PROLOG

3.7K 402 40
                                    

"Brengsek!"

Pemuda itu berlari di tengah gelapnya malam. Sangat cepat seperti seekor kecoak. Apakah dia bertemu hantu? Tidak, lebih tepatnya dia bertemu iblis yang seharusnya tidak dia ganggu.

Baiklah memang ini kesalahannya sejak awal karena menipu begitu banyak orang. Seluruh dunia mencarinya, manusia yang sangat licin seperti belut itu tidak mudah di tangkap. Tapi memangnya kenapa? Pepatah mengatakan, sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga.

Pada akhirnya, pemuda itu malah terjun ke sarang serigala lapar. Dia awalnya menipu seorang gadis kecil yang terlihat lugu, berpikir bahwa gadis itu adalah target paling mudah selama dia melakukan pekerjaannya. Namun siapa sangka? Gadis itu merupakan boss dari sekelompok makhluk berotot besar. Mereka merupakan gengster yang di hindari bahkan oleh kepolisian.

"Lalu kenapa aku malah bertemu dengan big boss nya?! ARGHHH SIALAN."

Dia bersembunyi di sebuah bangunan kosong. Bukannya dia tidak bisa berkelahi, tapi orang bodoh mana yang akan menerjang maju sendirian melawan segerombolan pria berotot besar itu?!

"Tubuh berhargaku tidak boleh terluka kan?"

Lucas Vasillio yang merupakan buronan banyak negara itu sangat menyayangi tubuhnya. Jadi jika dia bisa kabur, kenapa repot-repot bertarung dan memberikan memar jelek di tubuh putihnya?

"Haah... Jika saja si bocah tengik itu tidak tertangkap, pasti akan mudah untuk menjadikannya tameng hidup."

Dia selalu melakukan penipuannya berdua, Lucas menjadi otak dari rencana dan temannya Ares Dimitri menjadi tameng- ah tidak... Otot yang mengurus perkelahian.

Lucas masih bersembunyi di gedung itu, berjalan-jalan di dalamnya untuk mencari tempat yang tepat untuk bersembunyi. Namun... Mungkin karena sudah waktunya penipu ini menerima balasan atas perbuatannya, dia di hadang oleh dua puluh pria besar dan satu orang wanita.

"Haloo, apakah kau tidak lelah terus berlari seperti seekor tikus?"

Lucas menghentikan langkahnya, jantungnya seakan-akan melonjak keluar karena terkejut dengan iblis wanita di depannya.

"Dia benar-benar seperti hantu."

Wanita itu tertawa dengan nyaring.

"Si tampan yang berusaha menipu nona ini... Sungguh berani. Apakah kau seharusnya ku jadikan sebagai gigolo? Dengan wajah putih dan tubuh indahmu, kau akan menarik perhatian baik wanita maupun pria."

Mendengar kata gigolo dan pria membuatnya merinding.

"Itu menjijikkan sialan!"

"Woahh bahkan di situasi ini kau masih bisa memasang tampang tenang."

"Lalu apakah aku harus berteriak dan bersujud memohon ampun? Maaf saja, tapi aku penipu berkelas. Jika mati ya mati saja, kenapa harus merendahkan harga diriku untuk memohon ampun kepada manusia yang tidak ada bedanya denganku?"

Lucas tampak tersenyum, "Jika kau orang suci yang tidak berdosa, maka aku akan memikirkannya... Tapi kau, tidak ada bedanya dengan aku. Bahkan lebih menjijikkan karena kau menjual sesama wanita untuk memuaskan hasrat klien-klien mu."

Wanita itu tertawa lagi seperti orang gila. Tentu Lucas bukannya bermaksud untuk menceramahi seseorang yang sudah gila seperti wanita itu, namun dia sedang mencari celah untuk melarikan diri. Tapi mau dipikirkan beberapa kali pun, bagaimana dia bisa lari saat dia terkepung oleh dua puluh orang?

"Sungguh lucu tuan penipu. Yah karena kau ingin mati, ya mati saja."

Wanita itu menepuk tangannya sekali. Sebelum dia sempat bereaksi, sebuah peluru menembus jantungnya.

The Greatest Villain  [ON GOING]Where stories live. Discover now