<TEGURAN

15 3 0
                                    

.... Happy Reading ....

~~~~

Sekarang, kedua pasang senior dan junior itu telah sampai di tempat tujuan mereka.

"Makasih ya kak" ujar Tia setelah turun dari motor yeonjun, sembari menyerahkan helm yang sebelumnya ia kenakan, pada kakak kelasnya itu.

Yeonjun menerima helm tersebut. Lalu tersenyum menatap junior nya. "Sama-sama"

"Mau mampir dulu nggak, kak?" Tawar Tia halus.

"Lain kali deh, kan kakak masih harus balik buat latihan renang," Balas Yeonjun, menolak ajakan Tia dengan lembut.

Tia hanya mengangguk paham. "Oh, iya, kalau gitu hati-hati ya kak"

"Ya udah, kakak duluan ya, bye!" Perlahan, Yeonjun mulai melajukan motor nya menjauhi pekarangan rumah Tia, dan kembali menuju sekolah tentunya.

Setalah presensi Yeonjun hilang dari pandangan Tia. Ia pun melangkah masuk ke dalam kediaman nya.

Tia membuka pintu rumahnya yang berwarna coklat. Menambah langkahnya untuk semakin masuk ke dalam rumah. "Tia pulang!" Seru gadis itu kemudian, sedikit lantang.

Hingga langkah Tia menginjak ruang keluarga. Matanya menangkap sosok sang ayah yang sedang fokus membaca lembaran koran.

Dan saat melihat kehadiran anak gadis nya. Ayah Tia lantas menyudahi kegiatan membaca nya, kemudian melipat koran yang ada pada genggaman beliau. Lalu meletakkan benda tersebut di meja dekat sofa yang tengah beliau duduki.

"Tia, sini," Pinta Surya, Ayah dari Tia.

Tia menurut, dan berangsur duduk di sebelah sang ayah. Gadis itu mengulurkan sebelah tangan nya pada sang ayah. Bermaksud meminta salam. Melihat hal tersebut, membuat ayah tersenyum, dan dengan senang hati, menerima uluran tangan sang anak.

"Bunda mana, yah?" Tanya gadis itu saat matanya menilik sekitar tapi tak menemukan sosok sang bunda.

Dan tepat setelah Tia bertanya. Sosok parubaya datang dari arah dapur sambil membawa secangkir kopi di tangannya. "Udah lama pulang nya, sayang?" Tanya Lila, bunda dari Tia.

Bunda duduk di sebelah anak gadisnya, setelah meletakkan secangkir kopi yang beliau bawa untuk sang suami di atas meja ruang keluarga.

"Tia baru aja pulang kok bun"

Bunda mengelus surai Tia sembari tersenyum hangat. "Ya udah, bersih-bersih gih"

Tia mengangguk lalu bangkit dari duduknya. "Ya udah. Tia ke atas dulu ya, bun, yah," Pamit Tia, kemudian mengecup dahi kedua orang tuanya bergantian.

====

Yeonjun berjalan dengan tergesa. Ia benar-benar telah terlambat tiga puluh menit dari jam latihan renang yang telah di tentukan.

Sampai di tempat yang lelaki itu tuju. Yaitu kolam renang indoor sekolah, tidak ada satu orang pun disana─ oh tidak juga, matanya menangkap seorang pembersih kolam renang yang sedang melakukan pekerjaan nya. Dirinya bisa di bilang cukup mengenal orang tersebut, karena sering bertemu saat dirinya selesai latihan renang.

Yeonjun memutuskan untuk menghampiri orang tersebut. "Pak baron," tegur nya sopan.

Yang merasa di tegur pun menoleh. "Eh nak yeonjun, kenapa nak?," Balas sang lawan bicara, tak kalah sopan nya.

"Bapak lihat coach Ali nggak? Sebelum Yeonjun ke sini?"

"Waduh! Kayaknya beliau udah pergi nak, saya sempat nggak sengaja lihat tadi di lorong waktu saya menuju kesini," Jawab pak Baron seadanya.

Yeonjun mengangguk paham, kemudian pamit berlalu dari sana."ahh gitu ya pak. Ya udah, kalau gitu Yeonjun pergi dulu ya pak, bapak semangat kerjanya!, Hehe"

"Iya nak Yeonjun, terima kasih, hati-hati juga!"

"Siap pak!" Yeonjun melangkah menjauh dari pak Baron. Sembari melangkah, dirinya juga sambil mengecek ponsel yang sedari tadi sama sekali tak ia buka.

Dan benar saja. Yeonjun mendapatkan rentetan pesan dari coach Ali melalui aplikasi WhatsApp.

Coach Ali

|Yeonjun, dimana kamu?
|Tidak biasanya kamu terlambat seperti ini, yeonjun.
|Saya sudah nunggu kamu 30 menit dari jam yang ditentukan. Karena saya masih ada urusan, jadi terpaksa latihan hari ini batal.
|Saya kecewa sama kamu yeonjun. Kamu bahkan tau saya orang yang disiplin bukan?
|Jadwal latihan hari ini terpaksa saya ganti besok. Mau tidak mau kamu harus datang. Saya butuh penjelasan, kenapa kamu terlambat.
|Dan jika hal ini terulang lagi, saya pastikan, jadwal latihan akan bertambah.
|Besok, Jam seperti biasa. Jangan terlambat!

Bodoh. Choi Yeonjun bodoh. Jika sudah begini, yang bisa di lakukannya hanyalah pasrah. Mau menolak? Sama dengan menambah masalah, tentu saja.

Yeonjun mendengus kasar. Langkahnya terus bertambah hingga dirinya tiba di parkiran sekolah. Memutuskan untuk kembali ke rumah, karena hari pun mulai menurunkan matahari dari permukaan.

~~~~











... Thanks For Reading...

VOTE & COMMENT

THANK YOU

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 17 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ꜰᴀʟʟᴀᴄɪᴏᴜꜱ || •𝐂𝐡𝐨𝐢 𝐘𝐞𝐨𝐧𝐣𝐮𝐧•Where stories live. Discover now