Bab 86 : Kerja Sama

Start from the beginning
                                    

"Yang Mulia." Wajah baik Ibu Suri mendapatkan beberapa garis serius dan dingin. Dia melemparkan tatapannya pada kaisar dan mengucapkan setiap kata dengan jelas, “Sebelum kamu mengatakan kata-kata seperti itu, apakah kamu sudah memikirkan alasannya? Sudahkah kamu merenungkan dirimu sendiri dalam beberapa tahun terakhir ini?”

Orang tua dan kakek-nenek mana yang tidak ingin menghargai anak dan cucu mereka sendiri?!

Ibu Suri benar-benar menyesal. Mereka seharusnya tidak memanjakan ibu kekaisarannya (permaisuri) saat itu. Dengan begitu kaisar tidak akan menjadi penguasa yang tidak mampu hari ini. Mungkin dia seharusnya tidak menutup mata terhadap tindakan Permaisuri Rong Xian. Kaisar Terdahulu hanya memiliki satu putra, yaitu Kaisar Chong Ming. Hanya dengan persainganlah yang bisa memungkinkan orang untuk menjadi dewasa dan tumbuh. Tanpa persaingan untuk tahta, kaisar saat ini menjadi tidak tahu dengan nilai statusnya. Memang, hal-hal yang mudah diperoleh tidaklah begitu dihargai.

Kaisar menolak untuk menerima kata-katanya dan berteriak, “Aku adalah kaisar! Seluruh Da Ya adalah milikku! Aku bisa melakukan apapun yang aku mau. Siapa yang berani mengkritikku? Bahkan kamu pun tidak bisa, Nenek!”

Setelah menyelesaikan kalimat ini, kaisar menghempaskan lengan jubahnya dengan marah dan meninggalkan Istana Ci Ming.

Ibu Suri memperhatikan sosoknya ketika dia pergi dengan marah dan tubuhnya sedikit bergoyang.

Bao Zhu dengan cepat pergi untuk mendukungnya. "Ibu Suri, hati-hati!"

Ibu Suri menggelengkan kepalanya. "Aku sudahtua. Aku tidak bisa lagi mengendalikannya. Sekarang, aku hanya bisa memberikan harapanku pada Jun Wang, jika tidak, cepat atau lambat pondasi leluhur kita akan hancur di tangannya.”

"Ibu Suri ..."

Ibu Suri menghentikannya. "Aku ingin beristirahat."

"Baik."

……

An Ziran tidak tahu apa yang terjadi di istana, tetapi setelah hari itu, tidak ada lagi gerakan dari sisi lain, dan tidak ada lagi wanita berbakat yang dimasukkan sebagai mata-mata ke Istana Kekaisaran Fu. Seolah-olah semuanya benar-benar berhenti.

Namun, dia sangat mengagumi keterbukaan pikiran Kaisar Terdahulu. Dia adalah seorang kaisar yang benar-benar mempertimbangkan kemakmuran dan kemunduran kerajaannya, dan tidak peduli apakah penerusnya adalah darahnya sendiri atau bukan. Di mata Kaisar Terdahulu, selama kaisar yang memerintah bermarga Fu, tidak masalah baginya siapa yang duduk di atas takhta.

Setelah kejadian itu, Bos Zhang dari Rumah Judi Feng Hua datang untuk mencarinya.

Keduanya bertemu di sebuah kedai teh. Fu Wutian memiliki urusan yang harus diselesaikan, jadi dia tidak menemani An Ziran kali ini. Hanya Shao Fei yang datang bersamanya.

Bos Zhang tiba lebih awal dan menginstruksikan pelayan untuk mengawasi An Ziran dan mengundang pemuda itu ke kamar pribadi di lantai dua ketika dia tiba. Penampilan An Ziran sangat khas, jadi setelah mendengar deskripsi Bos Zhang, pelayan itu dapat mengenali An Ziran secara sekilas, dan segera mengundang pemuda itu ke atas ke kamar pribadi.

“An Gongzi.”

Ketika Bos Zhang mendengar ketukan di pintu, dia segera membuka pintu. Itu adalah orang yang sudah dia tunggu-tunggu, tapi kali ini ada satu orang lagi yang terlihat seperti penjaga bersamanya. Dia hanya melihat dan langsung menarik pandangannya. Dalam hatinya dia menjadi semakin yakin bahwa An Ziran bukanlah orang yang sederhana.

"Bos Zhang." An Ziran mengangguk padanya sebagai salam.

Bos Zhang dengan cepat menyambutnya dan mengundangnya untuk duduk. “Gongzi, silakan duduk!”

[BL] The Big LandlordWhere stories live. Discover now