2nd

31 5 0
                                    

Matanya mengerjap perlahan, kedua manik itu menatap hadapan nya. Manik biru laut dan dan manik hitam kecoklatan itu beradu tatap. Ah, situasi ini membuat Naviene menjadi gugup. Wajah Jerick saat baru terbangun benar-benar membuatnya malu. Ia sangat tampan, dan kekar. Pipinya memerah malu, tangan Jerick terulur untuk mengelus pipi si manis dengan lembut.

"Selamat pagi, Navie." Ucapnya disertai senyuman manis hingga matanya menyipit menjadi seperti bulan sabit.

"Selamat pagi juga, Jerick. Apa kah tidur mu nyenyak?"

Jerick berdehem singkat. Malamnya sungguh indah. Seirone-land tidak begitu buruk baginya. Batu-batu besar yang dimaksud oleh Naviene adalah puing-puing bangunan tua berwarna putih yang tua itu. Ia tertidur dengan alas dedaunan dan kain-kain yang Naviene temukan di dekat tepi pantai sebelum-sebelumnya. Bagian terpenting nya, ia terlelap dengan pelukan hangat dan lullaby nina bobo dari Naviene.

"Aku sangat bersemangat hari ini! Akhirnya aku punya teman lain selain Charlie hihi. Kamu tahu? Kamu adalah manusia yang pertama aku temui beberapa ratus tahun ini." Jelas nya.

Naviene mulai menggerakkan siripnya diatas pasir, ia kesulitan untuk turun dari batu nya. Jerick dengan sigap membantu, ia memapah badan Naviene.

"Terimakasih, Jerick!" Naviene melingkarkan tangan nya pada leher Jerick untuk berpegangan. Dari sini, Naviene bisa mendengar degupan jantung Jerick yang begitu cepat. "Dadamu berisik sekali, Jerick." Katanya.

Terkekeh pelan sebagai balasan. Ia menurunkan badan Naviene di dekat nya. Pepohonan unik terlihat, Jerick semakin penasaran apa yang ada di dalam pulau ini? Jerick masih melangkah masuk menuju hutan berwarna dan terang itu.

"Naviene, aku ingin mengenal lu lebih dalam." Ungkap Jerick.

"Tentu saja boleh, aku senang mempunyai teman baru. Disini sangat sepi huh." Mata nya mengerjap pelan. Kantuknya masih sangat terasa, Naviene menyenderkan kepalanya di bahu Jerick.

***

Jerick melangkah kan kakinya, menapakkan kaki nya dnegan hentakan kuat. Mengecek apakah ada lubang di jalan tersebut sebelum ia menggendong badan Naviene ke dekapan nya. Ini dia lakukan karena Naviene tidak bisa berjalan masuk ke hutan dengan keadaan nya yang mempunyai ekor duyung.

Surai biru laut itu tampak basah akan peluh, cuacanya sangat panas dan membakar hari ini. Naviene harap Jerick segera menemukan tempat untuk berteduh, karena sedari tadi ia hanya melihat bunga-bunga yang tertanam luas, pohon-pohon nya sangat sedikit. Bahkan ia tidak melihatnya. Ia mencoba meraih leher Jerick, "Apakah kau kehausan?"

Jerick mengangguk, ah iya dia tampak lelah dan kehausan. Naviene seketika menggerakkan tangan nya, dan cahaya dan kerlap kerlip biru memenuhi tubuh Jerick. Cahaya dan kerlap kerlip itu memutari badan Jerick seakan akan menghapus sesuatu dari badan nya. Naviene tersenyum, "Apakah kamu masih merasa haus dan lelah?"

"A-ah, bagaimana ini bisa terjadi? Aku bahkan tidak menelan satupun cairan. Ludahku bahkan tidak tertelan."

"Itu karena sihirku menghapus rasa haus dan lelahmu. Aku juga tidak tega pada mu, terlihat sangat letih karena terus menggendongku di tangan mu seperti ini..."

Jerick menggeleng.

"Tidak apa-apa. Bukan masalah besar, aku ingin terus menggendong mu terus seperti ini. Kau tampak mempesona."

Jerick memuji Naviene. Naviene memerah seketika, ia membuang mukanya. Ia merasa malu karena dipuji seperti itu.

Pandangan mereka kini tertuju pada hutan lebat di hadapan mereka. Dan, air terjun yang jatuh ke danau yang ada di bawahnya. Air nya jernih, dan wangi bunga-bungaan. Di sekitarnya tumbuh bunga bunga berwarna-warni dengan ukuran kecil, sedang, sampai besar pun ada. Naviene menunjuk ke arah air terjun itu, meminta Jerick menurunkan nya. Naviene meraih air yang kini berada di depan nya.

Terasa sangat sejuk dan menyegarkan. Ditambah dengan ikan ikan yang berenang di dalam danau. Naviene menoleh ke belakang nya dan tidak mendapati Jerick berada di belakang nya.

"J-jerick? Dimana kau?"

"Jerick!" Naviene berteriak memanggil Jerick yang menghilang tanpa ada suara.

"Hey, Navie aku disini!" Sontak Naviene dibuat terkejut. Jerick melompat dari batu tinggi yang berada di samping air terjun. Membuat air danau dibawahnya terciprat kemana-mana dan membuat Naviene basah.

Jerick terkekeh, ia menarik Naviene untuk ikut berenang dengan nya.

"Apakah aku bisa menghabiskan waktu denganmu disini, bersama?"

"Tentu, kau bisa!"

Jerick memetik salah satu bunga yang ada di pinggir danau. Warnanya pink bercampur dengan kuning yang lumayan kontras dengan rambut Naviene. Jerick tersenyum puas, ia meraih pundak Naviene.

Matanya membentuk sabit, sementara sang lawan bicara matanya berkilauan.

"Ah- matamu."

Naviene mengedipkan matanya beberapa kali. Lalu kilauan itu menghilang.

"Apakah kilauan itu muncul?" Naviene bertanya. Jerick mengangguk dengan semangat. "itu seperti berlian, dan indah. Ayo tunjukkan pada ku lagi, aku suka."

"Kau harus membuatku jatuh cinta lagi kalau seperti itu."

The Land ; NominWhere stories live. Discover now