---

"Juyeon. Tumben udah bangun?" Bibi Jung berjalan memasuki dapur dan mendapati Juyeon sedang memasak sesuatu. "Da...rong.." "Oh, makanan Darong?" Juyeon mengangguk. Bibi Jung langsung berdiri disebelahnya dan membuka sebuah laci. "Ah.. sepertinya makanan Darong sudah habis. Nanti sehabis makan pagi, mungkin bibi akan membelinya." Juyeon menepuk pundak bibi Jung pelan. "I...ku-" "Jangan Juyeon! Hyunjae melarangku untuk membawamu keluar dari rumah ini." Tapi sayangnya perkataan bibi Jung tidak bertahan lama, karena pada akhirnya ia tidak tahan dengan tatapan memohon Juyeon dan membawanya pergi keluar untuk berbelanja.

"Kamu tetap disini aja. Pakai maskernya. Kalau ada siapa-siapa yang memanggil, jangan digubris. Bibi mau ambil daging dulu." Juyeon menganggukkan kepala dan mengedarkan pandangannya ke arah sekitarnya. Sesaat ia melihat makanan-makanan hewan dan mencoba membacanya satu persatu, sebelum seseorang memegang tangannya dan menatapnya tajam.

"JOEL?"

Mata Juyeon bergerak gelisah. Kepalanya kembali memutarkan sebuah film kusut yang tidak dapat ia lihat secara jelas.

Joel.. Joel... Joel.. Joel main yuk!

"ARGHHHHHH!!" Juyeon berteriak dan menyebabkan sekitarnya menatapnya. Orang yang memegang tangan Juyeon langsung mendekapnya dan bertanya, "maaf maaf, kamu gapapa?" Juyeon menggelengkan kepalanya keras.

Joel lu ga asik baca buku terus! Ikutan mainlah sama yang lain!

Joel gue baru beli game ini. Mainlah malam ini di kamar gue!

Air mata Juyeon menetes dengan deras. Sedikit demi sedikit ia seperti melihat film tua yang memperlihatkan dua anak kecil yang sedang duduk bermain bersama di sebuah kamar kecil. Anak kecil yang terlihat lebih besar berusaha mengusap anak kecil disebelahnya yang menangis karena mainannya rusak. Juyeon seperti tersentak karena ia merasa pernah melihat keduanya.

Joel, mereka jahat. Mmere..ka kenapa... men..jauh..ii.. kki..ta?... Padahal... kitakan... gaada bedanya... sama...mereka...

Juyeon terus menggelengkan kepalanya. Air matanya terus keluar dengan teras, seiring napasnya yang terasa seperti ada cekikan lehernya. Bibi Jung yang melihat Juyeon, langsung menelepon Hyunjae dan membawa Juyeon ke pusat kesehatan di supermarket itu. Meninggalkan seseorang yang menatap Juyeon dengan sendu..

Joel?....

---

"BIBI! SUDAH KU BILANG! JUYEON GABOLEH DIBAWA KEMANA-MANA!" Hyunjae langsung meluapkan amarahnya ketika mereka bertiga sudah sampai di rumah. Bibi Jung langsung berlutut didepan Hyunjae, namun ditahan oleh Juyeon. Juyeon menatap Hyunjae dengan tajam. "Oh udah berani ya lu?" Hyunjae mencengkram wajah Juyeon dan menatap Juyeon tak kalah tajam. Juyeon tidak takut. Ia mencoba melepas tangan bibi Jung dan memberikan kode agar dia menjauhi mereka berdua. Bibi Jung langsung beranjak dan pergi dari ruang tengah.

"Jangan mentang-mentang kemarin kita menghabiskan waktu bersama tapi sekarang lu udah berani melawan gue. Inget. Status lu hanyalah, babu..

Tepatnya babu seks gue."

Mata Juyeon sedikit bergetar. Hatinya terasa seperti dihujani pisau tajam. Jadi.. Kemaren seperti tidak ada artinya bagi Hyunjae?

Juyeon ingin menangis tapi kali ini, ia tidak boleh kalah. Juyeon menggelengkan kepalanya dan menepis tangan Hyunjae yang masih memegang wajahnya. "Wah beneran sudah berani ya. Gue saranin lu siap-siap karena gue

Udah lebih dari siap."

Hyunjae melepaskan sabuknya dan mengikatkannya ke leher Juyeon dan menarik Juyeon masuk ke kamarnya. Juyeon tau, ia tidak boleh bermain-main dengan Hyunjae, tapi ia tidak mau terlihat lemah di depannya. Walau pada akhirnya, ia akan tetap berakhir di ranjang, terikat erat dan merasakan sedikit goresan dari tamparan amarah Hyunjae.

---

"Lee Minho! Yang bener aja! Masa udah 1 jam latihan lu masih salah? Biasanya lu paling cepet ngafalin beginian. Ayo konsentrasi!" Changmin menegur keras salah satu trainee yang berdiri dihadapannya. Minho hanya menganggukkan kepala dan menunduk meminta maaf. Changmin mengusap wajahnya dan mematikan lagu. "Semuanya keluar. Istirahat 10 menit. Minho tetap disini. Gue butuh ngobrol sama lu." Trainee lainnya langsung berdiri mengambil barang-barang mereka dan berjalan keluar ruangan.

"Gausah basa-basi, apa yang lu mau, Ji Changmin?" Changmin tertawa sinis. "Justru itu yang mau gue tanyakan, apa yang lu mau, Lee Minho?" Changmin mengangkat dagu Minho dan mempertemukan pandangan keduanya. Minho menatap Changmin remeh. "3 tahun mengenal gue, bukan berarti lu tau semuanya." Changmin mengeraskan cengkramannya pada dagu Minho. "Brengsek! Cepet kasih tau apa mau lu?" Minho menepis tangan Changmin.

"Gue tau lu mengenal Lee Hyunjae, CEO kita, beserta suatu rahasia di rumahnya, benar?" Changmin yang kaget langsung kembali memasang tatapan tajam. "Ya. Hampir semua juga tau gue masuk kesini melalui jalur pacar gue, Younghoon. Dan gaada yang protes. Tapi apa maksud lu dengan rahasia di rumah Hyunjae?" Minho tertawa remeh. "Lo kira gue gatau lu selama ini sering ngebuntutin gue. Melihat wallpaper gue dan berusaha memfoto apa yang ada di hp gue. Dan gue juga tau, lu pernah melihat foto Hyunjae di hp gue, bukan?" Changmin memundurkan 1 langkahnya, ketika ia merasa bahwa Minho bergerak mendekatinya.

"Ga cuma lu doang yang tau apa yang disembunyikan oleh Lee Hyunjae. Gue pun tau, ia punya sesuatu...

Yang gapernah ia umbar sebelumnya."

Changmin terus berjalan mundur seiring Minho berjalan maju mendekatinya, hingga ia rasakan kaca studio menempel pada punggungnya. "Lo harus inget sesuatu, Ji Changmin.

Sekali nyebur kedalam suatu masalah, lu harus berenang untuk keluar dari masalah itu.

Gue akan menghitung lu sebagai seseorang yang sudah ikut campur dengan urusan gue dan Hyunjae itu." Bisik Minho di telinga Chamgmin yang membuat bulu kuduk Changmin berdiri tegak. Minho mengecup bibir Changmin sekilas dan meninggalkan ruangan.

"BRENGSEK LEE MINHO! GUE ADUIN LU KE KIM YOUNGHOON!!! BISA BISA LU DIPECAT DARI TRAINEE KARENA MENODAI ASET MILIK YOUNGHOON GUE!!"
Oke Ji Changmin, ada masalah lebih serius tapi ia hanya fokus dengan hal terakhir yang Minho lakukan.

---

Juyeon, kalau kamu meninggal, aku harus gimana?

Hah HYUNG! Pertanyaannya serem banget hahaha. Aku masih disini kok! Ngapain ninggalin kamu?

Ya siapa tau, Joel mau meninggalkan aku suatu hari nanti.

Juyeon langsung terbangun dari mimpinya ketika panggilan itu terdengar.

Joel

Kenapa harus nama itu?

Juyeon yang merasa pusing, memutuskan untuk bangun dan berjalan mengambil air di dapur. Sebelumnya, ia melewati sebuah kaca full-body dan melihat kondisinya yang.. cukup memprihatinkan. Banyak bercak merah yang berasal dari bibir Hyunjae tersebar diseluruh tubuhnya, termasuk bagian sensitifnya. Juga beberapa luka cambukan yang dilakukan Hyunjae dan membekas di punggungnya. Ia tersenyum miris dan tidak sadar meneteskan kembali air mata.

Jadi hari minggu itu apa?
Apakah hari minggu ia dipandang sebagai pengganti seseorang yang bernama Joel saja oleh Hyunjae?

---

That's all! Hope u like it guys! Maafkan aku ino, selaku salah satu bias aku di sekijeu. Aku bikin jahat dulu ya disini huhu. Btw kadang mikir kalo minho x changmin, lucu juga ya sesama scorpio hahay

Anyway! Semoga cerita ini ga makin aneh ya! Hehehe

ERROR - MilJuWhere stories live. Discover now