02

10 2 0
                                    

"Sudah selesai?" Tanya Jihun yang tiba-tiba menelfon saat aku benar-benar baru selesai kerja kelompok.

"Kau peramal atau penguntit? Bagaimana kau bisa tau aku baru selesai?" Tanyaku bergedik ngeri.

"Aku kan nanya, Aemi. Udah selesai belum?" Ucap Jihun dengan nada lelah yang membuatku tertawa geli.

"Udah. Ini mau pergi makan." Ucapku.

"Dimana?"

"Hmm entah. Tunggu bentar." Ucapku yang kemudian menoleh ke arah Yeobin.

"Yeobin-ah, kita mau makan dimana?" Tanyaku pada Yeobin.

"Darari." Jawab Yeobin, kemudian aku menempelkan kembali hp di telingaku.

"Ke Darari." Ucapku pada Jihun.

"Oke."

"Oke apa?" Tanyaku bingung.

"Aku ke sana nanti. Setelah kelas. Bentar lagi selesai kok."

"Oh, baiklah." Ucapku dan kemudian telfon di tutup.

"Serius banget telfonannya." Ucap seseorang dari belakangku, aku reflek langsung menoleh ke sumber suara dan melihat Junkyu berdiri di belakangku.

"Ah, enggak." Ucapku sambil terkekeh canggung.

"Apa kakimu tak apa?" Tanya Junkyu.

"Eh?"

"Tadi siang kan kau menabrakku sampai jatuh, apa kakimu tak apa?" Pertanyaan Junkyu membuatku membeku.

"Ha-haha. Iya tak apa." Ucapku yang berusaha tidak panik. Bisa-bisanya yang kutabrak tadi siang itu si Kim Junkyu.

"Ah iya, kita kan 1 kelompok, boleh aku minta nomormu? Supaya gampang aja komunikasinya." Ucap Junkyu sambil menyodorkan hpnya.

"Oh, oke." Balasku, kemudian memasukkan nomorku ke hpnya dan mengembalikannya.


"Udah masuk?" Tanya Junkyu setelah beberapa saat memegang hpnya yang bertepatan hpku juga bergetar.

"Oh, ini kan?" Tanyaku memastikan.

"Iya itu."

"Ayo-ayo aku sudah lapar!" Ucap Jokwang yang tiba-tiba merangkul Junkyu dan Yeobin merangkul lenganku. Kami memang pergi berempat sedangkan teman-teman yang lain ada urusan dan tidak bisa pergi bareng.


***

"Hei guys." Panggil seseorang dengan ceria. Saat aku mendongakkan kepala, aku melihat Jihun yang sudah tos dengan Jokwang.

"Dasar social butterfly." Batinku sambil tersenyum tipis.

"Jadi guys, ini Park Jihun. Dari Jurusan otomotif." Ucap Jokwang memperkenalkan Jihun, bertepatan dengan itu, sikutku disenggol oleh Yeobin. Saat kutengok, dia tersenyum salah tingkah sambil mengisyaratkan Jihun.

"Jihun-ssi, berapa tinggimu?" Tanyaku.

"Gak usah formal-formal kita kan seangkatan." Ucap Jihun.

Jujur saja aku geli dengan kelakuannya saat ini yang sok keren. Meskipun aku sudah menghadapi kelakuannya itu sejak SMA, tapi tetap saja menjijikan.

"Tau gak, ingin rasanya kupukul kau." Ucapku pada Jihun sedangkan Jihun hanya tertawa.

"Kau terlihat akrab dengannya." Ucap Yeobin.

"Gak juga sih.. cuma asal tau dari SMA." Ucapku asal.

"Enggak. Aku gak kenal dengannya." Ucap Jihun yang membuatku menganga. Tapi dia malah tertawa puas.

YouWhere stories live. Discover now