𝐊 𝐚 𝐥 𝐨 𝐩 𝐬 𝐢 𝐚

42 3 0
                                    



Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.


Dilakoni oleh september, dilatari oleh ruangan khas bau infus dan obat, juga keping waktu dua insan kian berkurang tiap tahunnya. 


Kau ditarik nalar beradu debat jawaban paling benar. Nyeri juga terasa berargumen dan nihil jalan keluar. Meringis sebab janggal hati, pula tempat lainnya. Bukannya dunia tidak peduli, hanya saja kau terlalu cepat menangkap pedih. Tidak menyadari jika seseorang terus menepuk semangat untuknya.

🦋

Anak tangga terpuncak kau duduki, penat pikiran tak terkendali. Beruntung sunyi—temu kawasan jarang dilalui—dan rembulan menemani. Etanol mencicipi penciuman. Gubahan puspa berarti derita turut serta gentayangan. Sanubarimu mati terikat suram. Dipeluk erat tubuhmu, dibagi hangat kesakitan.

🦋

Lama dikejar masa, kau masih bermuram diri. Putus asa jadi sejawat, siapa lagi yang akan tiba? Warsa demi warsa menertawakan, sebab hidup sebagai tokoh penyakitan. Menyantap bagian-bagian suka cita disisakan rodra. Bergenggaman tangan, keduanya memohon pada cakrawala agar menyembuhkanmu—mereka.

🦋

Ornamen nuansa gelap kau koyak. Mereka seakan bergunjing, menghunus tatapan benci, tentang kau yang sakit. Mereka juga sakit nurani. Tiba-tiba pipimu ditangkup, hangat tangannya. Kau tahu dia, sang nona, cendayam iras pula perangainya. Sekala menampil senyum, jua manik hazel jelita kadang kala bak menyembuhkan kesukaranmu. Namun dia pernah berkata tidak lagi bebas. 

🦋 

Pelipur bagimu hadir sementara, pada masanya justru menghindar lalu hilang. Yang kekal hanya gundah, selainnya singgah. Tidak masalah, sang nona yaum ini masih mengunjungi. Dikunjungi balik malah menolak. Banyak yang tidak kau ketahui perihalnya, penuh rahasia. Ia meyakinkan untuk memberimu dunianya, nona mengulur kelingking.

🦋

September seakan mengutukmu. Kembali ke rumah sakit ialah hal termenyebalkan seumur hidup. Meski teringat dapat bersua lagi dengan nona, kau lebih memilih untuk hidup menggandeng semesta. Senyum itu tidak menyapamu. Suatu ketika hendak ke sebelah—bilik inap nona, nomornya empat puluh dua—tetapi dihadang. Sempat kau intip, banyak selang menempel tubuh mungilnya.

🦋

Insan-insan kerap terselap dosa mereka. Dan kau, salah satunya, menyihir langit agar diberkati. Obat-obat berbagai jenis sekali lahap. Terasa sakit, tapi kau nikmati. Serta suara caci maki di sekeliling kamar hampa jelas kau dengar. Puspa makna kematian serta mengelilimu. Meminta tolong pada sunyi hanyalah sia-sia. Lalu kemana perginya?

🦋

Angin semilir menyejukkan dedaunan kering. Terbangun dari tidur panjang, terus menyebut satu nama yang terlintas kali pertama. Sekeliling yang khawatir mengerutkan dahi. Panik mengambil alih dirimu, dilanda kebingungan. Anak perempuan itu berwarsa-warsa tinggal di sini, anak itu selalu menggenggam tanganmu, anak perempuan itu memberikan dunianya padamu. Berakhir tertinggal di negeri fana. Tiga tahun perdana kau dilarikan ke rumah sakit, pasien ruangan empat puluh dua dinyatakan meninggal sebab alzheimer telah kronis.

Jikalau dapat, kau ingin kembali pada delusi, meski lebih banyak perih. Demi sang nona, Mikajima Nori

End

🎉 𝐊𝐚𝐥𝐨𝐩𝐬𝐢𝐚 ‖ 𝐘𝐚𝐦𝐚𝐳𝐚𝐤𝐢 𝐒𝐨𝐮𝐬𝐮𝐤𝐞 𝐱 𝐎𝐂 ✔ hikayesini okumayı bitirdin 🎉
𝐊𝐚𝐥𝐨𝐩𝐬𝐢𝐚 ‖ 𝐘𝐚𝐦𝐚𝐳𝐚𝐤𝐢 𝐒𝐨𝐮𝐬𝐮𝐤𝐞 𝐱 𝐎𝐂 ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin