Cermin Ribuan Abad

138 6 0
                                    

5 Oktober 2021

Waktu menunjukkan pukul 12.30 siang. Helena masih berada di depan komputernya dengan wajah yang masih terpaku pada beberapa data artefak yang baru saja dibawa ke kantor pusat untuk di data sebagai barang peninggalan sejarah.

Beberapa artefak tersebut itu terbungkus peti kayu dan kain untuk menjaganya dari kerusakan selama perjalanan. Benda-benda sejarah itu dibawa dari berbagai tempat. Mereka menempuh perjalanan cukup jauh dan medan yang cukup terjal. Ada beberapa benda yang di datangkan dari luar pulau sehingga diperlukan perjalanan menggunakan kapal laut dengan jarak tempuh yang lebih lama dibandingan dengan benda lain yang dibawa dengan truck pengangkut.

Sebagian benda dari artefak baru tersebut sudah dibuka dari pembungkusnya. Terlihat disana ada meja teh, bingkai foto dengan foto yang masih tepasang rapi didalamnya. Koin serta vas juga ada dalam penemuan artefak baru tersebut. Namun ada 2 benda yang masih terbungkus rapi disamping semua benda terbut. Satu dari kedua benda tersebut memiliki tinggi kurang lebih 160 sentimeter sedangkan beneda yang lain hanya berukuran 50 sentimeter dengan lebar 40 sentimeter.

"Helen, sebentar lagi jam makan siang akan berakhir jadi lebih baik tinggalkan semua perkerjaanmu itu !". Ucap seorang pria yang meletakkan secangkir kopi di meja Helena.

"Ahh thank you, kamu memang selalu mengerti apa yang aku butuhkan, Ben !". Kata Helena sambil menggapai kopi yang diberikan rekannya tersebut.

Ben Stanford, merupakan sahabat Helena sejak masih bersekolah di sekolah dasar. Mereka berteman cukup lama bahkan hingga usia mereka yang menginjak hampir 25 tahun saat ini. Mereka juga bekerja di kantor yang sama yaitu di pusat penelitian dan pelestarian peninggalan sejarah. Ben merupakan sahabat Helena yang sangat baik dan pengertian. Bahkan selalu mengingatkan Helena tentang kesehatan gadis itu.

"Sudahlah  jika kau terus berkutat pada semua artefak itu kemungkinan besar asam lambungmu akan naik lagi karena kau melewatkan makan siangmu !". Ucap Ben  yang memperingatkan Helena.

"Ben, ayolah ini tidak akan lama ! ".

"Kamu selalu berkata seperti itu Helen tapi aku tidak bisa berbuat apapun jika kamu menginginkan itu ". Ben berlalu pergi meninggalkan Helena sendirian.

Helena Spencer , merupakan wakil ketua tim Bravo . Tim ini merupakan tim khusus yang ditugaskan untuk menangani peninggalan benda-benda dari eropa. Helen sudah bekerja selama 3 tahun dibidang ini sehingga dia merupakan perempuan yang cukup banyak dikenal di kalangan masyarakat. Selain cantik dan juga ramah Helena juga dikenal akan kepandaiannya dalam menganalisis kisah dibalik kebanyakan artefak . Gadis itu juga dikenal akan ketepatannya dalam memperkirakan usia artefak yang ditemukan. Terlepas dari itu semua Helena dikenal dengan gadis ambisus . Ia akan mengerjakan pekerjaannya dengan seluruh kempuan dan waktu yang ia miliki.

"Ehh , Ben tunggu !". Ucap Helena menghentikan langkah Ben.

"Kenapa, sudah berubah pikiran ? mau ikut makan siang ?". Ben berbalik menghadap Helena.

Gadis itu terkekeh dengan kikuk. "Bukan, itu kenapa dua benda disana belum dibuka pembungkusnya ?".

Pertanyaan Helena membuat Ben seketika memasang wajah kesal. "Masih saja kamu ngomongin soal pekerjaan !". Pria itu segera melanjutkan langkahnya untuk keluar ruangan.

"Ben ! Tapi aku boleh buka pembungkusnya bukan ?". Bujuk Helena yang terus ingin bekerja.

"Terserah, buka saja jika kamu mau menyelesaikan sekarang juga !".

"Asikk !". Helena segera berdiri dari bangkunya , menuju ke tempat artefak yang dibicarakan sebelumnya. 

Gadis itu membuka bungkusan kotak kayu yang paling besar. Perlahan ia membuka gembok pengaman lalu membuka kotak kayu tersebut . Helena segera membuka pintu kotak kayu tersebut dengan hati-hati. Tak lama sebuah benda yang masih terbungkus sebuah kain terlihat.

UNTOUCHABLE LADYNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ