2nd: the nightmare

Start from the beginning
                                    

Hanya saja, semua berubah saat Minhyun mengatakan dia ingin menikahi Seongwu. Seorang laki-laki.

Orang tuanya marah bukan main, dan sebagai akhir dari pertengkaran panjang antara dirinya dan orang tuanya, Minhyun "dibuang" oleh keluarganya.

Itu beberapa bulan sebelum pernikahannya dan Seongwu, dimana saat itu Seongwu memeluknya, mengatakan semua akan baik-baik saja dan mereka akan melalui semuanya bersama. Ini hanyalah salah satu ujian di percintaan mereka.

Terdengar seperti dongeng Romeo dan Juliet, bukan?

Sayangnya, bahkan dongeng tragis itu tidak lebih tragis dari percintaan dan pernikahannya.

Mereka berhasil menikah karena Seongwu mengancam akan mengakhiri hidupnya dan menyebarkan video seksnya dengan Minhyun ke semua orang yang dikenal orang tuanya. Di antara semua kekacauan itu mereka menikah, dan hidup di tempat sederhana yang bisa mereka dapatkan dengan sisa uang mereka.

Saat itu mereka merasa powerful karena mereka memiliki cinta.

Saat itu mereka merasa ini semua hanyalah ujian cinta mereka.

What a bullshit.

Dua bulan setelah pernikahan, realita menampar mereka dengan keras. Seongwu kesulitan meneruskan sekolah seninya, terlebih sejak orang tua Seongwu memutus dukungan finansialnya. Pada saat itu Seongwu nyaris tidak bisa melanjutkan pendidikan dan hanya bisa selamat karena pinjaman uang dari beberapa teman Minhyun dan Seongwu.

Sejak saat itu, keduanya bekerja paruh waktu.

Minhyun bekerja di perusahaan startup milik seniornya, dan Seongwu bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran. Klasik. Pekerjaan Seongwu bertahan beberapa bulan, sebelum orang tua Seongwu datang dan melihat keadaan anaknya.

Mereka jelas membenci Minhyun yang membawa anak laki-laki mereka ke dalam hidup yang sulit, tapi mereka juga tidak bisa mengabaikan anak laki-laki mereka satu-satunya. Singkat cerita, mereka memberikan kembali uang ke Seongwu, but they were really hostile towards Minhyun.

Mereka selalu merendahkan Minhyun setiap ada kesempatan, menyalahkan Minhyun atas keadaan yang membuat bukan hanya diri Minhyun sulit, tapi juga anak mereka. Saat itu Minhyun hanya bisa menelan semuanya, menerima dan mengatakan terimakasih atas bantuan mertuanya.

Tapi untuk berapa lama dia harus bergantung pada kemurahan hati mertuanya?

Minhyun mulai mengambil project lain yang diberikan dosen, untuk menambah uangnya. Dia mengumpulkan semua uang yang bisa ia kumpulkan, lalu memberikannya ke Seongwu yang menerima uang yang jumlahnya tak seberapa itu dengan senyuman dan ucapan terimakasih.

Senyuman dan ucapan terimakasih itulah, hal sederhana itulah, yang memberikan Minhyun kekuatan untuk bekerja lebih keras lagi. Hari demi hari, dia merasa dirinya jauh dari Seongwu. Bulan demi bulan, dia merasa Seongwu mulai berubah. Dia menjadi jauh lebih posesif dan akan bertanya banyak hal mengenai apa yang Minhyun lakukan di luar.

Saat itu Minhyun mengabaikannya. Dia pikir, Seongwu hanya sedang memikirkan entah hal tak penting apa. Seperti yang sering dia lakukan. Pekerjaan adalah yang terpenting. Dia harus mengumpulkan uang supaya dia dan Seongwu bisa hidup tanpa belas kasihan mertuanya.

Semakin lama, hal yang awalnya hanya berupa pertanyaan ringan berubah menjadi desakan. Senyuman berubah menjadi raut serius. Tawa berubah menjadi bentakan dan seruan.



"Kenapa kamu harus kerja sekeras itu cuma buat uang sekecil ini, Hyun?"



Pertanyaan itu menjadi gunting yang memotong tali kerasionalan terakhir Minhyun. Dia merasa semua yang dia lakukan selama ini sia-sia. Apa yang dia lakukan tidak ada artinya di mata suaminya.

Pertanyaan itu juga menjadi pertanyaan terakhir yang Seongwu lontarkan kepadanya, karena setelahnya, mereka tidak pernah bertemu lagi. Sampai di hari dimana mereka menandatangani surat cerai mereka.

Saat itu luka jelas berada di diri mereka masing-masing. Mereka sama-sama terluka, dan sama-sama melukai.

Sayangnya, mereka tidak pernah tau apa yang mereka lakukan untuk pasangan mereka.

Betapa Minhyun menelan rasa lelah karena harus bekerja keras untuk uang yang tak seberapa.

Betapa Seongwu harus menelan harga dkri dan menghadapi rasa malu karena harus memohon bantuan keluarganya secara finansial karena tidak mau melihat suaminya masuk rumah sakit karena kelelahan lagi.

Hal ini menjadi rahasia yang sayangnya terkubur dalam, tertimbun rasa sakit, kekecewaan, ketakutan, dan mungkin kebencian.

Saat cinta itu tak lagi ada, apa kamu yakin kamu bisa mempertahankan sebuah ikatan sebesar pernikahan?

Dulu pertanyaan ini bisa mereka jawab dengan mudah. Mereka bisa yakin bahwa mereka akan selamanya saling mencinta. Tapi saat ini? Mereka hanya ingin mengakhiri semuanya secepat mungkin. Mereka ingin memutus semuanya secepat mungkin.

Sebelum kenangan indah itu tertutup kenangan buruk.

Sebelum tawa riang berubah menjadi bentakan dan argumen penuh emosi lainnya.

Sebelum rasa cinta itu berubah menjadi benci sepenuhnya.







-------------------------------------






Sekian. Mohon komentarnya jika berkenan. Hehe. Gimana narasi sejauh ini?

Suka kah? Atau ga?

RailwayWhere stories live. Discover now