"sayonara Yamanaka, meski hari ini bukanlah hari kalian. Tapi shinigami memilihku melenyapkan kalian hari ini, jadi berbahagialah." Ichi hanya terkekeh kecil mendengar lullaby yang keluar dari bibir Suki didepannya.

dor...dor...dor...

Tembakan beruntun mengalun begitu indah dipendengaran suki, bahkan Ichi sudah terjun kebawah sambil membawa pistol ditangan kiri dan jarum jarum kecil ditangan kanan.

"Kematian neraka akan menjemput kalian" kekeh Ichi melempar jarum jarum beracunya.

Bahkan topeng silvernya sudah terciprat darah sana sini, gerakan yang gemulai dan lincah membuatnya tak dapat disentuh sedikitpun. "ahhhh ini membosankan."

"hancurkan semuanya, kalau kau bosan." sahut Suki melangkah menuju mansion yang mulai hancur.

Pedang silver tergenggam erat ditangan suki, langkah pasti tanpa ragupun mengiringi perjlanannya. Semua yang dihadapannya ditebas tanpa hati, membuat pedang yang tadinya bersih berlumuran warna merah pekat.

Sibuk dengan dengan didepannya bukan berarti suki mengabaikan musuh dibelakangnya,

slassshhhh..

Kepala yang terpotong rapi menggelinding bagai boling menghampiri Ichi, dan....

dak.....

Tendangan singkat diberikan Ichi, membuat semua yang memandang mereka berdua meringis ngeri.

"mereka iblisss"

Kedua Hakai no Washi itu menari begitu indah, cipratan darah menjadi penghias setiap gerakan mereka. tebasan, tembakan, tusukan mereka lakukan dengan akurat. Bahkan tubuh mereka tak ada goresan sedikitpun.

"hai hai hai, disini ada ciba dan hiji, salam kenall. Wow banyak sekali penggemarmu suki" Ujar ciba yang bergabung dengan kehebohannya.

Dari arah samping Ichi melempar jarumnya, syukur Ciba mengelak dengan gesit. "kau kejam hikss..hiks.."

dorrr....

"dasar gila"

Mengabaikan umpatan Hiji, Ciba berlari dengan bomnya. "ayo mulai Hiji, tadi kita ketinggalan setidaknya kita yang akan berpesta huuuu"

Suki melangkah memasuki mansion , meninggalkan kekacauan dari pesta tenangnya.

"dasar penganggu."

Dor....

Tumbang.

Satu persatu penjaga dalam mansion terkulai lemah tanpa darah. Tembakan dan lemparan Ichi begitu gesit, membuat Suki melangkah tenang mendapati keluarga inti yamanaka.

"maaf menunggu lama." ujar Suki dengan senyum manis dibalik topengnya.

Merasakan Ichi mendekat, Suki memberikan kode menghabisi yang lain. bagian keluarga inti akan menjadi urusannya. "Curang"

"neee kalian tidak meminta ku untuk duduk dulu?" suara lembut namun mematikan berdengung ditengah teriakan kesakitan dilantai atas. "ahhh ichi terlalu terburu buru, maaf nee"

Kepala yang miring kekiri, tangan yang bertautan dibelakang tubuh akan membuat kesan yang sangat imut saat ini, namun sayang bercakan darah ditubuh Suki membuat ia seperti psikopat gila.

"dasar kau iblis, apa yang sebenarnya kau inginkan iblisss. kenapa kau menghancurkan keluargaku." Teriakan sang tetua yamanaka mengalun menyaingi teriakan korban ichi dilantai lain.

Sedangkan suki hanya terkekeh merubah getsur tubuhnya, membuat yang lain bersiaga.

mereka takut, gemetar, tapi.....

"ARRRRGGGHHHHH....."

Merasa lelah berdiri, Suki mendekati sofa tunggal didepannya. Berjalan santai, dan duduk tenang menghiraukan keadaan sekitarnya.

"kuharap kalian tidak keberatan untuk menunggu sejenak nee"

Merasa dipermainkan Dua kepala keluarga mendekati Suki, mengancam dengan revolver satu meter dihadapan suki. "kau ingin menghabisiku? Jahat sekali."

Sepersekian detik tangan yang memegang Revolver itu jatuh melawan gravitasi, bahkan dua kepala keluarga itu tidak sempat bereksi.

"ARRRGGHHHHH TANGAN KUUU....IBLISSS...ARRG..SGH...ERGG.."

"Yah mati,"

"baiklah aku tak akan berlama lama, kau ingat aku? ingat suara ku? ingat rambutku?" pertanyaan suki hanya dibalas kernyitan singkat oleh orang yang tersisa.

"siapa kau!!!"

Brukkk....

"MINAAAA"

"ahhh istrimu mati?."

"SIALAN KAU, MATIIII..."

Suki hanya menatap malas kepala yang terlepas itu. "jadi???"

Pandangan ketakutan didepannya membuat Suki semakin bersemangat menghabisi mereka semua. "jadi kalian tak ingat, ahhh sayang sekali. kalau begitu maTILAHHHH."

TRASSSHH....TRASSSGHHH...

"ARRGGHHH.....SAKITTTT.."

"AARGGGGGGGGGHHHHHHHHHHHHHHHHHHH"

"SAKITTT...ARGGHH......................"

Malam ini menjadi malam terakhir yamanaka, Hakai no Washi melangkah dengan santai meninggalkan mansion mewah yang baru saja selesai dengan cerita kejayaannya. Nyala merah api dan bom kecil bersaut sautan, serine polisi dan ambulan menjadi lullaby bagi Hakai no washi.

Suki menatap prihatin bocah digendongan Ciba. "Seharusnya kau tidak terlahir dalam keluarga kotor ini." gumamnya.

"Kuharap kau senang dengan hadiah kami inspektur rusa khekhekhe".......

"Kuharap kau senang dengan hadiah kami inspektur rusa khekhekhe"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




__

Maaf kalo membosankan;)
Makasih udah baca🤗

Don't cry SukeWhere stories live. Discover now