[1] who's he?

16 3 2
                                    

"ih ngeri banget kalo gue si ogah jadi temen nya"

"iyaa bisa bisa gue di lempar dari atas rooftop gedung sekolah kita"

"kok bisa sih dia masuk sekolah sini?"

"iya ya kok bisa sih? ngeri banget, kan jadi ga tenang ni sekolah"

perbincangan murid murid dari lantai 2 gedung sekolah siang itu sambil menatap anak laki laki yang berdiri di depan mobil mewah nya.

"eh liat deh dia kaya nya ngeliatin kitaa" ujar salah satu siswa disana.

"iya dia ngeliatin kita" saut siswa lainnya.

"kok dia berani sih bawa mobil ke sekolah?"
"bukan nya peraturan sekolah ga ngebolehin yaa?"

perbincangan itu makin panas tanpa sadar laki laki yang sedang mereka perbincangkan sudah sampai di tangga lantai dua. sontak siswa siswi langsung sok sibuk dengan urusan nya masing masing.

BRAAAAAKKK!!!!

laki laki itu menabrak bahu lavanya.
"d-dia kan laki laki yang di omongin satu sekolah, serem banget" lirih anya dalam hati.

"M-maaf" ujar anya dengan gugup.

lavanya meneruskan langkah menuju kelas nya.

"tunggu" tangkas pria itu menyentuh pundak lavanya.

gadis itu mendelik ketakutan.
menggenggam erat dua roti yang ia beli di kantin barusan.

"ehh tolongin woyy, bisa mati tu si anya"
"yaampun anyaa...muka cantik lo bisa bonyok"
"aduh anya cantik ku...lari sekarang plis lari"

bisikan bisikan kecil dari para siswa disana seakan tau kelanjutan riwayat lavanya setelah berurusan dengan laki laki ini.

mahesa membalik pundak lavanya.
"siapa yang ngebolehin lo pergi?" tanya nya dengan nada penuh dendam.

"lo pikir minta maaf aja cukup?" ujar mahesa menatap tajam lavanya yang gemetar.

"apa nih?" mahesa merebut roti di genggaman lavanya. membuka dan memakan dengan rakus.

"ehhh itu titipan nya sofiee" ucap polos anya yang sedikit takut untuk merebut kembali roti itu.

mahesa melepehkan roti di mulut nya.
"lo punya dua?" merebut kasar satu lagi roti di genggaman lavanya.
"badan kurus kaya lo makan dua roti? rakus kek lo ga guna hidup!" mahesa membuang roti dari genggaman lavanya.

"itu peringatan buat lo biar lo ga nyentuh nyentuh gue sembarangan lagi!"
pria itu pergi tanpa merasa bersalah.

lavanya nampak geram, mematung dan tak berkutik.
"harga diri gue mau tarok di mana! gabisa di diemin ini" ujar nya dalam hati.

"tungguuuu!!!" pekik lavanya.

PLAAAANGGGGG!!!!!

"lo lupaa minum nya"
lavanya melempar sebotol minuman kaleng ke kepala mahesa.

"Looooo yaaaa!!!" ujar mahesa mendekat dan mencengkram erat kerah seragam lavanya.
tangan kanan nya siap memukul pipi mulus lavanya.

"Aaaaaaaa jangan pukul jangan pukul"
"Yaaampun kasian anyaa!!"
"aaaaa anya kan cewe jangan pukul dong!"
"jangan jangan! nanti anya ga cantik lagi gimana dong!!"

teriakan demi teriakan dari para siswa yang menyaksikan tragedi itu.

"mau cowo mau cewe! di mata gue sama aja!!"
ujar mahesa yang makin erat mencengkram kerah lavanya membuat gadis itu menjinjit dan tak menyentuh lantai.

Love Your EnemyWhere stories live. Discover now