Chapter 6

2K 244 17
                                    

⚠️⚠️ANDA BERADA DI ZONA BAHAYA YANG MUNGKIN MENYEBABKAN KETIDAK NYAMANAN BAGI BEBERAPA PEMBACA⚠️⚠️

.

Sudah hampir dua bulan sejak kejadian di rooftop Taehyung memutuskan untuk pergi dari rumah kakaknya, dan semenjak Taehyung tak tinggal di sana Jisoo menjadi lebih pendiam dan selalu diam di dalam kamarnya.

Di sekolah dia juga sering sekali di rundung oleh teman-temannya karena takut hari mereka sial, tapi Jisoo selalu diam karena ketika dia melapor kepada guru, tak ada satu pun yang membantu Jisoo.

Yang ada malah Jisoo yang di marahi dan tak dihiraukan, hari demi hari Jisoo lewati dengan hanya seorang diri.

Meskipun saat di rumah Yoona dan Eunjae sangat perhatian dan selalu memberikan kasih sayang layaknya pada putri mereka sendiri, tapi Jisoo nampak kosong, entah apa yang terjadi pada Jisoo akhir-akhir ini karena dia sendiri tak tahu.

Minju yang awalnya tak peduli dan selalu kesal saat melihat Jisoo, menjadi kesal ketika melihat Jisoo diganggu oleh teman-temannya, baik anak perempuan maupun anak laki-laki.

Meskipun ada rasa ingin menolong, tapi karena Minju yang memang mendalam rasa kesal pada Jisoo, jadi dia hanya diam saat melihat Jisoo diganggu.

"Jisoo-ya, Minju lupa membawa bekalnya, apa aku boleh minta tolong padamu untuk mengantarkan bekal ini pada nya?" Tanya Yoona saat Jisoo hendak berangkat sekolah.

Jisoo berpikir sejenak, lalu dia tersenyum dan mengangguk pelan, "Tidak merepotkanmu kan?" Tanya Yoona memastikan. Jisoo mengangguk.

"Ah, ini," ucap Yoona yang memberikan uang saku untuk Jisoo. Jisoo menggeleng, "Tidak usah Bibi, uang saku yang bibi kasih dua hari lalu masih ada," tolak Jisoo, "kalau begitu aku berangkat sekolah dulu." Lanjut Jisoo sambil tersenyum lalu pergi berangkat ke sekolahnya.

Saat di sekolah, dia tak melihat Minju sama sekali, jadi dia memutuskan untuk pulang dan memberitahukan jika dia tak melihat Minju di sekolah bahkan di kelasnya.

Saat di pertengahan jalan dia melihat Minju yang sedang berkumpul di ujung gang sepi dengan teman-teman yang sepertinya beberapa ada yang berbeda sekolah, Jisoo mendekati mereka.

"M-Minju-ya, apa kau merokok?"

Semua siswa yang berada di sana melihat ke arah Jisoo lalu menatap Minju yang kini menundukkan kepalanya malu, "Hei, Lee Minju, apa gadis pembawa sial ini adalah kekasihmu?" Ucapsalah seorang siswa yang memakai hoodi.

"Dia bukan keka-"

"Hei, jika kau memang suka dengan gadis lemah, aku sarankan kau berkencan dengan si culun kacamata itu, bukannya pembawa sial ini,"

Para siawa itu tertawa dan menepuk-nepuk punggung Minju yang masih menunduk malu bercampur dengan kesal, "Mi-Minju-ya, Bibi Yoona akan marah jika tahu kau merokok, itu juga tak baik untuk-"

"Apa kau bisa menutup mulutmu! Kau itu hanya orang luar yang tidak tahu apa-apa!" Teriak Minju, "Apa karena kau merokok, akhir-akhir ini kau jadi selalu batuk-batuk?"

"Diamlah!"

"Hei, Minju-ya, tenanglah ... Tapi jika di lihat-lihat dia cukup cantik juga,"

"Minju-ya, jika dia bukan kekasihmu apa kau tak keberatan jika kita 'memainkan'nya sedikit?"

Minju tak menjawab dan hanya memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Minju-ya ..."

"Baiklah pegangi dia,"

Salah satu siswa yang memakai hoodi memegang Jisoo dengan erat dan yang satu lagi membuka isi tas Jisoo.

Dia mengeluarkan buku-buku Jisoo dan peralatan tulis Jisoo, lalu dia mengeluarkan dua kotak bekal berwarna biru milik Jisoo dan Minju.

My Teacher | VSOO | ENDWhere stories live. Discover now