Chapter 22

1.2K 135 16
                                    

⚠️⚠️ANDA BERADA DI ZONA BAHAYA YANG MUNGKIN MENYEBABKAN KETIDAK NYAMANAN BAGI BEBERAPA PEMBACA⚠️⚠️

.

Beberapa hari berlalu, Jisoo sudah mendapatkan gaji pertamanya, dan kini saatnya dia kembali ke rumah keluarga Lee.

Tentu bukan untuk tinggal lagi disana, tapi untuk melihat kondisi Soora dan pasangan suami-istri Lee yang sudah menjaganya setelah kedua orang tuanya tiada.

"Jisoo Eonni!" Teriak Soora sambil berlari dan memeluk pinggang Jisoo. "Aku merindukanmu, kenapa kau baru datang?" Tanya Soora dengan menengadahkan kepalanya menatap Jisoo.

"Maaf Soora-ya, pekerjaanku ternyata sedikit memakan waktu, jadi aku baru bisa kesini hari ini," ucap Jisoo sambil berjongkok mensejajarkan posisinya dengan Soora.

"Jisoo-ya, kau datang? Bagaimana kabarmu? Apa kau baik-baik saja? Bagaimana ... Keadaan ... Perutmu? ...."

Jisoo hanya tersenyum menatap Yoona yang seolah masih belum bisa menerima keadaannya saat ini. Ya bagaimana Yoona bisa menerima keadaan Jisoo saat ini, karna Jisoo saja masih berusia 19 tahun.

"Aku baik-baik saja, Bibi, ini untuk keperluan Soora, aku tahu ini pasti masih kurang, tapi sepertinya kali ini aku hanya mempunyai uang-"

"Itu hasil kerja kerasmu, sebaiknya kau simpan untuk biaya persalinanmu nanti," potong Yoona dan langsung pergi ke dapur tanpa mengambil amplop berisi uang yang Jisoo berikan.

"Bibi, aku mohon ... Soora adalah keponakanku ... Aku yang seharusnya membiayai dia, kau sudah membiayaiku dan membiarkanku tinggal di rumahmu, aku tak ingin kembali merepotkanmu," ucap Jisoo sambil menghampiri Yoona yang sedang memanaskan makanan untuk makan siang.

"Dengar, Kim Jisoo, sudah aku bilang padamu berapa kali jika aku tak menginginkan uangmu, meskipun kini hanya suamiku yang bekerja, tapi kita masih bisa hidup," ucap Yoona.

"Jisoo-ya, dengarlah ... kau sudah seperti putriku sendiri ... Hanya melihatmu hidup dengan bahagia itu sudah membuatku bahagia, aku tahu jika Soora keponakanmu, dia juga sudah aku anggap seperti cucuku sendiri,"

Jisoo menundukkan kepalanya menahan air matanya. "Maafkan aku, aku harus kembali bekerja, terima kasih karena sudah mau menerima dan menjaga ku dan Soora, Bibi" ucap Jisoo. Setelah itu Jisoo pergi sambil menyimpan amplop berisi uang di atas meja makan.

Yoona hanya bisa melihat punggung Jisio dengan air matanya yang perlahan menetes dipipi nya.

"Bibi Yoona, apa aku tinggal bersama Jisoo Eonni saja?" Tanya Soora, membuat Yoona menangis sambil kembali memeluk Soor.

"Tak apa, tinggallah di sini," ucap Sooji lagi sambil menepak-nepak kecil punggung Yoona.

.

.

"Hyeong, ayolah,"

"Sudah berapa kali kau membujukku hari ini?"

"Baru 10 kali,"

"Bodoh, aku sudah mengatakannya padamu, aku tak bisa menikahinya, mau bagaimana pun dia bekas muridku dan juga aku ... aku masih sedikit membencinya,"

"Hyeong, kau akan menjadi seorang Ayah, apa kau mau jika anakmu nanti memanggil pria lain dengan sebutan 'Ayah'?"

"Hei, Jeon Jungkook, kecilkan suaramu, bagaimana jika ada yang mendengarnya?"

"Ku mohon, Hyeong ...."

"Kenapa kau selalu memaksaku untuk menikahinya?"

"Karena aku juga merasa bersalah padanya,"

"Tapi kau tidak merasa bersalah padaku,"

My Teacher | VSOO | ENDWhere stories live. Discover now