O1 : Rindu dan Tawa

2.2K 511 89
                                    

Rindu mengigit penutup pulpen miliknya lalu menoleh ke arah Saga dengan pandangan yang cukup membuat sang objek tatap risih, Rindu sedang berperang dengan batin tentang pernyataan hati yang haruskah ia ucap atau telan mentah-mentah untuk hari ini

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Rindu mengigit penutup pulpen miliknya lalu menoleh ke arah Saga dengan pandangan yang cukup membuat sang objek tatap risih, Rindu sedang berperang dengan batin tentang pernyataan hati yang haruskah ia ucap atau telan mentah-mentah untuk hari ini.

"kenapa sih?" tegur Saga malas seraya menutup buku besar ekonominya.

yang ditanya mengigit bibir, membuat Saga mengerutkan alisnya heran. biasanya kalau seperti ini, Rindu memiliki hal yang sangat sulit untuk ia jabarkan maka menunggu adalah satu-satunya kegiatan yang bisa Saga lakukan untuk sekarang.

"kamu tau—" kata Rindu bersuara.

Saga menggeleng, "enggak?"

memang ia tak tau karena Rindu tak memberi tahu, "emangnya ada apa?" tanyanya pagi.

Rindu menggeleng, menghela napas keras lalu menelungkupkan wajah pada lipatan tangan, "aku kayaknya jatuh cinta" bisiknya pelan.

telinga Saga bergerak kecil, oh teman sabaya yang selalu enggan untuk berkencan kini telah jatuh cinta. ini sebuah kejadian langka maka haruskah Saga membuat sebuah pesta perayaan besar untuk Rindu.

"siapa manusia yang kurang beruntung itu?" tanya Saga heran.

Rindu duduk tegap dengan sekali sentakan dan melotot ganas, "enak aja! siapapun yang aku sukai itu sosok yang BERUNTUNG!" katanya penuh tekanan.

"gak beruntung soalnya kamu itu payah dalam urusan cinta-cintaan!" sanggah Saga seraya bersender pada kursi.

sosok coklat mendengus seraya membuang muka ke jendela lalu sedikit terpana saat Semesta lewat dengan segerombolan teman-temannya, ah mungkin baru selesai pelajaran komputer bisiknya pelan dalam hati.

tubuh tinggi itu hari ini dibaluti oleh jaket baseball berwarna hijau, mengingat hujan sempat turun tadi pagi. Semesta tertawa lepas bersama teman-temannya dan Rindu jelas merasakan getaran aneh itu lagi pada dada kirinya. Semesta benar-benar dipahat dan dianugerahi banyak hal-hal baik dan Rindu jatuh cinta.

matanya masih sibuk memandang dalam lamunan sampai tak sadar jika Semesta menoleh ke arahnya, membuat beberapa anak kebingungan dengan dua insan yang saling tatap. padahal, Rindu benar-benar tak perasaan akan tatapan itu.

"heh!" tegur Saga sembari menepak lengan Rindu yang membuat sang empu menjengit dan menoleh.

"kenapa?" tanya-nya heran.

Saga mendengus, "kamu ini, kenapa hobi banget melamun sekarang?"

"ah masa sih?" katanya pelan.

cowok dengan pipi gembul itu merotasi mata malas, "kamu kenapa tatapan sama semesta?" tanya-nya heran.

Rindu mengernyit, "Semesta?"

"iya Semesta dari kelas sebelah, masa gak tau sih? yang ganteng itu" kata Saga semangat.

Semesta, Aku RinduDove le storie prendono vita. Scoprilo ora