08. The Power of Minho

485 90 17
                                    


Mata Minho menganalisis ruangan, tidak terlalu besar, hingga hanya para orang tua saja bersama kepala sekolah dan yayasan di dalam sini. Minho bahkan belum mendudukkan dirinya di salah satu sofa, dia terlalu sibuk membuat Hyunjin berhenti menangis tadi. Sekarang, tugas itu diambil alih Seungmin. Kadang, asistennya itu lebih dipatuhi oleh Hyunjin. Kata Hyunjin, Seungmin galak tak seperti Minho.

Suasana ruangan mendadak hening. Semua mata hanya tertuju padanya yang sedang menelisik tiap detail ruangan. Hingga, Seungmin membuka pintu ruangan, memecah keheningan. "Sam tertidur di ruangan UKS, salah satu guru menemaninya."

"Siapa? Yang berfrackles?" Minho harus memastikan Hyunjin di tangan yang tepat. Jika di tangan pria tegap tinggi sedikit tambun dan bermata sipit—orang dewasa pertama yang berani memukul Hyunjinnya—jelas dia tak ridho. Seungmin mengyiyakan. "Ngomong-ngomong, di mana guru yang memukul Sam, ah maksudku Hyunjin?"

Minho mendudukkan dirinya di single sofa, Seungmin berdiri di belakangnya. Tatapannya terlihat malas, menyisir seluruh wajah di hadapannya. "Siapa guru yang tadi memukul Hyunjin?" Minho menaikkan sebelah alisnya, tak menemukan terdakwa yang harusnya dia kunyah.

"Sebaiknya selesaikan ini secepatnya, anak muda. Setiap detik adalah uang untuk pengusaha seperti kami." Seseorang menyeletuk, Minho menyugar rambutnya, dia kesal. Seungmin berdeham, mencoba membuat Minho tetap pada jalur pikiran warasnya. Pria itu tempramen, hasilnya menurun pada Hyunjin. Oleh karenanya hal seperti ini bisa terjadi.

Gigi Minho mengeluarkan suara gemelatuk, dia melirik jam tangannya. Dia harusnya ada rapat dengan perusahaan start-up. Sialnya, dia harus terjebak di sini, mendengarkan omong kosong tentang uang bisa melayang setiap detiknya. "Setiap uang yang kuhasilkan hanya untuk Hyunjin. Mau tidak mau, suka tidak suka, aku akan pastikan kalian menghabiskan seluruh uang kalian untuk mempertanggung jawabkan seluruh luka di tubuh dan hati anakku."

Seungmin menyerahkan tabletnya pada Minho. Seluruh ruangan berbisik tidak suka. Siapa gerangan Minho hingga bertingkah sok berkuasa ketika anaknya yang membuat masalah di ruangan ini.

"Kau ayahnya Hyunjin?" Mr. Killa baru memasuki ruangan karena dipanggil oleh Kepala Sekolah. Dia tertawa meremehkan, jelas Minho lebih muda dari ekspetasinya. "Kau sangat muda."

Seungmin mendelik tidak suka. "Ayah gulanya?" Suara tawa canggung meremehkan menghampiri rungunya. Minho masih diam, Seungmin mengeram. Dia tak suka Hyunjin mendapat sorotan kebencian seperti itu.

"Hyunjin sungguh anak kandung, saya bisa memberikan catatan hasil DNA-nya pada anda." Minho tersenyum remeh. Seungmin sepertinya benar marah, pria itu jarang menunjukkan emosi berlebihan seperti saat ini. Bahkan ketika disuruh lembur seminggu, Seungmin hanya akan tersenyum sambil menghela napas. Rahang yang terlihat mengeras, tatapan terkesan dingin, Minho bahkan nyaris tak percaya, lelaki dibelakangnya itu Seungmin si asisten.

"Sebenarnya aku ingin professional, tapi kalian tampaknya terlalu meremehkanku. Aku juga seorang pengusaha, bapak ibu. Tidak hanya kalian yang kehabisan uang karena mendiskusikan masalah anak di sini." Minho menarik napasnya, dia melempar tablet ke tengah meja, membuat sebagian dari mereka terhentak kaget. Pemuda itu sungguh tak punya sopan santun. "Perusahaan Tekstil Glee, HN Corporation, Aero Factory—"

Satu persatu nama perusahaan disebut Minho dengan lancarnya. "Kupikir kita rekan kerja. Aku Pemilik Eugene Investor. Maaf tidak pernah bertemu dengan kalian, tak kusangka tatap muka pertama kita bukan di pesta perusahaanku, tapi malah—well, pertemuan orangtua."

Beberapa di antara mereka memucat. Perusahaan investasi dari New York, pemiliknya digembor-gemborkan sebagai crazy rich muda misterius. Berita terakhir tentangnya adalah pria ini membangun cabang perusahaan di Seoul secara mendadak dan mulai beroperasi dalam waktu satu minggu kepindahan. Dia pemonopoli pasar saham di Korea.

Hello, Professor! [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat