"Apa masih ada yang kau butuhkan?" Tanya duke Rovein dengan pertanyaan yang berbeda dan Felix hanya diam tidak bergeming.

'Apa yang terjadi terakhir kali? Mengapa tubuhku terasa sangat lemah? Lalu bagaimana aku bisa ada disini?' Pertanyaan yang sama terus diulanginya dalam benak hingga membuat ayahnya khawatir atas diamnya sang putra.

Pria itu duduk di kasur yang ditempati Felix. Dia memandang Felix yang melamun selama beberapa detik sebelum akhirnya buka suara.

"Kau tidak ingat dengan apa yang terjadi?" Lagi dan lagi Felix tidak menjawab pertanyaan ayahnya, dia hanya melihat kakinya dengan tatapan kosong.

Duke Rovein hanya dapat menyimpulkan bahwa Felix Shock akan kejadian yang menimpanya. Sebagai ayah yang baik, dia membawa tubuh putranya dalam pelukannya. Ia sempat merasakan sentakan kaget dari Felix namun tidak ada penolakan yang diterimanya.

"Tidak apa-apa jika kau tidak mengingatnya, itu pasti sangat buruk. Ayah tau kau kuat, tapi kejadian ini membuatmu shock berat. Untuk sekarang fokus pada kesembuhanmu dulu dan jangan pikirkan yang lain."

Felix masih diam namun dia sebenarnya merasa nyaman dengan kontak fisik ini. Lambat laun, pikirannya yang kacau balau mulai tenang dengan kehangatan.

"Oh lihat, dia mengasihanimu"

'Huh?'

"Dia tau jika kau kuat, tapi dia malah meremehkanmu dengan berlagak bersimpati padamu"

Suaranya sangat dekat namun terdengar sangat asing. Itu bukan suaranya maupun ayahnya dan hanya ada mereka berdua di dalam kamar ini. Mengapa suara itu serasa mengendalikan pikirannya? Felix tidak bisa mendengar suara lain selain suara seorang pria yang terus memprovokasi dirinya.

"Kau tidak tau jika dia tersenyum meremehkanmu dibalik pelukan itu"

'Ayah.... ayah tidak mungkin melakukan itu!' Felix terus melawan suara-suara yang ada di pikirannya. Banyak hal yang menurutnya mustahil dilakukan oleh ayahnya, tapi suara itu terus mengatakannya seakan itu adalah kebenaran.

"Kau terlalu polos untuk mengerti, huh? Dia hanya menggunakanmu sebagai alat dan hanya bersikap baik di depanmu, tapi tidak di belakangmu!"

Bagaikan disihir, semua perkataannya mempengaruhi pikiran Felix sampai-sampai membuat Felix Ragu pada ayahnya. Kenapa dia begitu mudah percaya pada suara di pikirannya? Apa dia benar-benar disihir? Ayahnya tidak mungkin berwajah dua!.
Setidaknya itu yang ingin dipercayainya sebelum tanpa sadar dia melepas pelukan itu dengan kasar.

Sang duke terkejut mendapat perlakuan tidak wajar dari putranya. Rasanya tadi Felix menerimanya begitu saja tanpa pikir panjang, tapi mengapa tiba-tiba dia seakan menolaknya?. Kini pun sama, Felix mulai berlaku aneh lagi. Dia diam menjauh lalu memeluk dirinya sendiri seakan takut pada pria di sebelahnya. Ayahnya dibuat bingung olehnya, tuan duke itu langsung berusaha menggapai anaknya lagi, tapi yang didapatnya hanya penolakan halus seperti menghindari sentuhan yang dilayangkannya pada Felix.

"Felix, apa ada sesuatu yang mengganggumu?" Dia cukup sabar untuk menghadapi keadaan Felix saat ini, belum ada terpikirkan olehnya untuk meninggalkannya sendiri, apalagi dengan perilaku Felix yang aneh baginya. Sementara, Felix sedang linglung dengan pikirannya ditambah perasaan yang campur aduk.

"Percayalah padaku. Dia hanya berusaha memanipulasi dirimu!."

"Fel!"

"Jangan terpengaruh olehnya!"

"Apa kau mendengarkan ayah?"
"Jangan dengarkan dia!"

"Tinggalkan aku sendiri."
Ayahnya diam mendengar hal tersebut, iris abu serupanya melihat Felix dengan tatapan yang sulit dijelaskan.

I Become The Alpheus?! (BL)[WMMAP Fanfict]Kde žijí příběhy. Začni objevovat