Heaven

8.8K 1K 92
                                    


Suara pertemuan jemari-jemari kasar dengan keyboard laptop mengisi hening sebuah kamar tidur dengan nuansa mewah.

Sudah hampir lima jam ia tak berpindah dari posisinya saat ini. Menghadap ke layar laptop dengan raut serius, di tangan kirinya ia menggenggam sebuah bolpoin hitam.

Banyak kertas berkas berserakan di atas lantai, di atasnya banyak sekali bekas coretan bolpoin, mengotori pemandangan saat hendak membaca kalimat-kalimat yang tercetak rapi atas kertas tersebut.

Sebuah bunyi lenguhan terdengar, membuat kegiatannya mengetik terhenti, melirik kearah atas ranjang sana, seorang gadis sedang tertidur pulas sambil meringkuk bak seorang bayi.

Helaan nafas terdengar, lalu tak selang lama seutas senyum tipis terpatri di wajahnya, wajah pemuda tersebut, Seo Seongeun.

“My beautiful-beautiful, [Name]..”

•••

“Lihat cowok itu! Tampan sekali!”

“Iya! Tapi- siapa cewek di sampingnya itu?”

“Pacarnya lah! Kau ini bodoh sekali untuk hal seumum ini!”

“Masak sih? Kayak bocil begitu?”

“Jangan bicara kuat-kuat, bodoh!”

“Memangnya kenapa..!”

Seongeun menggenggam tangan kekasihnya lembut lalu menatap manik [Eye color]-nya lekat, “Kau lelah?”

Dibalas dengan sebuah senyuman riang, “Tidak! Kan baru datang!”

[Full Name], gadis yang mengenakan dress pendek selutut berwarna biru muda itu mengedarkan matanya kesekitar antusias.

“Mau kemana dulu?”

[Name] mengerjap, “Huh?”

“Kau ingin kemana dulu?”

“Um.. kemana saja!”

“Oke..” Seongeun menarik lembut tangan gadis itu untuk mengikuti langkahnya, “Ke toko kue? Mau?”

“Mau!”

•••

Tak!

Tak!

Tak!

Tak!

“S-selamat siang, Tuan Seongeun! Suatu kehormatan bagi saya, anda datang kemari. Maaf saya tidak menyambut anda dengan baik.”

Seorang pria paruh baya berpipi chubby datang dengan tergopoh-gopoh, di sampingnya seorang wanita memakai rok span melotot kaget mendengar ucapan bosnya barusan.

“Tidak perlu berlebihan, aku datang sebagai orang biasa kemari.”

Seongeun berucap santai menanggapi, gadisnya menatapnya bingung, “Kau kenal bapak ini..?” bisik [Name] polos.

“Iya.” Seongeun tersenyum tipis menjawabnya.

“Oh..” [Name] melemparkan senyum sopan pada pria paruh baya ber-name tag Kang Woon itu.

“Saya akan sajikan menu terbaik kami, mohon ditunggu sebentar ya!”

[Name] tersenyum canggung, “Lalu? Red Velvet nya?”

“A-ah! Ya! Kami sajikan segera!”

Pria paruh baya itu langsung melesat pergi setelah berpamitan menuju ke dapur untuk menyiapkan menu terbaik di kafenya, ia turun tangan kali ini, karna ada Seongeun. Seorang yang sangat berpengaruh besar di bisnisnya.

[Name] melongo menatap kepergian bos pemilik kafe itu, “Bapak tadi sepertinya harus minum teh hangat, wajahnya pucat sekali.”

Seongeun mengulurkan tangannya menarik lembut dagu [Name] agar gadis itu menghadap kearahnya, gadis itu sontak menatapnya bingung.

“Look at me, don't look at him..”

Sedikit kaget, untuk pertama kalinya [Name] melihat sepasang manik hitam itu mengeluarkan tatapan tajam, seolah dengan jelas mengatakan bahwa miliknya adalah miliknya! Aura dominan terasa pekat.

Meneguk ludahnya susah payah, lalu mengangguk. [Name] menunduk lalu memainkan buku menu di atas meja.

“Sweety..”

“Me?” gumam [Name] tak mau ge-er.

“Yes. Are you scared of me?”

Netra seredup bulan itu langsung bertubrukan dengan manik Seongeun, “Nope.”

[Name] menggeleng, ia mengeluarkan senyumnya seperti biasa. “Kau kan tak menggigit.”

Senyum misterius mengambang di wajah Seongeun, “You sure?”

“Yeah..” [Name] menggaruk pipinya bingung, sedikit risih mendapatkan tatapan aneh dari pemuda di hadapannya saat ini, “What are we talking about?”































































“A heaven, baby.”

My Innocent Girl [Seo Seongeun X Reader]Where stories live. Discover now