Chapter 1

7K 454 4
                                    

⚠️⚠️ANDA BERADA DI ZONA BAHAYA YANG MUNGKIN MENYEBABKAN KETIDAK NYAMANAN BAGI BEBERAPA PEMBACA⚠️⚠️

.

Seorang gadis berusia 17 tahun terduduk lemas di lantai koridor rumah sakit dengan masih mengenakan seragam sekolahnya. Dia sungguh tidak menyangka jika musibah ini akan terjadi padanya.

Baru saja pagi tadi dia masih tertawa dan berbincang dengan kedua orang tuanya, namun siang hari dia di datangi oleh polisi yang mengatakan jika kedua orang tuanya mengalami kecelakaan.

Hatinya begitu hancur ketika mendengar itu, dia segera bergegas pergi ke rumah sakit dan menunggu hampir 3 jam di depan ruang operasi.

Namun dokter mengatakan jika kedua orang tuanya sudah tak bisa di selamatkan, kondisi kedua orang tuanya sangat parah dan juga banyak kehilangan darah.

Saat mendengar itu badannya lemas dan dia hanya bisa menangis sejadi-jadinya dengan hanya bisa melihat kedua orang tuanya yang terbujur kaku di atas ranjang di dalam ruangan yang bertuliskan 'Kamar Mayat'.

"Ayah ... Ibu ... Apa kalian sudah tidak mencintaiku lagi? Kenapa kalian tega meninggalkanku? Apa kalian sudah lelah denganku? Jika kalian bangun, aku akan menjadi lebih baik lagi ... Aku mohon bangunlah ... Ayah ... Ibu ...."

Tangis gadis itu pecah sambil memeluk tubuh kedua orang tuanya yang tertutupi oleh kain putih dengan bergantian.

Saat dia masih menangisi kedua orang tuanya, tiba-tiba polisi yang membawanya ke rumah sakit datang menghampirinya, mereka membawa gadis itu ke luar dari kamar mayat.

"Kami turut berduka cita atas meninggalnya kedua orang tuamu, tapi apa kau mempunyai sanak keluarga lain? Kami dan pihak rumah sakit harus meminta tanda tangan mereka untuk surat kematian kedua orang tuamu," ucap polisi itu.

Gadis itu tak langsung menjawab, dia terdiam sambil menatap pintu kamar mayat dengan air mata yang terus mengalir, "Nak-"

"Aku anak tunggal ... Aku tak punya kakak ataupun adik ... Aku hanya kedua orang tuaku ... Aku tak punya keluarga lain selain mereka ...." Tangis gadis itu yang membuat para polisi dan dokter yang ada di sana menghela napasnya.

Para polisi dan dokter yang ada di sana saling melirik satu sama lain lalu mengangguk, mereka menyodorkan sebuah kertas bertuliskan surat kematian dan surat administrasi.

"Kami tahu kau pasti sangat terpukul karena kepergian kedua orang tuamu, tapi karena kau tidak mempunyai saudara lain maka dengan terpaksa kau yang harus menandatangani kedua surat ini, agar kami bisa segera menguburkan kedua orang tuamu," ucap dokter yang tadi menangani operasi kedua orang tuanya.

Gadis itu mengambil surat-surat itu, namun saat dia melihat surat yang bertuliskan 'surat pembayaran dan administrasi' dia terkejut karena uang yang di butuhkan sangatlah besar.

"A-aku tak pu-punya uang sebanyak ini ...." Lirih gadis itu dengan sendu sambil melihat kembali ke pintu kamar mayat yang ada di depannya.

"Kau tidak usah khawatir, nama dari kedua orang tuamu terdaftar di perusahaan asuransi, jika terjadi sesuatu yang tak di inginkan pada kedua orang tuamu pihak asuransi yang akan menanggung biayanya, kau sebagai keluarganya juga akan mendapatkan tunjangan," jelas seorang dokter wanita dengan lembut.

Gadis itu tanpa berpikir panjang langsung menandatangani surat-surat itu lalu menyerahkan kembali pada polisi dan dokter.

Setelah mendapat surat-surat itu, para dokter yang menangani operasi kedua orang tuanya pergi, begitu juga dengan para polisi yang mengantarnya.

Namun, dokter wanita yang mengerti dengan kondisinya duduk di sampingnya, dia mengusap punggung gadis itu lalu mengeluarkan sesuatu dari saku jas dokternya dan memberikannya pada gadis itu.

My Teacher | VSOO | ENDWhere stories live. Discover now