02

347 33 2
                                    

malam semakin gelap dan udara semakin dingin di saat beberapa orang keluar dari rumah mereka masing masing untuk menyaksikan tujuan dan maksud polisi datang pada pemukiman mereka yang padat

dua orang aparat kepolisian berdiri tepat di sebuah rumah kumuh yang kecil bahkan beberapa kayu pintunya sudah terlihat keropos dan lapuk, salah satu dari mereka mulai mengetuk pintu di sana untuk memastikan orang yang mereka cari berada di dalam sana

"permisi" ketukan tiga kali itu akhirnya membuahkan hasil, seorang wanita paruh bayah membuka pintu lapuk itu dari dalam, menatap ke arah kedua polisi itu dengan raut yang bingung namun tetap terlihat ramah di saat yang bersamaan

tidak jarang wanita itu melirik ke arah beberapa warga yang senantiasa berdiri di sana demi memuaskan hasrat ingin tahu mereka yang amat besar

"selamat malam bu" karna melihat wanita di depan mereka terlihat ramah, salah dari dua polisi tadi ikut mengeluarkan sikap ramahnya dengan senyuman tipis yang terpatri di sana

"malam pak, ada apa ya?" meski senyuman itu tidak luntur, rasa khawatir dan penasarannya juga sama seperti warga sekitar, wanita itu bahkan ingin tahu kenapa rumahnya di datangi seperti ini

"kami hanya ingin bertanya, apa putra anda yang bernama lee haechan ada di dalam?" pandangan polisi itu di lemparkan pada area rumah bagian dalam yang terlihat karna pintu rumah yang dibuka

"a-ah, ada pak, sebentar" wanita tadi kembali masuk meninggalkan kepolisian dengan warga yang semakin di landa pertanyaan besar di kepala masing masing

tak lama wanita paruh bayah itu kembali namun tidak sendiri tentunya, ia kembali dengan seorang pria muda yang membuntuti nya dari belakang, di lihat dengan jelas pemuda itu terlihat gugup dan panik saat pihak kepolisian berkunjung

"apa benar ini lee haechan?" pria itu hanya diam sembari meremas ujung kaos putihnya dengan gelisah

"iya pak, ini putra bungsu saya lee haechan" empu nama benar benar di landa ketakutan sekarang, bagaimana bisa polisi bisa mengetahui kediamannya?

"begini bu, kami akan menangkap putra anda karna telah melakukan tindak perampokan bersama tiga temannya yang lain"

sontak semua warga di sana saling pandang dan menatap tidak percaya pada haechan yang sudah menelan ludahnya susah  payah, bahkan ibunya sendiri pun sampai lemas dan sedikit terhyung kebelakang mendengar fakta yang baru saja ia ketahui

"i-itu tidak mungkin pak... kami memang dari keluarga yang miskin tapi putra saya tidak mungkin melakukan itu" menyangkal, hanya itu yang bisa ia lakukan demi menepis semua kebenaran

"menurut laporan korban, pelaku berjumlah empat orang remaja, dan salah satunya adalah putra anda" menarik haechan yang hanya diam bahkan tidak berniat untuk menjelaskan apapun pada ibunya yang kini sudah menangis histeris saat kedua tangan nya di borgol dan hendak di bawa

"ini semua ti-tid... hiks tidak mungkin, kau tidak seperti itu kan sayang?... katakan yang sebenarnya pada polisi nak" memegang kedua bahu kecil pemuda itu dengan mata yang sudah berlinang dengan peluh air mata

"HAECHAN!!" bentakan itu adalah teriakan tidak terima dari sang ibu yang terus memaksa haechan untuk mengatakan kalau semua ini tidak benar

"m-maaf ibu" pria muda itu juga tidak bisa lagi menahan tangisnya, dia sudah mengecewakan ibunya

/PLAK/

"AKU TIDAK PERNAH MENGAJAR KAN MU MELAKUKAN ITU!! KEN-HIKS... KENAPA KAU MENGECEWAKAN KU SEPERTI INI HAECHAN!! KAU TIDAK MENYAYANGI KU??" tamparan keras itu tidak membuat haechan merasa lebih baik karna kesalahan yang sangat menghancurkan ibunya

the elimination [nomin]Where stories live. Discover now