Silam.

2 1 0
                                    

Kata orang "sebelum orang itu pergi, kita enggak akan pernah tahu betapa berharganya dia dalam hidup kita."
Mungkin, bagu sebagian orang setuju akan hal ini, tapi tidak bagi gadis SMA bernama Alia Naradrianta atau biasa disapa Lia.
Seandainya Lia mengerti posisi ayah dan ibunya akan saat itu, pasti saat ini keluarganya masih lengkap.

•••

Kamis, 17 Januari 2008.

Kue ulang tahun terletak diatas meja di tepi pantai, dengan lilin yang membentuk angka lima, seorang anak kecil perempuan duduk di depannya ditemani ayah dan ibunya yang berada di kanan dan kirinya.

"Selamat ulang tahun kami ucapkan ... " lagu ulang tahun mulai terdengar dari keluarga kecil itu. Bisa dibayangkan, betapa bahagianya kala itu saat ayah, ibu dan anak kecil perempuan itu, Alia Naradrianta yang sedang berkumpul jadi satu.

Pada hari itu, sore itu tepat pada hari lia berulang tahun kelima. Hari itu, seolah-olah menjadi hari yang tidak akan pernah terlupakan oleh keluarga kecil itu. Anaknya yang mulai mengerti sedikit tentang dunia dan kedua orang tuanya yang baru saja membuka villa di dekat pantai.

•••

Jumat, 20 Desember 2019.

Beberapa tahun setelah kejadian yang mungkin tidak pernah dilupakan oleh keluarga kecil itu. Sekarang waktu terasa berjalan begitu cepat, Lia yang mulai tumbuh dewasa, seorang gadis yang memiliki rambut pendek sebahu berwarna hitam lebat, mata lebar yang coklat, tubuh tinggi bak seorang model dengan kulit putih, hidung mancung dan bibir tipis yang melengkung keatas berwarna rose pink.

Siang itu, Lia berlari kecil kearah kedua orang tuanya, dari balik pintu yang sedikit terbuka, Lia melihat ayahnya sedang merapikan pakaian dan memasukannya ke koper. Seperti biasa, ayahnya setiap akhir bulan selalu mengunjungi villa nya yang berada di bali.

"Ayah, kapan berangkat?" Tanya Lia yang tiba-tiba masuk ke kamar.

"Besok," jawab ayah lia tanpa menoleh sedikitpun kearah Lia.

"Berapa lama disana?"

Lelaki itu membalikkan badan, menghadap kearah Lia "Mungkin, sebulan." Tangan lelaki itu mengusap lembut rambut hitam Lia. "Kenapa?"

Mata coklat Lia perlahan berkaca-kaca, bibirnya perlahan melengkung kebawah dan bergetar, air mata menetes dengan perlahan membasahi pipinya. Tanpa menjawab pertanyaan ayahnya, Lia berlari menuju kamarnya.

•••

Lia merobohkan tubuhnya di kasur dengan posisi badan yanh tengkurap, menangis sejadi-jadinya dengan kepala yang tertutup oleh bantal.

Ayah lia yang hendak menyusul anaknya di kamar jadi tertunda karena telepon yang tiba-tiba berdering dari anak buahnya.

Entah lia kenapa, yang pasti dia bisa-bisanya menangis sampai lupa waktu dan ini sudah hampir malam. Ibu lia yang sedari siang tidak melihat anaknya itupun akhirnya panik dan menanyakan keberadaan anaknya pada suaminya.

"Ayah, lia mana? " Tanya seoarang wanita paruh baya yang berdiri di hadapan lelaki gagah itu.

"Loh?! Lia dari tadi siang bukannya dikamar? Belum keluar sampai sekarang? " Tanya lelaki itu dengan menunjuk arah kamar lia.

Tanpa menjawab pertanyaan dari suaminya tersebut, istrinya langsung menghampiri anaknya di dalam kamar dan melihat lia sudah tertidur pulas disana.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 21, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

For ForwistreeWhere stories live. Discover now