"Maafkan Renjun, Tuan Na." Chanyeol kembali duduk di kursi dan makan malam berjalan tanpa Renjun, mereka sedang membicarakan tentang perusahaan dan kemajuan pasar pesaing.
Dalam segi umur, Tuan Na jauh lebih muda dari ayah Renjun. Namun dalam segi jabatan dan pekerjaan, Tuan Na meraih gelar orang muda terkaya di Korea Selatan. Itu sebabnya ayah Renjun berhati-hati dan marah ketika anaknya menganggap remeh perjodohan ini, siapa yang tidak ingin anaknya menikah dan berbahagia dengan orang kaya? Semuanya pasti menginginkan kesejahteraan. Saat Tuan Na tertarik dengan Renjun, Chanyeol langsung menyetujuinya.
Tuan Na meletakkan garpunya begitu selesai dengan hidangan, "Sepertinya Renjun senang bermain-main." Pungkasnya.
Chanyeol tidak berani menjawab dan hanya memasang senyum sembari mengunyah steaknya, takut bila salah berbicara akan mengakibatkan semuanya gagal.
"Wajar bagi seseorang yang masih duduk di bangku sekolah, bolehkah aku mengurusnya secara pribadi untuk bertemu dengan Renjun?" tanya Tuan Na, "Aku berjanji tidak akan menyakitinya." Ujar Tuan Na saat melihat ibu Renjun sedikit takut.
Kedua orang tua Renjun sepakat untuk membiarkan Jaemin- Tuan Na, mengurusnya. Makan malam sudah selesai dan Jaemin langsung pamit karena banyak tugas yang harus diselesaikan termasuk mencari keberadaan Renjun, belum bertemu sudah membuatnya habis kesabaran.
Renjun tidak bodoh, dirinya tahu bahwa orang tuanya akan membekukan kartu kreditnya. Hanya saja mereka kalah cepat dengan dirinya, setelah menarik habis uang yang ada di rekeningnya, Renjun menyewa losmen untuk tidur sementara hingga esok. Dirinya lelah karena berlari seharian menghindari kejaran bodyguard ayahnya. Orang tuanya benar-benar gila! Renjun check out pagi-pagi buta menghindari kejaran bodyguard yang memaksa masuk ke dalam losmen.
Dirinya berlari secepat mungkin dan menyelinap agar tidak tertangkap, bersyukurlah dirinya kecil sehingga melewati celah kecil pun tidak masalah. Ada yang aneh saat Renjun berlari ke sebuah lokasi perbelanjaan, sangat sepi dan hampir tidak ada pengunjung. Padahal ini bukan hari libur dimana semua toko bisa tutup dan meliburkan diri. Renjun bersembunyi dibalik salah satu etalase saat mendengar teriakan salah satu bodyguard, ini menyeramkan!
Berani sumpah ini menyeramkan, Renjun mengutuk dirinya karena berani bermain-main dengan seorang Na Jaemin yang tidak lain adalah kandidat calon suaminya.
"Aku melihat jejak kaki." Seseorang bersuara, "DISANA!"
Renjun berlari sekuat tenaga saat salah satu bodyguard melihatnya, tenaganya sudah habis terkuras untuk berlari pagi ini. Bahkan dirinya tidak sempat untuk membersihkan diri dan langsung melompat dari jendela kamar losmen. Renjun berlari dan melompat menuju ke area perbelanjaan bagian bawah, kenapa sangat sepi. Rasanya seperti sudah diatur untuk menjebak dirinya.
BRAK!!
Renjun menabrak seseorang, laki-laki dengan perawakan tinggi tegas dan menyeramkan. Tangan kanannya dicengkram kuat oleh laki-laki itu, Renjun benar-benar tidak bisa berkutik saat kedua bodyguard yang mengejarnya datang dan melaporkan bahwa tugas mereka selesai. Artinya laki-laki ini adalah kandidat calon suaminya.
"Jangan!" Renjun merosot dalam pelukan laki-laki itu saat jarum suntik terlihat dihadapannya, "Aku alergi jarum suntik."
"Kalau begitu jangan memberontak dan jadilah rubah penurut." Suara baritone itu menguasai indra pendengaran Renjun yang direspon begitu cepat dengan anggukan.
Dirinya meringkuk didalam mobil sembari menikmati usapan dari calon suaminya itu, Haechan berbohong bila suaminya adalah orang tua berbadan gendut, yang muncul justru pangeran bermobil limousin dengan wajah tampan dan dada bidang. Apa Renjun diperbolehkan jatuh cinta? Dia mengantuk.
Rincing besi terdengar saat dirinya bangun dari tidur, matanya sangat gelap walau sudah berusaha untuk menatap sekitar.
"Sudah bangun?" bulu kuduknya berdiri saat suara itu terdengar.
"HAKHHH!!" perutnya panas, sesuatu dengan cepat menyapa permukaan kulitnya.
Jaemin mencambuk perut dan paha Renjun beberapa kali, "Ini hukuman untuk rubah kecil yang berani mengelabuhiku dengan cara murahan."
CTAS!
"Lain kali..."
CTAS!
"Bermainlah..."
CTAS!
"Dengan cara yang lebih anggun, Na Renjun." Bayangan kain yang menutupi mata Renjun semakin menggelap.
"A-aahhh~" sentuhannya cukup memabukkan pada bekas luka yang baru saja ditorehkan.
Anggap saja Renjun gila karena menikmati sentuhan-sentuhan kecil dari calon suaminya ini, kakinya terbuka lebar mempersilakannya untuk masuk dan menyusul kenikmatan malam pertama sebelum menikah.
kapten's
Bukan ini yang kapten mau, tapi karena ke kejar jadwal update jadi kaya gini. Nanti kalo udah fit kapten update semua work. Sorry, ya?
YOU ARE READING
IF 🔞 - JAEMREN
FanfictionHanya tentang kata 'Jika' antara Renjun dan Jaemin. Warn : stfu if y'r a homophobic
If Jaemin is a Hot Husband Candidate
Start from the beginning
