001

2.7K 422 20
                                    

Haruto berjalan dengan Jeongwoo yang mengekori dibelakang. Dua pemuda tadi kemudian masuk ke dalam kamar Haruto, membuat tanda tanya besar dibenak para maid mansion besar itu.

"Jadi yang menikah tuan muda Haruto? Bukan Tuan Hyunsuk?" Tanya salah satu dari mereka.

"Tuan Hyunsuk kabur."

"Bukankah mereka masih terlalu muda? Ku dengar putera bungsu calon besan Tuan besar masih bersekolah." Sahut yang lainnya.

"Ya, kembali bekerja!" Interupsi kepala maid saat melihat wanita wanita tadi sedang bergunjing dipantry. Harap harap tuannya tak mendengar ocehan mereka ketimbang ditendang paksa dari mansion.
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ

[ SANCTUARY ]

ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ

Jeongwoo melirik seluruh penjuru kamar rapi milik Haruto, isinya khas seperti remaja pada umumnya; satu buah televisi yang terhubung seperangkat playstation, meja belajar berisi berkas dan laptop, sisi lainnya ada komputer, lemari dan toilet.

"Kau tidur disini, aku akan tidur di kamar Kak Hyunsuk." ujar Haruto sebelum pemuda tan itu bertanya.

"Bila pakaianmu sudah sampai, kau bisa meletakkannya di lemari samping, sudah dikosongi untuk menampung barangmu." Lanjutnya.

Jeongwoo mengangguk mengerti. "Tapi ... Mengapa aku tidak tidur di kamar tamu saja?"

"Kamar tamu ada dibawah dan belum dibersihkan."

Tanpa menunggu jawaban lagi, Haruto berjalan menuju lemari, mengeluarkan beberapa pakaian miliknya kemudian melangkah menuju pintu. Sebelum itu, ia sempat berpesan. "Bila butuh sesuatu bisa datang ke kamar Kak Hyunsuk atau menghubungiku lewat telepon."

Mereka berdua⸺Haruto dan Jeongwoo⸺sebenarnya adalah seorang teman sebelum insiden mendadak ini terjadi. Mereka sering menghabiskan waktu kala kedua keluarga sedang berkumpul. Namun, saat ini rasanya berbeda.

Jeongwoo terlalu kaku berada dilingkup mertuanya, pun sikap Haruto yang tak lagi bersahabat.

Ia duduk dipinggir ranjang sang suami dengan hati-hati. Wangi maskulin khas menyeruak dengan jelas membuat Jeongwoo merasa ia berada disekeliling si pemuda bermata elang.

Sepuluh menit ia berdiam diri, lantas Jeongwoo bangkit hendak mengganti bajunya tentu dengan meminjam pada Haruto sebab miliknya tak kunjung datang.

Kaos putih dan celana pendek selutut. Yah hanya ini yang dapat ia temukan di lemari sang suami sebab beberap baju lainnya cenderung aneh dan tidak cocok dipakai didalam rumah, entahlah mungkin Haruto sedang gemar mengikuti trend pakaian saat ini.

Sebuah panggilan dari seseorang masuk bertepatan dengan ia yang telah selesai mengganti bajunya.

"Halo?"

"Aku sudah mengerjakannya, besok saat sekolah aku bawakan."

"Iya, kamu bisa mengingatkan aku, nanti."

"Sampai jumpa—"

"Siapa?" Jeongwoo menjengit kemudian berbalik dan menemukan Haruto dengan rambut acak-acakan bersandar pada pintu kamar.

Jeongwoo menunjuk ponselnya, "dari Jaehee. Laporan OSIS."

"Turun dan makanlah, setelah itu baru beristirahat."

Dingin. Jeongwoo meringis, penolakan Haruto padanya kentara sekali. Bagaimana hari besok akan ia lalui bila atmosfer disini sedingin kutub utara.

Saat makan malam hingga selesai pun, Haruto memilih bungkam sedangkan Jeongwoo dicecar beberapa pertanyaan oleh mertuanya. Bukan hal besar sebetulnya, namun tindakan Haruto menyiratkan bahwa pemuda itu masih enggan menerima status barunya.

Kembali ke dalam kamar sendirian, ia dikirimi beberapa foto pernikahan siang tadi oleh sang bunda. Ujar bunda, Foto-foto pernikahan mereka sangat bagus. Jeongwoo termangu, senyum mereka sumringah sekali padahal begitu banyak beban terpancar disana. Sampai kapan harus begini?

Jeongwoo merebahkan badannya lalu menarik selimut sebatas dada. Mata serigala itu seolah enggan terpejam meski waktu telah menunjukkan pukul sebelas. Apa yang dapat ia lakukan sekarang? Sendirian, jauh dari sang bunda. Jeongwoo masih belum mampu melakukan semua itu meskipun ia harus.

ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ

[ SANCTUARY ]

ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ

Malam dengan cepat berlalu, membuat mentari mengambil alih wilayahnya sebelum nanti harus pergi lagi. Kicau burung diluar mansion menandakan bahwa aktifitas harus segera dilakukan sebelum waktu berlalu.

Seorang pemuda berbalut selimut tebal menyembulkan kepala dengan rambut acak-acakan setelah kilau matahari menyinari tepat didepan wajahnya.

Sudah pukul tujuh, waktunya pergi ke sekolah.

Hari baru, kisah baru dan status baru, Kini harus Jeongwoo jalani sepenuh hati.

Ketika Jeongwoo telah selesai dengan kegiatan mandi-nya, seragam sekolah lengkap ia temukan diatas ranjang, entah siapa yang meletakkannya. Tanpa banyak bicara lagi, Jeongwoo memakainya dengan cepat dan keluar dari kamar.

Saat turun untuk sarapan, pemuda bermata serigala itu hanya menemukan Haruto, sedang mengunyah roti sambil berkutat pada iPad-nya.

Jeongwoo berjalan perlahan kemudian menarik kursi dan duduk, ia menengok ke sekeliling mansion seolah mencari sesuatu.

"Selamat pagi, belum berangkat? Dimana mama?"

Yang ditanya menggeleng pelan sambil mengulurkan semangkuk sereal. "Selamat pagi, Makanlah dulu setelah itu aku akan mengantarmu ke sekolah. Mama sudah berangkat sejak pagi."

Jeongwoo mengangguk menurut, ia duduk tenang dengan tangan kiri memegang ponsel dan tangan lainnya menyendok sereal sedikit demi sedikit hingga tandas.

Dipantry, para maid mengintip ribut. Mereka tahu Tuan Muda merupakan orang yang tak dapat diganggu dan sedingin es batu. Maka kala ia menikah, Para Maid masih belum dapat mempercayainya.

+

"Apa mereka terlihat seperti dua orang yang akrab?" tanya Maid Shin.

Maid lain yang diketahui bernama Haeun menggeleng, "seperti dua orang asing. Benar kan?"

"Ku bilang kembali bekerja bila tidak ingin ditendang paksa dari sini." Potong Kepala Maid dengan cepat membuat dua maid tadi bubar dari tempat mereka.

+

Mulai hari ini, kegiatan Haruto akan bertambah selain pulang pergi kampus dan kantor, yaitu mengantar serta menjemput Jeongwoo sekolah.

Haruto tidak keberatan dengan tugas barunya sebab, tanggungjawab pemuda itu sekarang ada ditangannya. Seperti janji yang ia ucapkan dihadapan Tuhan kemarin, Haruto tidak akan melupakannya.

[ To be Continue ... ]

SANCTUARY | HAJEONGWOOWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu