Haruto, Jeongwoo, dan Junghwan saling betsitatap sebab kalimat terakhir dari surat yang ditulis Tuan Yang membuat mereka jadi tidak percaya satu sama lain. Padahal Tuan Yang hanya mengantisipasi, bukan berarti mata-mata itu benar adanya.
Alhasil mereka berdebat selama kurang lebih setengah jam. Tidak ada yang mau mengaku--tentu saja. Rasanya suhu ruangan ber-AC ini semakin meningkat akibat perdebatan mereka yang tiada akhir. Padahal yang mereka lakukan hanya akan menghabiskan energi.
"Gak mungkin gue mata-matanya. Kalian berdua lebih mencurigakan, terutama lo Justin!" sergah Junghwan sambil mengacungkan telunjuk tepat di depan wajah Jeongwoo. "Lo adalah si serba tahu itu. Dari awal lo kayaknya ngebet banget buat nyari petunjuk. Lo pasti mau dapet imbalan. IYA KAN?!!"
"Apa maksud lo bilang gitu, hah?! Lo nggak usah nyalahin gue dan bikin teori abal-abal cuma biar gak ada yang curiga sama lo!" sangkal Jeongwoo tak terima dirinya dituduh hanya karena alasan yang dibeberkan Junghwan.
"John ada benernya juga. Gue jadi curiga sama lo," kata Haruto. Ia memasang tatapan penuh selidik. Memperhatikan gerak-gerik Jeongwoo yang baginya mencurigakan. Awalnya Haruto hanya curiga Junghwan, tapi sekarang ia mencurigai keduanya.
"LIAT SI TRAVIS! KALIAN SEMUA GAK NYADAR ATAU GIMANA, SIH? GUE UDAH ADA FEELING ANEH PAS DIA MERHATIIN BINGKAI ITU MULU! YANG NAMANYA MATA-MATA PASTI PUNYA ALAT PENDETEKSI RAHASIA BUAT NEMUIN OBJEK YANG DICARI!" balas Jeongwoo ngegas. Intinya bagaimanapun juga dia yakin Haruto adalah mata-mata.
Haruto menarik kerah baju Jeongwoo. Menghadiahi tatapan membunuh. "BERANI-BERANINYA LO NGOMONG GITU KE GUE!!"
"BERANI!"
"Ck, udah tau salah masih aja sok-sokan," sambar Junghwan dengan kedua tangan dilipat di depan dada.
Seketika Haruto menghempaskan kerah baju Jeongwoo lalu beralih pada Junghwan. "Woi sapi! Lo ngulur waktu supaya istri Tuan Yang gak terlalu cepet ditemuin, 'kan? Gue juga tadi liat lo ngehubungin seseorang lewat smartwatch. Pasti lo nelpon bos lo biar istri Tuan Yang dipindahin posisinya."
Junghwan tertawa remeh. "Tch, makin ngarang aja, kalo gak percaya coba liat history smartwatch gue, nih lo ambil!" Junghwan menyerahkan smartwatch-nya pada Haruto, saat itu juga Haruto langsung mengecek riwayat telepon paling terakhir.
