangnya--begitu sampai 5 kali.

'Haahh....' Untuk sekali lagi ia menghela nafas kemudian memberanikan diri tuk bicara.

"Kenapa?"

Tanpa sadar, kalimat itulah yang duluan keluar dari bibir mungil itu. Mungkin sekarang lawan bicaranya merasa kurang nyaman.

"Dimana kau sekarang?" Tanya seseorang dengan  suara berat nan khas dari sebrang sana.

"Apa perlumu?" Ketus gadis itu tanpa niat untuk menjawab.

"Kenapa sekarang kau berbicara seolah-olah tak kenal dengan ku? Apa memang begini kalau sudah putus?"

Gadis itu terdiam sejenak. Ada perasaan kurang enak yang bergejolak di dalam hatinya.

"Apa kita mesti berbicara dalam kondisi seperti ini?" Tanya nya yang sebenarnya sudah ingin menghilang sejak tadi.

"Actually, aku hanya ingin tahu bagaimana kabar mu sekarang dan ku harap kau baik-baik saja dimanapun posisi mu sekarang" lagi-lagi ucapan yang dapat menggoyahkan iman yang keluar dari mulut seseorang itu.

"Lantas, bagaimana kalau aku sedang tidak baik-baik saja?" Gadis itu balik bertanya. 

"Maka aku akan membuatmu baik-baik saja!" Jawab orang itu penuh percaya diri. 

"Sudahlah. Sampai di sini saja. Jangan pernah menghubungi ku lagi. Kedepannya kita akan menjadi dua orang yang tidak saling kenal!" Lekas mengatakan kalimat itu, gadis itu dengan cepat menekan tombol berwarna merah.

Angin berdesir di sekeliling membuat rambutnya yang tergerai bergoyang kesana-kemari.

"Sebentar lagi musim semi akan tiba, ya..." Gumam nya pelan.

"Tapi, ku kira kisah cinta 'kita' juga akan bersemi namun tak di sangka telah layu pada musim dingin" Gumam nya lagi sembari memejamkan mata dan membiarkan hembusan angin menerpa wajahnya.

Love In SpringWhere stories live. Discover now