9. Overthinking

224 40 4
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya 💚

Biar aku makin semangat 💚

Sekarang Mirza ganti judul dari Favorite Boyfriend jadi My First and Last

Absen siapa yang masih baca dan nungguin ceritanya update?

Enjoy ^^

Sesuai yang Mirza katakan, dia ingin bertemu Erina dan memeluknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sesuai yang Mirza katakan, dia ingin bertemu Erina dan memeluknya. Lantas ketika tahu Erina berada di tempat temannya, Lala, Mirza bergegas pergi tanpa menghiraukan Lian yang sempat menyusulnya dan meminta laki-laki itu agar bergabung lagi ke tongkrongan.

Begitu tiba di perpustakaan dan menemukan Erina yang sedang mengobrol santai bersama Lala dan Sabrina di dekat meja kasir, Mirza langsung memeluk sang kekasih yang kontan membeliak mendapat serangan tiba-tiba dan disaksikan oleh dua orang terdekatnya. Tanpa menolak, Erina balas memeluk Mirza dan mengelus punggungnya yang sedikit tegang antara lelah berkendara, atau ada sesuatu yang mengusik ketenangannya.

"Kamu kenapa?" tanya Erina khawatir ketika Mirza menyembunyikan wajah di balik pundaknya. Alih-alih menjawab, Mirza malah mengeratkan pelukannya dan membuat Erina kian panik saat kekasihnya terus bungkam.

"Bucin banget," ledek Lala menyaksikan kemesraan sejoli di depannya, di tempat yang seharusnya jadi paling suci bagi para pembaca.

Sabrina geleng-geleng pelan melihat tingkah kakak sepupu dan pacarnya, baru kali ini sebenarnya melihat mereka berdua amat mesra karena biasanya yang dia saksikan hanya sampai bergandeng tangan. Sabrina yang tidak pernah setuju dengan hubungan mereka tiba-tiba jadi iri dan jiwa jomlonya mengusik, lantas berpikir bahwa Erina dan Mirza tampak serasi meski geli ketika bermesraan tanpa melihat tempat.

"Mau ngobrol di tempat lain?" tanya Erina lagi, makin yakin ada sesuatu dan perlu Mirza tuntaskan sebelum Lala makin meledeknya.

"Iya, mesra-mesraan di tempat lain aja. Kamar gitu," goda Lala yang terdengar serius.

Sabrina terkekeh pelan dan menanggapi, "Ayo, kalian langsung pindah ke kamar aja. Ini aku jadi kerasa banget jomlonya, Kak."

Erina tertawa sembari mengurai pelukannya, lalu membawa Mirza ke ruang membaca yang sedang sepi dari pengunjung, jadi mereka bisa duduk di sana dan mengobrol berdua tanpa takut akan ada saksi yang tidak sengaja menguping.

"Jadi, mau cerita?" ucap Erina setelah mereka duduk berdampingan di ruang membaca, sembari mengelus punggung Mirza yang masih tegang. "Pasti ada sesuatu ya di tongkrongan?"

Tebakan itu membuat Mirza bereaksi dengan berdecak lidah karena mengingat tingkah empat temannya yang membuat dia hilang kendali. Sembari menunduk, Mirza menjawab, "Tadi aku diledekin, terus aku marah, dan akhirnya milih nyamperin kamu aja biar nggak makin kesel gara-gara diledek."

My First and Last Where stories live. Discover now