Alternative Ending : Bertemu Pada Aamiin Yang Sama.

Beginne am Anfang
                                    

***

Author POV

Keesokan harinya setelah Eita dan Alana berpisah, Eita pergi menuju Katedral untuk berdo'a seperti biasanya. Ia menautkan setiap jari-jarinya dan memejamkan matanya, ia terlihat berdo'a dengan bersungguh-sungguh. "Ya Tuhan... Apa yang harus aku lakukan saat ini? Aku benar-benar bingung harus bagaimana Tuhan. Maaf jika aku benar-benar sudah melewati batasku untuk mencintai salah satu umat yang lain, namun sungguh itu tak ada kaitannya dengan hatiku yang mulai merasa berpindah keimanan" batinnya.

Suasana di dalam Katedral saat itu cukup sepi, tak ada seorang pun yang berada di dalamnya. "Maafkan aku jika diakhir nanti aku tak lagi memilih-Mu sebagai Tuhan ku lagi, Tuhan... Ku mohon tolong jangan salahkan gadis itu..." Eita kemudian membuka matanya secara perlahan dan melihat ke arah sekitar Katedral. Perasaannya kini terasa sedih, ia kini seakan-akan tengah kehilangan arahnya.

Sebelum ia beranjak keluar dari Katedral, ia sempat merenung. Apakah ini akan menjadi kali terakhirnya menginjakkan kakinya di Katedral ini? Ataukah ini akan menjadi awal yang baru dari semua yang telah terjadi? Tak ada yang tahu tentang hal itu. Eita pun pergi meninggalkan Katedral itu dan pergi menuju makam Rintarou.

Setibanya disana, Eita menaruh setangkai bunga mawar putih dan menyiram makam tersebut. "Rin, apa kabar lo disana? Sekarang lo harusnya udah bahagia disana, lo juga gak lagi ngerasain penderitaan yang lo alamin selama lo hidup. Buat Natasha, lo gak perlu khawatirin dia, dia sekarang udah tumbuh jadi gadis yang tangguh dan kuat kayak yang lo mau, Shinsuke yang jagain dia sekarang" ucap Eita. Pria itu kemudian mengusap nisan yang bertulisan nama sahabatnya, Suna Laskar Rintarou.

"Sekarang gue lagi difase labil, Rin haha... Lo pasti tau keadaannya gimana, gue bener-bener bingung langkah apa yang harus gue ambil..." lanjutnya. Eita menghela nafasnya dengan berat, hatinya begitu gelisah sekarang. Ia berkata, "Seandainya lo masih disini, mungkin lo sama yang lain bakalan bantu gue...". Eita kembali teringat dengan perkataan Adik kecilnya, Martha, mengenai kalung rosario yang ia sempat ia sembunyikan pada saat ia sedang makan bersama dengan Alana.

"Nanti Tuhan sedih loh..."

Kata-kata itu terus terngiang dipikiran Eita. Sebelum ia semakin merasa pusing, Eita memutuskan untuk pergi menuju rumah Atsumu untuk berkumpul dengan teman-temannya yang lain.

Perumahan Gading Asri Indah, Bandung.

Dilain tempat, Atsumu kini tengah berkumpul dengan Iwaizumi, Oikawa, Awara, dan Osamu. Seperti rutinitas, mereka selalu menyempatkan diri untuk berkumpul dan membicarakan banyak hal sembari bermain bersama. Dan rumah si kembar lah yang selalu menjadi markas perkumpulan mereka semua.

"Bang Eita belom dateng, ye?"

"Udah jam sepuluhan gini dia masih belom dateng, kemana dulu dia dah..."

Tak lama kemudian, Eita datang dan memarkirkan motornya di garasi tempat parkir motor teman-temannya. "Sorry sorry gue telat," kata Eita lalu kemudian bergabung duduk bersama yang lain. "Lo kemana dulu tadi? Biasanya lo paling awal dateng kesini," celetuk Oikawa. "Gue abis ke makam Laskar tadi," jawabnya.

"Ah Laskar ya... Udah lama dia pergi ya,"

"Selama ini gue gak pernah nganggep dia bener-bener pergi, gue nganggep dia ngerantau..."

"Dia apa kabar ya sekarang disana..?"

Mereka semua merindukan Rintarou, teman sejati mereka. Selama hidupnya, Rintarou banyak membantu mereka meskipun Rintarou sudah dikenal karena dicap sebagai anak brandalan. Pembicaraan tongkrongan mereka kini adalah kembali mengenang masa-masa muda mereka dan membicarakan mengenai Rintarou semasa hidupnya. Mereka terhanyut dalam nostalgia yang tak pernah berujung itu.

[✓] Eita, dan Semesta ¦¦ Semi Eita.Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt