‗ ❍ ²³, ᴘᴇʀᴍɪɴᴛᴀᴀɴ ᴀɴᴇʜ ᴅʜɪʏᴀ

Start from the beginning
                                    

"Sayang mana ada jam segini yang jualan buah buahan yang asem"Ucap jungwon, Dhiya memanyunkan bibirnya dihadapan Jungwon.

"Ih... Aku pengennya itu kak, emangnya dikulkas enggak ada?"Tanya Dhiya, Jungwon menggelengkan kepalanya

"Ya enggak ada lah sayang, kamu sendiri kan yang beli buah buahan yang manis terus beresin semuanya kedalem kulkas"Ucap Jungwon.

Entah kenapa Dhiya menjadi menginginkan buah buahan yang asem, padahal Dhiya itu membenci buah yang asem tapi sekarang Dhiya malah menginginkan nya. Aneh ini beneran aneh.

"Aku pengen buah yang asem kak"Rengek Dhiya kepada Jungwon.

"Buah buahan yang ada dikulkas aja yah, jangan yang asem gak baik"Ucap Jungwon, Dhiya menggelengkan kepalanya

"Pengennya yang asem gimana"Ucap Dhiya, Jungwon menghela nafasnya.

"Sayang buah buahan sama aja mau asem ataupun manis, yang ada aja yah aku bawain"Ucap Jungwon, Dhiya menganggukkan kepalanya.

Jungwon beranjak dari kasur dan berjalan kearah pintu, saat Jungwon akan membuka kenop pintu Dhiya menahan Jungwon.

"Aku ikut"Ucap Dhiya lalu mengikuti Jungwon

Mereka berdua melihat semua isi kulkas, Dhiya mendecih saat melihat semua buah buahan yang hanya ada semangka, pepaya, apel, dan pir. Padahal ekspetasi Dhiya itu buah buahan seperti mangga muda, dan buah buahan yang asem lainnya.

"Kamu mau apa biar aku yang kupasin?"Tanya Jungwon.

"Aha, mending aku bikin rujak aja enggak ada mangga muda rujak pun jadi"Ucap Dhiya lalu membawa buah buahan itu.

"Hah bikin rujak? Bukannya kamu nggak suka rujak sayang?"Tanya Jungwon

"Enggak kata siapa? Aku suka kok sama rujak"Ucap dhiya lalu menyiapkan semua bahan bahan untuk membuat rujak.

Jungwon menahan Dhiya saat Dhiya akan memberikan cabe yang begitu banyak dibumbu rujaknya, Dhiya mengerutkan keningnya saat melihat Jungwon yang melarangnya untuk tidak memakai cabe di bumbu rujaknya.

"Kamu jangan Ngada Ngada, cabe sebanyak itu mau kamu ulek di bumbu rujak? Enggak gak boleh"Ucap Jungwon.

"Ih ini tuh sedikit kak, gapapa lah"Ucap Dhiya, Jungwon menggelengkan kepalanya

"Enggak sayang, satu cabe aja cukup yah"Ucap Jungwon, Dhiya membulatkan matanya.

Satu cabe? Yang benar saja mana cukup rujak dikasih cabe hanya satu biji. Itu hanya untuk anak kecil cabe satu biji.

"Yaampun mana kerasa satu cabe, sepuluh lah"Pinta Dhiya, Jungwon menggelengkan kepalanya

"Enggak, aku enggak mau kamu sakit perut karena rujak. Udah satu aja"Ucap Jungwon, Dhiya memanyunkan bibirnya

"Delapan kalo gitu, yah yah"Ucap Dhiya sambil memberikan muka yang di imut imutkan, Jungwon menggelengkan kepalanya

"Enggak, satu atau enggak makan rujak"Ucap Jungwon, Dhiya mendecih kearah Jungwon.

"Yaudah Iyah, lima aja"Ucap dhiya, Jungwon melotot kearah Dhiya.

"Apa apaan lima, nggak ada udah dua aja"Ucap Jungwon.

"Ish... Yaudah iya iya, udah sana kakak tunggu aja di meja makan"Ucap dhiya, Jungwon menurutinya lalu duduk dimeja makan dan memandangi istrinya dari arah belakang.

Tanpa sepengetahuan Jungwon Dhiya mamasukan cabe kedalam bumbu rujaknya sebanyak sepuluh cabe, Dhiya benar benar tidak menuruti apa yang Jungwon ucapkan.

Saat sudah selesai Dhiya menyisihkan rujaknya kedalam piring lalu membawanya kearah meja makan dimana Jungwon duduk, Dhiya duduk disebelah Jungwon lalu memakan rujaknya

"Aneh deh kamu tuh, tumben tumbenan kepingin rujak. Kenapa sih?"Tanya Jungwon saat melihat Dhiya yang lahap memakan rujaknya tanpa menawarkan kepadanya.

"Nggak tau aku juga bingung, aku kepingin aja makan rujak"Ucap dhiya

Jungwon melihat kearah rujak yang tengah Dhiya makan, kenapa warna nya merah sekali? Perasaan warna rujak itu kalau dikasih satu cabe cenderung warnanya tidak terlalu gelap, tapi ini kok tidak seperti itu.

"Sayang kamu masukin cabe nya satu kan?"Tanya Jungwon, Dhiya tersenyum tidak berdosa kearah Jungwon.

"Ehehe enggak, aku kasih cabenya sepuluh"Ucap nya, Jungwon melototi kearah Dhiya

"Kamu tuh yah, gimana kalo kamu sakit perut? Kamu mau kepedesan?"Tanya Jungwon.

"Ih kalo satu tuh enggak berasa makan rujak kak, jadi aku kasih sepuluh cabe hehehe"Ucap Dhiya, Jungwon menggelengkan kepalanya. Benar benar tidak bisa di kasih tahu Dhiya tuh kalau ada kemauan dan kemauannya tidak bisa diganggu gugat.

"Awas aja kalo kamu makan yang pedes lebih dari batas nya"Ucap Jungwon sambil mengigit pipi kanan Dhiya. Dhiya menganggukkan kepalanya

"Iya iya"Ucap nya.

***

Suddenly Love Where stories live. Discover now