1. Rusak Move On Sebelanga

37.6K 5.5K 1.4K
                                    

"Sometimes we have to let go of the ones we love the most. Although it hurts, we know that it’s all for the best. Take care."

Kalimat yang Lestari temukan dalam sebuah baliho besar selama perjalanan menuju kampus itu memang memiliki makna yang luar biasa. Bijak, seolah penulisnya pernah mengalami patah hati yang parah dan akhirnya ia melepaskan semua lukanya untuk memulai hidup yang jauh lebih baik. Seperti yang semua orang tahu, mencintai seseorang memang memiliki 2 akhir: bahagia bersamanya atau terluka olehnya.

Lestari sendiri tidak ingat kapan pertama kali dia mencintai Adinata. Mungkin di tahun pertama dan di kelas pertama ketika dia tanpa sengaja duduk bersebelahan dengan laki-laki itu? Atau ketika laki-laki itu memberikan salah satu kursi yang tersisa di kantin untuk dirinya ketika semua kursi di sana sudah penuh? Lestari tidak begitu yakin. Dia hanya berpikir bahwa Adinata terlihat cukup berbeda dari lelaki kebanyakan. Anak itu baik, dan Lestari tahu bahwa kebaikan Adinata bukan hanya kepada dirinya, tapi juga semua orang di sekelilingnya. Selain baik, semua orang tahu bahwa Adinata selalu rendah hati. Meskipun tak jarang, Lestari kerap menemukan laki-laki itu bersikap cukup dingin pada gadis-gadis yang membuatnya risih. Untuk beberapa kali kesempatan, Adinata memang terlihat sulit untuk digapai--setidaknya sampai Lestari benar-benar sadar bahwa semua itu memang benar adanya. Sampai kapan pun, gadis itu tidak akan pernah bisa menggapai bintang yang bersinar paling terang di langit. Dia tidak akan pernah bisa menggapai Adinata--dan dia cukup sadar diri untuk itu.

Jadi ketika Lestari mengingat kata-kata bijak dalam baliho itu, dia hanya bisa menarik napas panjang. Di sudut perpustakaan yang sepi, gadis itu tidak bisa memikirkan apapun selain Adinata dan sikap pemuda itu akhir-akhir ini. Sudah berbulan-bulan semenjak pengakuannya ditolak kembali. Berbulan-bulan yang harusnya cukup untuk melupakan eksistensi seorang Adinata Aileen Caesar. Karena berbulan-bulan itu—mungkin hampir 7 bulan? Atau lebih? Entahlah—bukan waktu yang sebentar baginya, jadi setidaknya itu memang cukup. Toh, belum ada hubungan yang terjalin di antara dia dan Adinata. Harusnya memang mudah, kan?

"Hadeeeeh, bisa gila gue lama-lama." Gerutunya, seperti seseorang yang sudah tidak memiliki harapan apapun lagi. Kepalanya terkulai di atas buku-buku Sejarah Indonesia yang tebal, sementara tatapan matanya berlari jauh ke luar jendela—pada arak-arakan awan putih yang memenuhi langit biru.

"Beautiful day, but not with my feelings." Dia berkata dengan suara yang begitu lirih.

Ini bermula dari telepon sialan di jam setengah 2 pagi yang sempat ia terima beberapa hari yang lalu. Satu panggilan paling tai yang akhirnya merusak agenda move on 7 bulan belakangan ini.

Malam itu hujan deras, angin berhembus kencang dan petir konsisten menyambar-nyambar. Setelah sekian lama tidak pernah muncul, panggilan keramat itu hadir lagi. Di tengah-tengah insomnianya, Adinata tiba-tiba saja menelpon. Seperti setitik nila yang merusak susu sebelanga.

"Halo, Din? Tumben, ada apa?" Kemudian dialog itu muncul lagi dalam kepala yang kian hari kian ramai. Dengan sangat jelas, semuanya tergambar di permukaan jendela.

"Nggak ada pa-pa. Barusan gue buka instagram, terus nggak sengaja lihat story lo lagi nonton. Kenapa belum tidur?" Tanya laki-laki itu di seberang telepon.

Untuk beberapa lama, Lestari termenung. Apakah latar belakang seseorang yang baru saja mengupload instastory di jam setengah 2 pagi menjadi begitu penting sampai-sampai Adinata harus menelponnya dan bertanya kenapa dia belum tidur? Awalnya gadis itu sempat geer, tapi tiba-tiba saja dia berpikir bahwa bisa saja Adinata insomnia sama seperti dirinya dan menelponnya di pagi buta adalah opsi terakhir yang bisa dia lakukan.

"Oh," perempuan bersurai legam itu tertawa kecil. "Nggak bisa tidur aja. Karena gue nggak tahu mau ngapain dan nggak ada tugas yang bisa gue kerjain, ya udah, gue buka Netflix. Lo sendiri kenapa belum tidur?"

Meant 2 Be✔Where stories live. Discover now